Kecerdasan buatan, atau yang lebih dikenal dengan AI, diprediksi dapat menggantikan separuh dari posisi pekerjaan kerah putih tingkat pemula, sebuah fakta yang tentu saja berdampak pada penghasilan. Setidaknya, inilah proyeksi yang disampaikan oleh Dario Amodei, pendiri perusahaan AI terkemuka, Anthropic.
Amodei berpendapat bahwa AI, seperti yang tengah dikembangkan oleh perusahaannya, memiliki potensi untuk menghadirkan kemungkinan-kemungkinan baru yang luar biasa bagi dunia, dengan konsekuensi baik positif maupun negatif. Salah satu dampak yang perlu diwaspadai adalah potensi terjadinya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih besar.
Ramalan Amodei mengenai krisis PHK ini akan berlangsung secara bertahap. Awalnya, perusahaan-perusahaan besar seperti OpenAI, Google, dan Anthropic akan berlomba-lomba untuk menciptakan model bahasa besar (LLM) yang mampu menandingi, bahkan melampaui, kemampuan manusia dalam berbagai tugas.
Namun, saat perkembangan ini terjadi, diperkirakan pemerintah belum akan mengambil tindakan signifikan untuk mengatur perkembangan AI atau memberikan peringatan kepada masyarakat. Akibatnya, pekerja pada umumnya mungkin belum menyadari betapa pesatnya kekuatan AI berkembang dan ancamannya terhadap stabilitas pekerjaan mereka.
Perubahan mendadak dapat terjadi, di mana bisnis secara massal beralih dan menggantikan tenaga manusia dengan LLM. "Masyarakat akan baru menyadarinya ketika semuanya sudah terlambat," ungkap Amodei, seperti yang dikutip oleh detikINET dari sumber Liputanku.
"Sebagai pihak yang mengembangkan teknologi ini, kami memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk menyampaikan informasi yang jujur mengenai apa yang akan terjadi. Saya khawatir hal ini belum menjadi perhatian utama banyak orang," tambahnya.
Amodei memperkirakan bahwa AI berpotensi menghilangkan hingga 50% pekerjaan kerah putih tingkat pemula dalam kurun waktu lima tahun ke depan, yang berpotensi menyebabkan lonjakan angka pengangguran hingga mencapai 10-20%.
Sebelumnya, ia juga pernah menyampaikan ramalan bahwa AI pada akhirnya akan memungkinkan satu orang saja untuk mengelola perusahaan bernilai miliaran dolar pada tahun 2026. Ini mengimplikasikan bahwa AI akan membuat kebutuhan akan tim besar menjadi usang.
Penghapusan massal berbagai peran, terutama pada tingkatan pemula, tampaknya sudah di depan mata. Hal ini mengindikasikan bahwa para pekerja di posisi tersebut perlu meningkatkan keterampilan dan relevansi mereka. Mereka harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan besar yang akan, atau bahkan telah, dipicu oleh AI dalam beberapa sektor.
Mengenai sektor industri mana saja yang berpotensi terkena dampak signifikan dari perkembangan AI, Amodei memprediksi bahwa PHK mengintai para karyawan di bidang teknologi, keuangan, hukum, dan konsultasi, dalam rentang waktu 1 hingga 5 tahun mendatang.