Arab Saudi: Toleransi Nol Pelanggar Haji 2025

Admin

07/06/2025

4
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Mayor Jenderal Abdullah Al-Quraish, Komandan Pasukan Keamanan Haji Arab Saudi, menegaskan komitmen penuh terhadap pelaksanaan rencana keamanan dan lalu lintas untuk musim haji 2025. Tujuan utamanya adalah menjaga ketertiban serta menjamin keselamatan seluruh jemaah di Makkah dan tempat-tempat suci lainnya. Beliau menekankan bahwa tidak seorang pun diizinkan menunaikan ibadah haji tanpa mengantongi izin resmi yang sah.

Seperti yang dilaporkan oleh Saudia Gazette pada hari Sabtu, 31 Mei 2025, Al-Quraish menyatakan bahwa Arab Saudi menerapkan kebijakan nol toleransi terhadap jemaah haji ilegal dan siapapun yang dinilai dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan haji 2025. Beliau menegaskan bahwa pasukan keamanan akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap pelanggaran aturan yang berlaku.

Sebelumnya telah diinformasikan bahwa setiap individu yang mengajukan permohonan visa kunjungan untuk seseorang yang telah atau mencoba melaksanakan ibadah haji tanpa izin, atau memasuki dan berada di Kota Makkah atau tempat-tempat suci lainnya antara tanggal 1 Mei hingga 10 Juni 2025, akan dikenakan denda maksimal sebesar SAR 100.000 (sekitar Rp439,6 juta). Jumlah denda ini mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan dengan aturan pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, individu yang tertangkap basah melakukan atau mencoba melakukan ibadah haji tanpa izin, serta penyusup haji yang merupakan penduduk atau telah melewati batas waktu visa, akan dikenakan denda hingga SAR 20 ribu (hampir Rp88 juta). Lebih lanjut, mereka juga akan dideportasi kembali ke negara asal dan dilarang memasuki wilayah Arab Saudi selama 10 tahun.

Al-Quraish menambahkan bahwa pasukan keamanannya, dengan berkoordinasi bersama otoritas terkait, terus berupaya menjamin kelancaran pergerakan jemaah dan mengamankan jalur-jalur menuju Mekkah. Pusat kendali keamanan yang terletak di titik-titik masuk kota dan di sepanjang rute utama haji beroperasi selama 24 jam penuh.

Pusat-pusat ini dilengkapi dengan teknologi AI canggih dan dikelola oleh personel yang memiliki kualifikasi tinggi untuk memantau, mendeteksi, serta merespons dengan cepat setiap potensi penyimpangan. Al-Quraish menggarisbawahi bahwa menjamin keamanan pelaksanaan haji merupakan tanggung jawab nasional utama dan menjadi sumber kebanggaan bagi Kerajaan Arab Saudi.

"Kerajaan Arab Saudi berkomitmen penuh untuk menyediakan pengalaman haji yang aman, damai, dan terorganisasi dengan baik, yang mencerminkan peran pentingnya sebagai penjaga tempat-tempat suci umat Islam," tuturnya.

Sejumlah check point telah diaktifkan di sepanjang jalur masuk menuju Makkah, baik dari arah Jeddah maupun Madinah. Di setiap check point, petugas kepolisian setempat melakukan pengecekan identitas dan kartu nusuk para pelintas, termasuk rombongan Liputanku Haji beberapa waktu lalu, saat hendak menuju Makkah. Proses ini dapat memakan waktu lebih dari 10 menit, terutama jika datang dalam rombongan besar.

Sementara itu, Amirul Hajj mewaspadai potensi terjadinya kemacetan selama pergerakan jemaah haji Indonesia dari Makkah menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) selama puncak haji 2025. Berdasarkan laporan Saudia Gazette, sebanyak 1.180.306 jemaah haji dari berbagai negara di seluruh dunia telah tiba di Arab Saudi hingga hari Selasa, 27 Mei 2025. Jumlah ini mengalami penurunan sekitar 600 ribu dibandingkan dengan total jumlah jemaah haji dunia pada tahun sebelumnya.

Dengan pergerakan sejumlah besar orang secara bersamaan menuju satu lokasi, kepadatan lalu lintas dan mobilitas manusia menjadi hal yang tak terhindarkan. Meskipun demikian, Ketua Amirul Hajj yang juga menjabat sebagai Menteri Agama, Nasaruddin Umar, meyakini bahwa manajemen lalu lintas baru yang telah dipersiapkan oleh pemerintah Arab Saudi akan mampu mengatasi masalah tersebut.

Beliau juga menerima laporan bahwa kepadatan manusia di Kompleks Masjidil Haram saat ini mengalami penurunan. Hal ini, menurutnya, disebabkan oleh penerapan kartu nusuk oleh otoritas Arab Saudi sebagai akses utama bagi jemaah haji untuk memasuki masjid tempat Kakbah berada.

"Termasuk bagi warga Arab Saudi sendiri, tidak diizinkan masuk untuk melaksanakan salat berjamaah jika tidak memiliki kartu nusuk. Dengan demikian, jumlahnya dapat terukur," imbuhnya. Hingga hari Selasa, 27 Mei 2025, jumlah kartu nusuk yang telah didistribusikan kepada jemaah haji Indonesia mencapai 95 persen atau sebanyak 176.437 orang, baik jemaah haji reguler maupun haji khusus.

Sementara itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menjadwalkan seluruh jemaah haji Indonesia akan bergerak serentak menuju Arafah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1446 H, atau hari Rabu, 4 Juni 2025. Kepala Satuan Operasi (Kasatops) Armuzna, Harun Arrasyid, menjelaskan bahwa pergerakan tersebut tidak akan dilakukan secara bersamaan, melainkan secara bergelombang. Jadwalnya akan dibagi menjadi tiga termin keberangkatan.

"Pergerakan seluruh jemaah ini akan berbasis syarikah. Nantinya, pergerakan dari Makkah menuju Arafah akan dilakukan melalui tiga trip keberangkatan, dimulai pada pukul 06.00 hingga 11.00, kemudian pukul 11.00 hingga 16.00, dan trip ketiga pada pukul 16.00 hingga pukul 23.00 WAS," jelas Harun dalam program Liputanku Update pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Karena pergerakan dilakukan berdasarkan syarikah, jemaah haji yang sebelumnya melakukan perpindahan hotel tanpa berkoordinasi dengan petugas haji diminta untuk kembali ke hotel asal. Surat edaran Nomor 101/PPIH-AS/5/2025 tentang Persiapan Pelaksanaan Puncak Ibadah Haji Armuzna yang bertanggal 26 Mei 2025 menetapkan batas waktu untuk kembali ke hotel asal adalah hari Sabtu, 31 Mei 2025, pukul 18.00 WAS.

Jemaah haji yang masih tidak mengindahkan aturan ini akan menghadapi konsekuensi. "Berisiko tidak dilayani pergerakannya menuju Armuzna karena tidak sesuai dengan data syarikah dan markaz," demikian bunyi pengumuman tersebut.