JAKARTA, MasterV – Pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-4 Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA), yang jatuh pada Minggu (1/6/2025), Agus Jabo Priyono kembali dipercaya untuk mengemban amanah sebagai ketua umum partai tersebut. Penunjukan ini semakin menegaskan posisinya dalam partai.
Memang, PRIMA tergolong partai yang relatif baru. Akan tetapi, Agus Jabo bukanlah sosok pendatang baru dalam dinamika perpolitikan nasional. Ia telah lama berkiprah di dunia politik, jauh sebelum menduduki jabatan di pemerintahan.
Perjalanan politiknya telah dimulai jauh sebelum ia bergabung dengan kabinet.
Profil Agus Jabo
Agus Jabo dilahirkan di Magelang pada tanggal 16 Mei 1969. Ia menyelesaikan pendidikan S1-nya di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Seperti yang dilansir dari situs resmi Partai PRIMA, Agus Jabo mengawali keterlibatannya dalam dunia pergerakan dengan menjadi kader Pelajar Islam Indonesia (PII) sejak masih duduk di bangku SMA.
Semangat perjuangannya sebagai kader PII terus berlanjut hingga ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah.
Pada masa perkuliahannya, Agus Jabo bersama rekan-rekan seperjuangannya mendirikan Partai Rakyat Demokrasi (PRD). Partai ini aktif dalam gerakan reformasi yang berhasil menggulingkan rezim Soeharto pada tahun 1996.
Keanggotaan PRD didominasi oleh mahasiswa dan aktivis dari berbagai elemen masyarakat yang menentang pemerintahan otoriter Soeharto.
PRD, yang didirikan oleh Agus Jabo dan rekan-rekannya, turut serta dalam Pemilu 1999.
Pemilu ini menjadi momentum pesta demokrasi nasional pertama yang terbuka dan berlangsung secara demokratis setelah tumbangnya rezim Orde Baru.
Setelah itu, PRD tidak lagi berpartisipasi dalam pemilu-pemilu berikutnya.
Namun, perjalanan politik Agus Jabo tidak berhenti sampai di situ.
Pada tahun 2021, Agus Jabo bersama jajaran pengurus pusat PRD mendeklarasikan pembentukan partai baru, yaitu Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA).
Partai PRIMA diharapkan dapat menjadi wadah bagi aspirasi masyarakat kecil dan kaum yang terpinggirkan, dengan mengusung visi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan.
Mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024
Di bawah kepemimpinan Agus Jabo, PRIMA berupaya memainkan peran strategis dalam konstelasi politik nasional, khususnya dalam kontestasi Pemilu 2024.
Partai PRIMA secara resmi memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam Pemilihan Presiden 2024.
Dalam pengumuman susunan Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Agus Jabo dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Wakil Menteri Sosial (Wamensos).
Pada perayaan Harlah PRIMA baru-baru ini, Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro sempat menyinggung perihal keberuntungan yang dialami oleh Partai Prima.
Hal ini dikarenakan Prima tidak turut serta dalam kompetisi Pemilu 2024, namun justru memiliki peran dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Juri menyoroti fakta bahwa Agus Jabo, yang berasal dari partai non-parlemen, menduduki posisi penting di pemerintahan.
Juri kemudian menyebutkan sejumlah nama anggota dan simpatisan Prima yang saat ini berada di dalam pemerintahan.
“Ketua umumnya (Agus Jabo) menjabat sebagai wakil menteri Sosial, menduduki kursi pemerintahan. Simpatisan partai ini banyak sekali di pemerintahan. Ada Bung Mugi (Wamen HAM), Bung Pigai (Menteri HAM), Bung Nezar (Wamenkomdigi), Bung Budiman (Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan), Bung Faisol Riza (Wamenperin),” ungkap Juri.
“Ternyata yang berkuasa sekarang ini bukan cuma Gerindra, tapi juga Partai Prima. Mungkin kalau dicari di belahan dunia mana pun, partai yang tidak ikut pemilu (tapi) ikut berkuasa, mungkin hanya ada di sini,” lanjutnya.
Menurut Juri, fenomena unik yang dialami Prima, di mana partai tersebut memiliki banyak representasi di pemerintahan meskipun tidak ikut serta dalam pemilu, perlu dicatat dalam sejarah politik Indonesia.
Ia kemudian mengajak semua pihak yang berpartisipasi dalam pemilu untuk menghitung besaran modal dan kerumitan yang harus mereka hadapi dalam berjuang demi meraih kekuasaan.
“Ini patut ditulis dalam sejarah politik Indonesia. Partai tidak ikut pemilu, tapi ikut berkuasa. Bayangkan kalau kalkulasi teman-teman dipakai, berapa modal ikut pemilu, berapa pusing kita dapatkan. Maka partai paling beruntung di dunia ini sekarang adalah Partai Prima,” tegas Juri.