AI Tiru Suara Artis: Bahaya & Nasib Industri Musik?

Admin

22/06/2025

2
Min Read

Kecerdasan Buatan (AI) semakin mumpuni dalam meniru suara, bahkan mampu meniru suara penyanyi hingga aktor dan aktris. Hal ini tentu menimbulkan potensi dampak negatif. Kreasi musik yang dihasilkan oleh AI telah memicu perdebatan mengenai hak cipta vokal, khususnya dalam industri musik, dan berpotensi mengancam mata pencaharian para seniman.

Walaupun belum ada regulasi yang jelas, berbagai platform musik mulai menerapkan pembatasan terhadap kloning suara. Sebagai contoh, lagu yang dihasilkan dari kloning suara Drake dan The Weeknd sempat viral, namun kemudian dihapus oleh Spotify, Deezer, dan Apple Music.

Mengingat teknologi ini masih relatif baru, masih ada kesempatan untuk mengembangkan undang-undang yang melindungi karya para musisi. Akan tetapi, regulasinya tidak sederhana. Menentukan pihak yang berhak menerima royalti dari setiap ciptaan, ketika AI terlibat, bukanlah perkara mudah.

Baru-baru ini, Celine Dion, penyanyi kenamaan asal Kanada, menyampaikan kekesalannya karena suaranya dikloning. Melalui media sosial, ia memperingatkan para penggemarnya bahwa sejumlah oknum pencipta musik yang tidak bertanggung jawab menggunakan AI untuk membuat lagu palsu yang meniru suaranya.

“Kami telah mengetahui bahwa musik yang dihasilkan oleh AI secara tidak sah, yang mengklaim menampilkan musik Celine Dion, serta nama dan citranya, saat ini beredar secara daring dan di berbagai Penyedia Layanan Digital,” demikian pernyataan yang disampaikan melalui akun Instagram resminya.

“Perlu diperhatikan bahwa rekaman-rekaman ini adalah palsu dan tidak disetujui, serta bukan merupakan bagian dari diskografi resmi Celine Dion,” tambahnya, seperti yang dikutip oleh detikINET dari Toronto Sun.

Peringatan yang disampaikan Celine Dion kepada para pendengar mengenai lagu-lagu yang dihasilkan AI tanpa izin muncul setelah beberapa nama besar lainnya di industri musik turut menyampaikan peringatan kepada para penggemar mengenai potensi bahaya tersebut.

Tahun lalu, Stevie Wonder, Miranda Lambert, Billie Eilish, Nicki Minaj, Peter Frampton, Katy Perry, Smokey Robinson, J Balvin, dan banyak lagi, menyerukan kepada perusahaan teknologi AI, pengembang, platform, layanan musik digital, dan platform lainnya untuk menghentikan penggunaan AI yang melanggar dan merendahkan hak-hak seniman manusia.

“Serangan terhadap kreativitas manusia ini harus dihentikan,” demikian bunyi surat yang ditandatangani oleh lebih dari 200 seniman. “Kita harus melindungi diri kita sendiri dari penggunaan AI yang kejam untuk mencuri suara dan citra seniman profesional, melanggar hak-hak kreator, dan menghancurkan ekosistem musik.”

Aktris Scarlett Johansson juga mengkritik “penyalahgunaan AI” setelah video *deepfake* dirinya dan sejumlah selebritas lain, yang dibuat dengan AI, sempat beredar luas di media sosial.

Video: Duolingo Bakal Adopsi AI untuk Gantikan Pekerja Kontrak

Video: Duolingo Bakal Adopsi AI untuk Gantikan Pekerja Kontrak