Bahlil: Piaynemo Raja Ampat Tak Rusak Akibat Tambang!

Admin

23/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bapak Bahlil Lahadalia, secara tegas membantah klaim terkait kerusakan lingkungan yang terjadi di Pulau Piaynemo, yang terletak di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya.

Beliau kemudian menyinggung perihal video yang sempat viral dan menampilkan dugaan kerusakan Pulau Piaynemo akibat aktivitas pertambangan yang berlangsung.

“Apabila kita amati di media sosial, muncul kesan seolah-olah Piaynemo adalah jantung pariwisata Raja Ampat. Seolah-olah ini adalah geopark kebanggaan Raja Ampat. Dan seolah-olah pula, ini telah terjadi, mohon maaf, kerusakan lingkungan yang signifikan,” ungkap Bapak Bahlil dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Presiden Jakarta, pada hari Selasa, 10 Juni 2025.

Beliau kemudian menunjukkan foto-foto terkini dari kondisi Pulau Piaynemo, yang diambil saat kunjungan langsung yang dilakukannya. Sementara itu, gambaran Pulau Piaynemo yang disebut-sebut rusak, oleh Bapak Bahlil diberikan label hoaks, atau tidak sesuai dengan kenyataan.

“Saya merasa perlu menyampaikan hasil kunjungan kami. Mohon ditampilkan gambar. Gambar dari Pulau Paiyanemo, ini dia. Coba putar videonya. Nah, ini adalah hasil rekaman terakhir Payanemo. Dan inilah beberapa gambar terbarunya,” jelasnya.

Bapak Bahlil juga mengimbau kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima berbagai informasi yang beredar di ruang publik. Beliau mengingatkan pentingnya kebijaksanaan dalam menyaring informasi, serta kemampuan untuk membedakan antara berita yang benar dan berita bohong.

“Oleh karena itu, saya meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia, untuk lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menyikapi berbagai informasi. Kita harus mampu membedakan mana informasi yang valid dan mana yang tidak benar. Karena kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk kemajuan Indonesia,” paparnya.

Selain itu, Bapak Bahlil juga membagikan pengalamannya saat mengunjungi PT Gag Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Menurutnya, saat ini terdapat sekitar 700 orang yang bermukim di Pulau Gag.

“Saya langsung terjun ke lapangan. Apakah ada dokumentasi saya saat di lapangan? Saya mengunjungi PT Gag, dan bertemu dengan seluruh masyarakat yang berada di Pulau Gag, jumlahnya kurang lebih 700 orang, yang terdiri dari 300 kepala keluarga,” kata Bapak Bahlil.

Dia membantah tudingan bahwa laut dan terumbu karang di sekitar Pulau Gag, Raja Ampat, telah tercemar akibat aktivitas pertambangan. Bapak Bahlil menjelaskan bahwa 130 hektare lahan di Pulau Gag telah direklamasi, dan 54 hektare lainnya telah dikembalikan kepada negara.

“Berdasarkan fakta-fakta ini, saya ingin menyampaikan, inilah GT-nya, inilah kondisi lautnya. Ini adalah bagian dari proses AMDAL yang dilakukan dengan baik dan benar. Jadi, sangatlah tidak objektif, apabila ada gambaran lain yang kurang sesuai. Hal ini perlu saya luruskan,” tutup Bapak Bahlil.