Baru-baru ini, BAIC Indonesia mengambil langkah strategis dengan menghilangkan logo atau emblem 'Beijing' dari BAIC X55-II. Kini, mobil tersebut menampilkan logo baru yang menggunakan nama produsen. Dampaknya? Penjualan langsung melonjak tajam di pasar Indonesia!
Dhany Yahya, Chief Operating Officer (COO) JIO Distribusi Indonesia, selaku agen pemegang merek BAIC di Indonesia, mengungkapkan bahwa setelah penggantian logo 'Beijing' menjadi 'BAIC', penjualan X-55 di Indonesia mengalami peningkatan signifikan, bahkan mencapai dua kali lipat.
"Tentu saja logo memberikan pengaruh positif, membuatnya terlihat lebih pantas dan menarik. Karena dalam satu merek, idealnya tidak ada dua penamaan. Setelah perubahan logo, kami melihat lonjakan permintaan sebesar dua kali lipat," jelas Dhany saat dijumpai di Purwakarta, Jawa Barat, pada Senin (2/6).
Namun demikian, Dhany menekankan bahwa peningkatan permintaan ini tidak hanya disebabkan oleh perubahan logo semata, tetapi juga didorong oleh reposisi harga yang menurunkan harga hingga sekitar Rp 70 jutaan.
"Jadi, ini bukan hanya tentang penggantian emblem, tetapi juga strategi reposisi harga di mana kami dan dealer memberikan subsidi agar lebih banyak konsumen dapat menjangkau produk kami," tambahnya.
Sebagai informasi tambahan, dalam percakapan dengan detikOto beberapa bulan lalu, Dhany sempat menyinggung penjualan X55-II yang kurang memuaskan. Bahkan, mobil ini hanya berkontribusi sekitar 10 persen dari total penjualan mereka di Indonesia. Sisanya, menurutnya, berasal dari BJ40 Plus.
Belajar dari situasi tersebut, BAIC kemudian memperkenalkan BAIC X55-II versi terbaru tanpa logo 'Beijing'. Selain itu, mereka juga melakukan serangkaian peningkatan pada fitur-fitur kendaraan.
Mobil ini kini dilengkapi dengan konektivitas Apple Car Play dan Android Auto. Selain itu, konsol tengahnya kini memiliki cool box untuk semua varian. Kemudian, sunroof-nya dapat dibuka dan ditutup secara elektrik dan dilengkapi dengan fitur walk away lock.