AS-China: Rundingan Dagang Lanjutan di London?

Admin

19/06/2025

2
Min Read

On This Post

Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memiliki agenda untuk melanjutkan perundingan terkait isu perdagangan di London, yang dijadwalkan pada hari Senin depan. Diskusi ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya yang telah diselenggarakan di Jenewa beberapa waktu lalu.

Menurut laporan Liputanku, delegasi AS dalam pertemuan ini akan terdiri dari Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, serta Perwakilan Dagang Jamieson Greer. Presiden AS, Donald Trump, melalui akun Truth Social resminya, memberikan keyakinan bahwa pertemuan ini akan berlangsung positif.

"Saya optimis pertemuan ini akan menghasilkan kemajuan yang signifikan. Apresiasi atas perhatian Anda terhadap isu penting ini!" demikian pernyataan Trump yang dikutip Liputanku pada hari Minggu (8/6/2025).

Meskipun demikian, pihak berwenang Tiongkok belum memberikan konfirmasi terkait kabar perundingan tersebut. Trump sendiri yang pertama kali mengemukakan rencana perundingan lanjutan ini, setelah melakukan percakapan telepon yang cukup panjang dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, pada hari Kamis sebelumnya.

Pengumuman mengenai penjadwalan perundingan ini muncul di tengah ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait berbagai persoalan yang memicu perang dagang, yang berpotensi melemahkan dan mengancam stabilitas kedua negara dengan kekuatan ekonomi besar ini.

Kedua negara besar ini sempat menurunkan tarif untuk sebagian besar barang yang diperdagangkan satu sama lain, sebagai hasil dari terobosan dalam perundingan bilateral di Jenewa, Swiss, bulan lalu. Namun, sejak saat itu, Tiongkok berulang kali menyampaikan tuduhan bahwa AS telah melanggar kesepakatan yang telah dicapai.

Pemerintah Tiongkok melayangkan protes terhadap Departemen Perdagangan AS setelah mengeluarkan peringatan kepada industri chip untuk tidak menggunakan semikonduktor dari Tiongkok. Selain itu, Tiongkok juga dilaporkan menyampaikan keberatan terkait pengumuman terbaru dari pemerintahan Trump mengenai rencana pencabutan visa bagi sejumlah mahasiswa Tiongkok yang sedang menempuh pendidikan di AS.

Sebaliknya, pemerintahan Trump menuduh Beijing memperlambat realisasi janji yang telah dibuat di Jenewa untuk menyetujui ekspor mineral penting, termasuk logam tanah jarang dari AS.