100 Hari Kerja: Janji Gubernur Pramono Anung Terpenuhi?

Admin

11/06/2025

4
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan bahwa hampir seluruh janji kampanye telah terealisasi dalam 100 hari kerjanya.

Sebagai informasi, tepat pada hari Jumat, 31 Mei 2025 lalu, Pramono Anung telah mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta selama 100 hari.

"Pada hari ini, tepatnya tanggal 3 Juni, saya merasa sangat bersyukur karena hari ini adalah 100 hari lebih sedikit, tepatnya satu hari lebih, saya menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta," ungkap Pramono Anung pada hari Selasa (3/6/2025).

"Dan Alhamdulillah, apa yang menjadi janji-janji politik saya, yang tidak terlalu banyak, InsyaAllah hampir seluruhnya dapat saya penuhi," lanjutnya.

Menurut penuturannya, program percepatan (quick wins) yang telah diimplementasikan mencakup peningkatan kuota Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU), serta program pemutihan ijazah yang sebelumnya ditahan oleh pihak sekolah.

"Terutama yang berkaitan dengan Kartu Jakarta Pintar, telah terdistribusikan sebanyak 707.622 kartu, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul sebanyak 16.979 kartu, dan pada hari ini, program pemutihan ijazah telah berhasil memutihkan sebanyak 1.315 ijazah," jelas Gubernur Jakarta, Pramono Anung.

Beliau berharap, program penebusan ijazah yang tertahan di sekolah dapat terselesaikan pada tahun 2025, meskipun masih terdapat sisa sekitar 6.000 lebih ijazah.

"Sudah ada sebanyak 1.315 ijazah yang telah berhasil diputihkan," ujar Pramono saat acara penyerahan bantuan pemutihan ijazah tahap ketiga di SMK Miftahul Falah Jakarta Selatan, seperti dilansir oleh Antara.

Dalam program pemutihan ijazah tersebut, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Baznas Bazis untuk menyerahkan sebanyak 827 ijazah dari jenjang SMP dan SMK.

Pramono menyatakan, program pemutihan ijazah ini diharapkan dapat tuntas pada tahun 2025, dengan sisa ijazah yang masih tertahan diperkirakan sekitar 6.000 lebih.

"Untuk penyelesaiannya, mudah-mudahan di tahun 2025 ini," tuturnya.

Pramono Anung menambahkan, ijazah yang termasuk dalam program pemutihan ini sudah lama tertahan di sekolah, bahkan ada yang hampir tujuh tahun, dan kini baru dapat diambil.

"Pemutihan ijazah ini merupakan bagian dari program 100 hari kerja pertama dan juga merupakan janji politik saat kampanye Pemilihan Gubernur DKI Jakarta," tegas Pramono.

Sementara itu, hasil Survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukkan bahwa baru 60 persen warga Jakarta yang menyatakan kepuasan terhadap kinerja kepala daerah mereka, Pramono Anung dan Rano Karno, dalam 100 hari kerja pertama. Ini mengindikasikan bahwa masih banyak warga Jakarta yang belum merasa puas dengan kinerja Pram-Rano.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur (Wagub) Jakarta, Rano Karno, tidak terlalu mempermasalahkannya. Menurutnya, kinerja dalam 100 hari pertama memang tidak menyasar seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu, wajar jika sebagian besar mengaku belum puas.

Namun demikian, Rano mengklaim bahwa fondasi yang kuat telah dibangun dalam 100 hari pertama masa kerjanya. Salah satunya adalah mengatasi ketimpangan atau disparitas ekonomi.

"Kita memang tidak mengubah visi besar, kita tidak mengubah Jakarta dengan melebarkan jalannya atau membangun gedung dan sebagainya, tidak. Tapi lebih kepada apa yang sering dibicarakan Pak Gubernur, yaitu disparitas di Jakarta ini cenderung kaya dan miskin terlalu jomplang. Misalnya, yang paling mendasar adalah hampir 6 ribu sekian ijazah anak-anak kita tidak terambil karena masalah ekonomi. Itu kan simpel, tapi kita lakukan itu," jelasnya di Kompleks Balai Kota Jakarta, Senin 2 Juni 2025.

"Kemudian KJP dari 500 ribu sampai 700 ribu sekian memang tidak kolosal, kita hanya menguatkan pondasi saja," imbuh Wagub Rano Karno.

Rano menambahkan, hal sederhana namun mendasar lainnya sebagai fondasi adalah pembaruan pada aplikasi JAKI. Mengingat fungsinya yang krusial untuk berbagai keperluan, fitur di JAKI kini dipastikan lebih lengkap.

"Kemarin kita meng-upgrade JAKI karena kepentingannya semakin banyak, seperti ambulans dan segala macam. Artinya, kita tidak membuat bangunan mewah, tidak, tapi penyusunan lima tahun ini kita membangun," kata Rano.

Rano mengakui, hanya ada 40 program dari sekian banyak agenda yang hendak dikerjakan selama lima tahun. Namun, 40 program tersebutlah yang dipastikan akan menjadi fondasi untuk lima tahun mendatang.

"Untuk 100 hari hanya 40 program, bukan yang besar-besar, melainkan yang paling mendasar," pungkas Rano.

Sebagai informasi, seperti dikutip dari Antara, 40 program tersebut dinamakan “Quick Wins” oleh Pramono-Rano. Diketahui, 40 program itu dibedakan menjadi 3 kategori yaitu: