Kasus Anak Luka di Kebayoran: Bareskrim Polri Turun Tangan

Admin

24/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Perkembangan terbaru dari kasus seorang anak yang ditemukan dalam kondisi terluka di area Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa Bareskrim Polri telah mengambil alih penanganan perkara ini.

Menurut Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, Citra Ayu Civilia, keputusan pengambilalihan ini didasari oleh fakta bahwa dugaan tindak kekerasan terhadap korban terjadi di Surabaya, yang merupakan kota asal anak tersebut.

“Saat ini, proses penanganan kasus sepenuhnya berada di bawah kendali Bareskrim Polri. Hal ini dikarenakan indikasi kuat adanya tindakan kekerasan atau penganiayaan yang dialami korban terjadi di kampung halamannya,” ujar Citra saat memberikan keterangan di Mapolres Jakarta Selatan pada hari Rabu, 11 Juni 2025.

Lebih lanjut, Citra menjelaskan bahwa korban, yang diketahui berinisial MK (7 tahun), bersama dengan ayahnya melakukan perjalanan dari Stasiun Pasar Turi, Surabaya, pada hari Senin, 9 Juni 2025 dan tiba di Jakarta pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Sesampainya di Jakarta, korban dibawa ke Pasar Kebayoran Lama untuk beristirahat sebelum akhirnya ditemukan oleh petugas Satpol PP Kebayoran Lama pada pagi hari.

“Korban dan ayahnya berangkat dari Pasar Turi menggunakan kereta api pada hari Senin, dan tiba di Jakarta keesokan harinya. Karena tidak memiliki tempat tujuan yang jelas di Jakarta, mereka kemudian berada di Pasar Kebayoran Lama untuk beristirahat,” terang Citra.

Saat ditemukan, kondisi MK sangat memprihatinkan dengan luka-luka yang cukup parah, termasuk luka bakar di wajah dan lebam di sekitar mata. Selain itu, terlihat adanya pergeseran pada dagu korban yang ditutupi dengan plester luka.

Ketika pakaian korban dibuka, terlihat kain kasa yang menutupi luka patah di bagian tubuhnya. Beberapa luka bakar juga tampak jelas di area tubuh lainnya.

Berdasarkan pengakuan MK kepada Eko, petugas Satpol PP Kebayoran Lama yang menemukannya, korban mengaku pernah dibakar oleh ayahnya.

“Kami sempat bertanya kepada anak tersebut, dan ia mengatakan bahwa ayahnya sangat kejam. Ia mengaku dibakar di sawah, kemudian diobati namun kembali disiksa,” ungkap Eko kepada awak Liputanku di lokasi penemuan korban.

Selain itu, MK juga mengungkapkan bahwa ia jarang diberi makan oleh ayahnya. Bahkan, ketika diberi makan, nasi yang diberikan sudah dalam kondisi basi. Pada kesempatan lain, ia hanya mendapatkan satu sendok nasi.

Ayahnya juga pernah marah dan melukai MK menggunakan pisau, sehingga meninggalkan bekas luka sepanjang 5 hingga 6 cm di bagian kakinya.

“Belum lama ini dia diberi makan, namun nasinya sudah basi. Bapaknya marah, dan kakinya dibacok,” imbuh Eko.

Saat ini, MK telah dirujuk ke RSUD Kebayoran Lama untuk mendapatkan perawatan medis yang lebih intensif dan komprehensif.