Bahlil: Video Tambang Rusak Raja Ampat Itu Tidak Benar!

Admin

22/06/2025

2
Min Read

On This Post

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dengan tegas membantah kebenaran video viral yang beredar luas di media sosial. Video tersebut menampilkan dugaan kerusakan alam di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya, khususnya di Pulau Gag dan Pulau Piaynemo. Bahlil mengimbau masyarakat agar senantiasa memeriksa validitas informasi yang beredar di jagat maya.

Pernyataan ini disampaikan setelah Bahlil melakukan inspeksi langsung ke Raja Ampat beberapa hari sebelumnya. Dalam keterangan pers terkait pencabutan 4 Izin Usaha Pertambangan di Raja Ampat yang digelar di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, pada hari Selasa (10/6), Bahlil menampilkan rekaman video terkini yang memperlihatkan kondisi Pulau Piaynemo.

"Inilah gambaran terkini. Saya mohon kepada seluruh masyarakat Indonesia, dalam menanggapi berbagai informasi, kita perlu berhati-hati, bijaksana, dan mampu membedakan antara fakta dan hoaks. Kita semua tentu menginginkan yang terbaik untuk Indonesia," ujar Bahlil.

Bahlil mengungkapkan bahwa dirinya juga telah meninjau langsung aktivitas pertambangan di Pulau Gag yang dikelola oleh PT Gag Nikel. Ia menjelaskan bahwa saat ini terdapat sekitar 700 penduduk atau 300 kepala keluarga yang bermukim di pulau tersebut.

Ia juga membantah keras tudingan bahwa aktivitas pertambangan di Pulau Gag telah menyebabkan pencemaran laut atau merusak ekosistem terumbu karang di sekitar pulau tersebut.

"Ini adalah kondisi Pulau Gag. Jadi, klaim bahwa terumbu karang dan lautnya telah tercemar adalah tidak benar. Silakan Anda saksikan sendiri," tegas Bahlil.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dari total luas Pulau Gag yang mencapai sekitar 13.000 hektare (ha), hanya sekitar 260 ha yang dialokasikan untuk kegiatan pertambangan. Dari luasan tersebut, sekitar 130 ha telah direklamasi, dan 54 ha telah dikembalikan kepada negara.

"Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan bahwa inilah kondisi riilnya, inilah lautnya, dan inilah proses pengelolaan lingkungan yang baik sesuai dengan AMDAL. Jadi, sangat disayangkan jika ada pihak-pihak yang menyajikan gambar yang tidak sesuai dengan fakta. Hal ini penting untuk saya sampaikan," pungkasnya.