JAKARTA, MasterV – Pemerintah Indonesia telah mencapai serangkaian kesepakatan krusial dalam perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak Airlangga Hartarto, menyampaikan bahwa status terkini dari pertemuan tersebut menunjukkan teks perundingan telah rampung sepenuhnya.
"Pertemuan ini mencerminkan komitmen yang kuat dari Pemerintah Indonesia untuk menuntaskan perundingan dengan negara-negara mitra strategis dan potensial," demikian penjelasannya dalam konferensi pers yang membahas perkembangan negosiasi Indonesia EU CEPA, pada hari Sabtu (7/6/2025).
ekon.go.id Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan Chili, Claudia Sanhueza, di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (Ministerial Council Meeting/MCM) OECD 2025 di Paris, Selasa (3/6/2025).
Beliau memerinci, setelah perundingan ini berlaku dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang, hampir 80 persen barang ekspor dari Indonesia akan menikmati tarif bea masuk nol persen.
Lebih lanjut, Uni Eropa pun telah menyetujui berbagai sektor kunci, termasuk pengembangan energi terbarukan, produk dari industri padat karya, serta komoditas unggulan seperti minyak kelapa sawit dan produk perikanan.
Sebaliknya, Uni Eropa memberikan fokus pada sejumlah isu penting, meliputi pembahasan mendalam mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), sektor otomotif, _critical mineral_, serta berbagai fasilitas yang berpotensi diperoleh saat melakukan investasi.
"Secara prinsip, kesepakatan ini telah disetujui oleh kedua belah pihak," tegas beliau.
Airlangga menambahkan, bahwa secara khusus Indonesia mengajukan permintaan agar fasilitas ekspor perikanan tidak dibedakan dengan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand dan Filipina.
Berkaitan dengan kebijakan terkait deforestasi, Uni Eropa berjanji akan memberikan perlakuan khusus yang akan berdampak pada produk ekspor unggulan Indonesia yang berasal dari hasil hutan.
Di sisi lain, Airlangga berharap bahwa kesepakatan ini juga akan mampu menarik investasi signifikan dari Uni Eropa.
Beberapa kajian independen memproyeksikan bahwa dengan implementasi IEU CEPA, Indonesia berpotensi meningkatkan nilai ekspor lebih dari 50 persen dalam tiga hingga empat tahun ke depan.
Airlangga menjelaskan bahwa komoditas utama Indonesia dan Eropa saling melengkapi dan tidak bersaing secara langsung. Dengan demikian, kesepakatan perdagangan ini akan memperkuat rantai pasok pasar global.
Secara umum, I-EU CEPA mencakup tiga pilar utama, yaitu akses pasar perdagangan barang dan jasa, investasi dan pengadaan publik, harmonisasi regulasi perdagangan, serta kerja sama dan peningkatan kapasitas.
Lebih jauh, Airlangga menyatakan bahwa proses negosiasi I-EU CEPA telah mencapai tahap akhir yang krusial.
"Pembicaraan sudah memasuki tahap akhir," ungkapnya.
Setelah ini, akan ada beberapa proses yang berkaitan dengan draf legal yang diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa menargetkan proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-EU CEPA) dapat diselesaikan pada Semester I 2025.
Kedua belah pihak telah bersepakat untuk mempercepat penyelesaian perundingan I-EU CEPA guna meningkatkan hubungan dagang dan investasi yang saling menguntungkan.