Diduga Disiksa di Surabaya, Anak Luka Ditemukan di Kebayoran

Admin

24/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Seorang anak perempuan berusia tujuh tahun, yang diketahui bernama MK, ditemukan dalam kondisi memprihatinkan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta. Kondisinya saat ditemukan menunjukkan adanya dehidrasi parah dan luka-luka yang mencurigakan.

Investigasi awal mengarah pada dugaan yang mengerikan: MK diduga kuat menjadi korban penyiksaan oleh ayah kandungnya sendiri di Surabaya, sebelum akhirnya tiba di Jakarta.

Komisaris Murodih, Kepala Seksi Humas Polres Jakarta Selatan, menjelaskan bahwa MK dan ayahnya baru saja tiba di Jakarta pada hari Selasa malam, 10 Juni 2025.

"Lokasi kejadian penyiksaan diduga berada di Surabaya. Mereka tiba setelah menaiki kereta api dari Pasar Turi menuju Jakarta, baru kemarin," ungkap Komisaris Murodih saat dikonfirmasi pada hari Rabu, 11 Juni 2025.

Penanganan kasus ini, yang semula berada di bawah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Selatan, kini telah dilimpahkan ke Bareskrim Polri untuk penyelidikan yang lebih mendalam.

Sebagai bagian dari penyelidikan, Bareskrim Polri telah melakukan pemeriksaan terhadap rekaman kamera pengawas (CCTV) di Stasiun Pasar Turi, Surabaya. Tujuannya adalah untuk melacak jejak keberangkatan korban dan ayahnya dari kota tersebut.

"Penanganan perkara ini sepenuhnya akan diambil alih oleh Bareskrim," imbuh Komisaris Murodih, menegaskan keseriusan kasus ini.

Penemuan MK bermula ketika personel Satpol PP sedang melaksanakan patroli rutin di sekitar area Pasar Kebayoran Lama.

Saat ditemukan, kondisi MK sangat memprihatinkan. Ia tergeletak di lantai lorong pasar, hanya beralaskan kardus, dan dalam keadaan tertidur lelap.

Pada tubuh mungilnya, ditemukan berbagai macam luka yang mengindikasikan kekerasan. Luka-luka tersebut meliputi luka bakar, memar yang membiru, dan sayatan benda tajam. Selain itu, terdapat pula indikasi patah tulang di bagian bahu yang ditutupi perban kain kasa.

Dengan sigap, petugas segera membawa MK ke Puskesmas Cipulir 2 untuk mendapatkan pertolongan medis pertama. Setelahnya, MK dirujuk ke RSUD Kebayoran Lama untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.

Kasatpol PP Kebayoran Lama menjelaskan bahwa MK diberikan cairan infus sebagai upaya mengatasi dehidrasi yang dialaminya.

Eko, petugas Satpol PP yang pertama kali menemukan korban, menuturkan bahwa ada bagian tulang yang menghitam tampak menonjol keluar dari kulit MK.

"Ternyata, tulang itu menonjol keluar. Diduga akibat dipelintir. Kemungkinan kejadiannya sudah lama, sehingga tulangnya sudah menghitam," jelas Eko kepada awak wartawan Liputanku.

Berdasarkan keterangan yang diperoleh Eko dari MK, ayahnya yang bernama Yusuf Arjuna digambarkan sebagai sosok yang sangat kejam. MK mengaku seringkali disiksa dan tidak mendapatkan makanan yang layak.

Beberapa kali, MK mengeluh merasakan lapar yang sangat kepada Eko dan petugas medis di puskesmas. Ketika ditawari makanan, MK mengungkapkan kesulitan untuk mengunyah akibat kondisi giginya yang bermasalah.

"Menurut pengakuan anak tersebut, ayahnya bernama Yusuf Arjuna, dan ibunya bernama Siti. Namun, menurut pengakuannya, ibunya sudah almarhum (meninggal dunia)," pungkas Eko dari Liputanku.