BAIC, pabrikan otomotif asal Tiongkok, telah memulai perakitan lokal kendaraan mereka di Purwakarta, Jawa Barat. Kendati demikian, perlu dicatat bahwa proses ini masih memanfaatkan fasilitas produksi milik PT Handal Indonesia Motor (HIM), belum menggunakan pabrik sendiri.
Dhany Yahya, selaku Chief Operating Officer (COO) JIO Distribusi Indonesia, agen pemegang merek BAIC di Indonesia, menekankan bahwa mendirikan pabrik mandiri di Indonesia bukanlah sebuah langkah yang sederhana. Terdapat pertimbangan skala ekonomi yang signifikan yang harus dipenuhi sebelum investasi besar tersebut dapat direalisasikan.
"Seperti yang sering saya sampaikan, investasi untuk membangun sebuah pabrik tidaklah kecil. Namun, tujuan kami tetap ke arah sana," ungkap Dhany saat ditemui di Purwakarta, Jawa Barat, pada Senin, 2 Juni lalu.
Lebih lanjut, Dhany menjelaskan bahwa fokus utama perusahaan saat ini adalah mencapai target Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 40 persen. Namun, ia tidak menutup kemungkinan bahwa BAIC akan membangun pabrik mandiri di Indonesia jika permintaan terhadap kendaraan mereka mengalami lonjakan yang signifikan di masa mendatang.
"Jadi, apabila volume penjualan telah mencapai 8 ribu unit, dan saya optimis kita akan mencapai angka tersebut dalam 5 tahun ke depan, maka kita akan membangun pabrik sendiri di Indonesia," jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, BAIC dan Handal telah menjalin kemitraan selama tiga tahun, yang akan berlangsung hingga tahun 2028. Setelah masa kontrak tersebut berakhir, BAIC memiliki opsi untuk memperpanjang kerja sama atau bahkan meningkatkan kapasitas lini perakitan.
"Kontrak tersebut berdurasi tiga tahun, dan akan dievaluasi untuk perpanjangan setelahnya. Kita akan melihat perkembangannya. Kontrak tersebut mengikat dengan kondisi saat ini. Mungkin saja, dalam tiga tahun ke depan, kami akan memiliki empat model atau bahkan lebih banyak lagi," tuturnya.
Saat ini, BAIC telah memasarkan dua model kendaraan di Indonesia, yaitu BJ40 Plus dan X55-II. Namun, hanya model BJ40 Plus yang dirakit secara lokal di Purwakarta. Ambisi mereka adalah untuk menjadi pusat produksi atau hub otomotif di kawasan Asia Tenggara di masa depan.
"Produksi di sini (Handal) juga bukan masalah. Jika dalam dua tahun kita sudah mencapai TKDN yang diinginkan, mengapa tidak melakukan ekspor? Perbedaan utama terletak pada fasilitas produksi yang digunakan," tegasnya.