Telegram Didukung Elon Musk: Saingi WhatsApp Makin Sengit?

Admin

08/06/2025

3
Min Read

Telegram, yang sering dianggap sebagai rival utama WhatsApp, dikabarkan mendapatkan dukungan signifikan dari Elon Musk. Diketahui bahwa xAI, startup kepunyaan Elon Musk, menginvestasikan USD 300 juta kepada Telegram guna meluncurkan chatbot AI Grok di platform tersebut.

Pavel Durov, CEO Telegram, menyampaikan bahwa dirinya dan Musk telah menjalin kemitraan yang akan memperkuat posisi finansial Telegram. Selain suntikan dana sebesar USD 300 juta dari xAI, Telegram juga berpotensi memperoleh 50% pendapatan dari langganan xAI yang dipasarkan melalui platform mereka.

"Pada musim panas ini, para pengguna Telegram akan memiliki akses terhadap teknologi AI terbaik yang tersedia," demikian pernyataan Durov dalam pengumuman kemitraan tersebut.

Menurut laporan detikINET yang mengutip CNBC, Musk sendiri memberikan pernyataan di X (dulu Twitter) bahwa belum ada kesepakatan final yang ditandatangani dengan Telegram, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Telegram telah melampaui angka satu miliar pengguna aktif bulanan pada tahun 2025. Hal ini semakin mendekatkan posisinya dengan WhatsApp, yang saat ini memiliki sekitar 2 miliar pengguna. Telegram sangat populer di negara-negara seperti Rusia dan Ukraina, dan banyak digunakan oleh pejabat pemerintahan serta militer.

Durov sendiri sedang menghadapi penyelidikan di Prancis terkait tuduhan pembiaran aktivitas kriminal di Telegram, termasuk perdagangan narkoba, penipuan, dan pornografi anak. Miliarder kelahiran Rusia ini meninggalkan Rusia pada tahun 2014 dan saat ini menjalankan operasional Telegram dari Dubai.

Durov juga dikenal karena seringkali melontarkan kritik terhadap WhatsApp. Baru-baru ini, ia mengadakan sebuah kontes dengan hadiah USD 50 ribu atau sekitar Rp 820 juta untuk membuktikan keunggulan Telegram dibandingkan WhatsApp yang dianggapnya sudah usang.

"Kami baru saja memulai kontes pertama kami yang ditujukan bagi para kreator konten. Tujuannya sangat sederhana, yaitu membuat video viral yang menunjukkan bagaimana Telegram selalu lebih unggul dibandingkan WhatsApp, aplikasi tiruan murahan," ungkap Durov melalui akun Telegram pribadinya.

Ia mengklaim bahwa WhatsApp menjalankan kampanye yang bertujuan untuk mendiskreditkan Telegram, sehingga perlu adanya tindakan balasan. Ia juga berpendapat bahwa fitur-fitur yang ditawarkan WhatsApp sudah ketinggalan zaman jika dibandingkan dengan Telegram. "Inilah saatnya untuk menyadarkan para pengguna WhatsApp. Mereka seakan terjebak di masa lalu, menggunakan versi Telegram yang sudah sangat tertinggal," tegasnya.

"Selama bertahun-tahun, mereka (WhatsApp) berupaya sekuat tenaga untuk meniru inovasi yang kami hadirkan, sambil menghabiskan miliaran dolar untuk kegiatan lobi dan kampanye PR dengan tujuan memperlambat pertumbuhan kami. Namun, mereka gagal. Telegram terus berkembang, menjadi perusahaan yang menguntungkan, dan, berbeda dengan para pesaing kami, tetap mempertahankan independensinya," imbuhnya dalam sebuah unggahan terpisah.

Video: Sejauh Mana Ambisi Elon Musk untuk Pengembangan Superkomputer AI?

Video: Sejauh Mana Ambisi Elon Musk untuk Pengembangan Superkomputer AI?