IUP Nikel Antam di Raja Ampat Dibekukan: Ini Kata Bahlil

Admin

15/06/2025

3
Min Read

On This Post

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, telah mengambil langkah tegas dengan membekukan Izin Usaha Pertambangan (IUP) nikel yang dipegang oleh PT Gag Nikel. Perlu diketahui, PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan dari PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM). Pembekuan ini berlaku di wilayah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, dan merupakan respons terhadap meningkatnya kekhawatiran publik mengenai potensi kerusakan ekosistem di kawasan yang sering digambarkan sebagai surga terakhir di Bumi.

Menurut Bahlil, penangguhan sementara operasional pertambangan ini juga bertujuan untuk memberi waktu bagi tim verifikasi yang telah diterjunkan langsung ke lokasi tambang untuk menyelesaikan tugasnya. Pembekuan IUP ini efektif mulai hari ini.

"Saya menekankan pentingnya objektivitas. Guna menghindari kebingungan dan memastikan transparansi, kami melalui Dirjen Minerba telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasi PT Gag, yang saat ini beroperasi, hingga verifikasi lapangan selesai," jelas Bahlil di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/6/2025).

Bahlil mengungkapkan bahwa terdapat lima IUP di wilayah Raja Ampat. Namun, hingga saat ini, hanya PT Gag Nikel, anak usaha Antam, yang aktif beroperasi. Informasi ini diperolehnya dari laporan yang diterimanya dari Dirjen Minerba.

Beliau menjelaskan bahwa IUP kepada PT Gag Nikel diberikan pada tahun 2017, dan perusahaan mulai beroperasi pada tahun 2018. Sebelum memulai kegiatan operasional, perusahaan juga telah mengantongi dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

"Perlu saya sampaikan, bahwa di Raja Ampat terdapat beberapa IUP, mungkin sekitar lima, berdasarkan laporan yang saya terima dari Dirjen Minerba. Namun, saat ini, hanya PT Gag Nikel yang beroperasi. Perlu digarisbawahi bahwa PT Gag Nikel ini adalah anak perusahaan dari ANTAM, yang merupakan BUMN," tegas Bahlil.

Bahlil juga menegaskan bahwa lokasi tambang nikel tersebut tidak berada di kawasan destinasi pariwisata Raja Ampat yang terkenal, yaitu Piaynemo. Lokasi tambang nikel tersebut berjarak sekitar 30-40 kilometer (km) dari destinasi wisata tersebut.

"Dengan kondisi seperti saat ini, verifikasi silang sangat diperlukan. Saya menemukan di beberapa *Liputanku*, ada gambar yang keliru menunjukkan lokasi tambang seolah-olah berada di Pulau Piaynemo, yang merupakan ikon pariwisata Raja Ampat. Saya sering berkunjung ke Raja Ampat. Jarak antara Pulau Piaynemo dan Pulau Gag sekitar 30 km sampai 40 km. Raja Ampat adalah wilayah pariwisata yang wajib kita lindungi," ujarnya.

Bahlil menambahkan bahwa ia berencana untuk melakukan pengecekan langsung aktivitas pertambangan di Raja Ampat. Inspeksi ini akan dilakukan bersamaan dengan rencana pengecekan sumur-sumur minyak dan gas di Papua.

"Kebetulan, dalam beberapa minggu ke depan, saya akan mengunjungi Sorong sesuai dengan agenda yang telah saya susun beberapa minggu lalu untuk memeriksa sumur-sumur minyak dan gas di wilayah Kepala Burung Sorong, Fak-Fak, dan Bintuni. Saya sendiri akan turun ke lapangan, dan kemungkinan besar saya akan sekaligus mengecek langsung lokasi di Pulau Gag," pungkasnya.