DEPOK, MasterV – Wacana mengenai peraturan yang mengharuskan para siswa memulai kegiatan belajar di sekolah pada pukul 06.30 WIB telah memicu keresahan di antara para orang tua.
Salah satu yang merasakan hal ini adalah Nuraini (37). Warga Citayam ini memiliki seorang anak yang masih duduk di kelas empat Sekolah Dasar.
Ia khawatir jika kebijakan ini benar-benar diterapkan, akan menyulitkan putranya karena harus berangkat ke sekolah saat hari masih gelap.
“Aduh, terasa berat ya. Anak saya kan kelas 4 SD, biasanya berangkat pukul 06.15. Kalau jam masuknya dimajukan menjadi 06.30, artinya dia harus berangkat sekitar jam 5 pagi, karena harus bersiap-siap terlebih dahulu. Kasihan, tiap pagi saja dia sudah susah dibangunkan,” ungkap Nuraini kepada MasterV, Senin, (9/6/2025).
Meskipun ada kebijakan libur di hari Sabtu yang memberikan kesempatan istirahat lebih panjang, Nuraini tetap merasa bahwa hari-hari sekolah akan menjadi lebih berat.
“Memang kalau libur hari Sabtu, lumayan bisa untuk istirahat. Tapi ya itu, jam segitu masih pagi sekali. Apalagi kalau sedang hujan, suasananya gelap, saya jadi khawatir kalau anak harus jalan sendiri,” tuturnya.
Perubahan jam sekolah ini dianggap bukan sekadar masalah pengaturan jadwal, tetapi juga menyangkut aspek keamanan dan kesehatan anak yang harus beraktivitas saat matahari belum terbit.
Repot seisi rumah
Sejalan dengan kekhawatiran Nuraini, Dedi (42), seorang ayah yang rutin mengantarkan anaknya ke sekolah, juga menyampaikan kegelisahannya terkait perubahan rutinitas keluarga jika kebijakan ini diberlakukan.
Dedi menuturkan, apabila jam masuk sekolah dimajukan menjadi pukul 06.30, maka keluarganya harus memulai aktivitas jauh lebih awal, bahkan sebelum waktu subuh tiba.
"Anak saya kelas 2 SMP, dan setiap hari saya yang mengantarnya. Kalau masuk jam 06.30 WIB, berarti dia harus bangun sekitar pukul 04.30 atau 05.00 WIB. Saya pun harus berangkat dari rumah lebih pagi. Ini bisa merepotkan seluruh anggota keluarga,” kata Dedi.
Walaupun libur di hari Sabtu memberikan waktu istirahat tambahan bagi anak dan keluarga, Dedi merasa bahwa rutinitas yang dijalani dari Senin hingga Jumat akan terasa semakin melelahkan.
Sebagai seorang pekerja yang sering pulang larut malam, Dedi terkadang merasa sangat letih untuk mengantarkan anaknya di pagi hari.
“Ya, enaknya cuma pas hari Sabtu saja, bisa sedikit bersantai. Tapi kalau hari-hari biasa malah jadi semakin capek. Saya juga sering bekerja sampai larut, jadi kadang terasa mengantuk saat harus mengantar anak di pagi hari,” imbuh Dedi.
Dedi juga merasa khawatir mengenai dampak kebijakan ini terhadap kesehatan anak-anak, terutama yang berkaitan dengan kualitas tidur mereka.
Ia berpendapat bahwa anak-anak akan kekurangan waktu istirahat yang memadai jika kegiatan belajar di sekolah dimulai terlalu pagi.
“Sudah pasti anak akan merasa kelelahan. Belum sempat sarapan, matahari pun belum muncul, mereka sudah harus berangkat ke sekolah. Ini rasanya kurang manusiawi,” ujar Dedi.
Masih dikaji Pemkot Depok
Sementara itu, Wali Kota Depok, Supian Suri, menjelaskan bahwa kebijakan ini masih belum diputuskan secara definitif. Pemerintah Kota (Pemkot) masih menunggu hasil evaluasi serta kajian lebih lanjut sebelum mengambil keputusan final.
“Ya, kami akan terus berupaya sebelum tahun anggaran mendatang, Insya Allah, kita bisa merealisasikannya di Depok,” kata Supian kepada para wartawan.
Proses kajian yang akan dilakukan mencakup berbagai aspek, termasuk kesiapan pihak sekolah, para guru, serta para siswa itu sendiri.
Supian menekankan perlunya kehati-hatian sebelum kebijakan ini benar-benar diterapkan, agar tidak menimbulkan persoalan baru di kemudian hari.
“Namun, kami akan terus mengevaluasi rencana terkait program ini, serta mengkaji secara mendalam terhadap kegiatan ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, Pemkot Depok belum menetapkan secara pasti kapan kebijakan ini akan diberlakukan dan masih membuka diri terhadap dialog serta pengamatan langsung dari lapangan.
Aturan Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan bahwa seluruh sekolah di wilayah Jawa Barat akan memulai kegiatan belajar mengajar pada pukul 06.30 WIB, terhitung mulai tahun ajaran baru 2025/2026.
Keputusan ini dituangkan dalam Surat Edaran Nomor: 58/PK.03/DISDIK mengenai Jam Efektif pada Satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat.
Pengumuman tersebut disampaikan secara langsung oleh Dedi melalui sebuah video resmi yang dirilis pada hari Rabu (4/6/2025).
"Saya tegaskan kembali, kegiatan belajar di sekolah-sekolah di Jawa Barat dimulai pada pukul 06.30," ucap Dedi Mulyadi dalam video tersebut.
Menurut Dedi, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya reformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan di Provinsi Jawa Barat.
Salah satu tujuan utamanya adalah untuk membentuk generasi muda yang memiliki karakter yang kuat, berlandaskan pada nilai-nilai "panca waluya", yaitu cageur (sehat), bageur (baik hati), bener (jujur), pinter (cerdas), dan singer (terampil).