Cita-cita Argo UGM S2 ke Luar Negeri Pupus karena Kecelakaan

Admin

07/06/2025

4
Min Read

On This Post

Meiliana (48) masih mengingat dengan jelas sosok putranya, Argo Ericko Achfandi (19), seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada yang meninggal dunia akibat kecelakaan di Jalan Palagan, ditabrak oleh mobil BMW. Dalam kenangannya, Meiliana mengungkapkan bahwa Argo memiliki cita-cita luhur untuk menjadi seorang pengacara.

"Saat memilih masuk Fakultas Hukum, sebenarnya cita-citanya adalah menjadi seorang corporate lawyer. Ya, seorang corporate lawyer," ungkap Meiliana ketika ditemui di kediamannya yang terletak di kawasan Kalibaru, Depok, pada hari Sabtu (31/5/2025).

Ia menceritakan bahwa Argo memang dikenal sebagai anak yang cerdas dan memiliki kemampuan akademik yang baik. Sejak kecil, Argo sangat gemar membaca dan memiliki daya ingat yang kuat.

Walaupun baru saja memulai tahun pertamanya di bangku kuliah, Meiliana mengatakan bahwa Argo sudah memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang strata dua (S2) di luar negeri.

Keinginan tersebut telah disampaikan langsung oleh Argo kepadanya. Almarhum Argo, menurut penuturan Meiliana, berencana untuk mencoba mengikuti program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang diselenggarakan oleh Kementerian Keuangan.

"Dia memiliki cita-cita untuk melanjutkan S2 di luar negeri setelah menyelesaikan kuliahnya, dengan memanfaatkan beasiswa LPDP. Persiapan sudah mulai dilakukan dari sekarang, meskipun masih tiga tahun lagi," jelas Meiliana.

Namun demikian, Meiliana mengaku belum mengetahui secara pasti negara mana yang ingin dituju oleh Argo. Hal ini dikarenakan Argo baru menyampaikan rencananya untuk melanjutkan S2 setelah menyelesaikan program S1 di UGM.

"Belum ada negara yang spesifik. Saat di UGM, dia berdiskusi dengan saya. Dia punya tujuan, target lima tahun ke depan, saya diskusi, ‘setelah ini kamu mau kemana?’ (itu) sebelum dia diterima melalui jalur SMBB, kita sempat diskusi," cerita Meiliana.

"’Setelah ini kamu kemana nak? 5 tahun lagi kamu akan apa?’, ‘Oh nggak bun, aku rencana nantinya mau S2’, ‘Oh ya silahkan, melalui jalur beasiswa nak?’, ‘Ya, LPDP bun, tapi bunda diem-diem dulu ya,’" lanjutnya.

Persiapan yang dilakukan Argo untuk meraih beasiswa tersebut baru diketahui oleh Meiliana belakangan ini. Informasi tersebut disampaikan oleh salah seorang teman kuliah Argo kepadanya.

"Ternyata dia sudah mempersiapkan itu di semester dua, dan itu saya ketahui dari teman dekatnya. Ini sangat luar biasa," ujarnya dengan nada haru.

"(Argo sudah mulai) Mencari informasi tentang beasiswa LPDP tersebut. Tapi sebelumnya dengan saya adalah les bahasa Inggris," sambung Meiliana.

Di sisi lain, Meiliana mengungkapkan bahwa Argo pernah bercerita tentang tujuan hidupnya. Argo, menurut Meiliana, memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu ingin membahagiakan ibunya dan juga adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Meiliana merasa sangat terharu mendengar ucapan Argo tersebut.

"Almarhum Argo adalah anak sulung dari dua bersaudara. Saya menaruh harapan besar padanya, karena dia adalah pengganti ayahnya, sebagai tulang punggung keluarga untuk saya dan adiknya. Namun, dengan adanya kejadian ini, pupus sudah semua harapan saya sebagai seorang ibu yang membesarkan almarhum selama 11 tahun tanpa kehadiran seorang ayah," tuturnya dengan nada pilu.

"Itulah keistimewaan Argo. Dia memiliki tujuan atau semangat yang sangat tinggi. Terutama untuk masa depannya. Dan tujuannya hanya satu, yaitu membahagiakan ibunya," pungkas Meiliana.

Kronologi Kecelakaan Maut

Seperti yang dilansir dari detikJogja, kecelakaan maut ini terjadi pada hari Sabtu (24/5) dini hari. Kasat Lantas Polresta Sleman, AKP Mulyanto, menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi sekitar pukul 01.00 WIB.

"Kecelakaan ini melibatkan pemotor Vario, mobil BMW, dan CRV dini hari tadi di Jalan Palagan. Korban dalam kejadian ini adalah satu orang, yaitu pemotor Vario yang meninggal dunia," jelas Mulyanto saat dihubungi oleh wartawan pada hari Sabtu (24/5/2025).

Diketahui bahwa mobil BMW tersebut dikemudikan oleh Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan (21), seorang mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Sementara itu, motor Vario dikendarai oleh Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa Fakultas Hukum UGM.

Mulyanto menjelaskan bahwa kecelakaan tersebut bermula ketika Argo berkendara dari arah selatan menuju utara. Pada saat itu, Argo berniat untuk berputar arah kembali ke selatan.

Namun, ketika Argo membelokkan kendaraannya, dari arah belakang melaju sebuah mobil BMW yang dikemudikan oleh Christiano. Akibatnya, benturan keras tidak dapat dihindarkan.

"Pemotor bermaksud untuk berputar arah ke selatan, dan pada saat yang bersamaan, dari arah yang sama, dari belakangnya melaju mobil BMW. Karena jarak yang terlalu dekat, pengemudi mobil tidak dapat menghindar dan menabrak motor tersebut," jelasnya.

Setelah menabrak motor, mobil BMW tersebut tidak langsung berhenti dan kemudian menabrak sebuah mobil CRV yang sedang terparkir di pinggir jalan. Akibat dari peristiwa kecelakaan ini, pengendara motor meninggal dunia di lokasi kejadian.