Balinale 2025 Berakhir: Apresiasi Fadli Zon untuk Film RI

Admin

19/06/2025

4
Min Read

On This Post

Menteri Kebudayaan RI, Bapak Fadli Zon, menghadiri taklimat media yang menandai berakhirnya perhelatan Bali International Film Festival (Balinale) 2025.

Balinale 2025, yang telah berlangsung sejak 1 Juni 2025 di Sanur, Denpasar, telah sukses memutar lebih dari 70 film yang berasal dari 32 negara. Di antaranya, terdapat 8 penayangan perdana di tingkat dunia, 25 penayangan perdana di Asia, 16 international premiere, serta 23 karya dari sineas Indonesia. Bapak Fadli Zon menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya Balinale yang kini memasuki usia ke-18. Beliau menekankan bahwa festival ini menjadi jendela bagi budaya Indonesia untuk dikenal lebih luas di kancah internasional.

“Ini merupakan sebuah capaian yang luar biasa. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam menjaga konsistensi serta kualitas dari festival ini selama hampir dua dekade,” ungkap Bapak Fadli, dalam keterangan tertulisnya pada Minggu (8/6/2025).

Bali International Film Festival atau Balinale, sebagai satu-satunya festival film di Indonesia yang memenuhi syarat untuk penghargaan Oscar, menyelenggarakan acara penutupan yang sekaligus menjadi momen pengumuman para pemenang. Rangkaian acara penutupan juga semakin meriah dengan adanya bioskop terbuka tradisional, atau yang lebih dikenal dengan Layar Tancap, yang menayangkan berbagai pilihan film-film terbaik dari Bali dan Indonesia.

Festival ini aktif berpartisipasi dalam berbagai acara, baik di tingkat lokal maupun global. Selain itu, Balinale juga menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan organisasi bergengsi. Pemerintah pusat dan pemerintah provinsi memberikan dukungan resmi kepada festival ini atas kontribusinya terhadap budaya dan ekonomi. Penyelenggaraan Balinale tahun ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Kebudayaan sebagai wujud kemitraan antara sektor publik dan swasta (public private partnership atau PPP).

Bapak Fadli Zon memberikan dukungan penuh terhadap setiap kegiatan yang dapat menunjang ekosistem perfilman di Tanah Air. Beliau menyatakan bahwa dirinya melihat secara langsung bagaimana ekosistem perfilman Indonesia semakin aktif dalam membangun jaringan.

“Sebagai contoh, saat kita menyelenggarakan Indonesia Cinema Night beberapa waktu lalu, hampir seluruh stakeholder hadir, mulai dari sutradara, produser, hingga para pelaku industri pendukung. Mereka menjalin networking dan menjajaki berbagai peluang kolaborasi, termasuk potensi co-production lintas negara,” jelas Bapak Fadli.

Bapak Fadli juga menyampaikan bahwa Kemenbud memiliki instrumen pendanaan yang disebut Dana Indonesiana. Salah satu program utama dari dana ini didedikasikan khusus untuk mendukung dunia perfilman, terutama melalui skema matching fund.

Matching fund ini, menurut Bapak Fadli, sangat relevan bagi film-film independen yang seringkali mendapatkan dukungan dari lembaga-lembaga di luar negeri. Beberapa film telah menerima manfaat dari program ini, dan diharapkan ke depannya akan semakin banyak karya yang lahir melalui kolaborasi dari berbagai pihak.

“Kita ingin membangun sebuah ekosistem perfilman yang sehat, berkelanjutan, serta berpihak pada nilai-nilai kebudayaan bangsa. Saya mengucapkan selamat atas terselenggaranya Balinale pada tahun ini,” tegas Bapak Fadli.

“Semoga festival ini dapat terus berkembang dan menjadi jendela budaya Indonesia bagi dunia, serta menjadi ruang ekspresi kreatif yang inklusif dan membanggakan,” lanjutnya.

Sejak tahun 2007, Balinale telah mendapatkan pengakuan internasional atas program-programnya yang beragam, mulai dari film fiksi independen, film dokumenter, film panjang, hingga film pendek yang merepresentasikan berbagai kisah menarik dari Indonesia dan berbagai belahan dunia. Balinale juga dikenal sebagai forum industri yang menggabungkan kolaborasi dan pertukaran ide antar pembuat film.

Forum-forum semacam ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran budaya, pertumbuhan masyarakat, serta menginspirasi para pembuat film di masa depan. Deborah Gabinetti, selaku pendiri Balinale, menyampaikan bahwa pengakuan dari Oscar menjadi perayaan atas pencapaian Balinale di masa lalu, sekaligus menjadi komitmen untuk masa depan.

Hal ini secara signifikan meningkatkan popularitas festival serta kemampuan Balinale dalam menampilkan film-film yang merayakan kisah-kisah dari Indonesia dan seluruh dunia. Menurut Gabinetti, festival ini juga menyediakan platform bagi para pembuat film untuk mendapatkan pengakuan, menemukan berbagai peluang baru, serta menjangkau audiens yang lebih luas.

Sutradara ternama Indonesia, Andi Bachtiar Yusuf, pada kesempatan yang sama menyampaikan rasa bahagianya ketika Bapak Fadli menyatakan bahwa film Indonesia merupakan sebuah produk budaya. Menurutnya, memang demikianlah seharusnya, bahwa film adalah ekspresi dari budaya yang hidup.

“Ke depan, kita berharap agar negara dapat lebih hadir dalam bentuk perlindungan terhadap film nasional. Misalnya, melalui regulasi kuota penayangan film lokal,” ujar Andi.

“Artinya, dengan adanya regulasi yang jelas, kita dapat menciptakan ruang yang adil dan sehat bagi film-film lokal untuk berkembang, bersaing, dan hadir di tengah-tengah masyarakat,” sambungnya.

Taklimat media penutupan Balinale 2025 ini turut dihadiri oleh Richard Rowland (Penulis dan Produser Jepang-Kanada), serta aktor Indonesia Donny Damara, dan sejumlah awak Liputanku nasional dan lokal. Pada malam sebelumnya, para juri Balinale 2025 telah mengumumkan para pemenang film tahun ini dalam lima kategori, sebagai bentuk penghargaan terhadap tim kreatif dan teknis yang luar biasa atas narasi yang memikat dan kualitas pembuatan film mereka.

Daftar Pemenang Balinale tahun ini antara lain:

Balinale telah secara resmi disetujui sebagai Festival Film yang memenuhi syarat untuk penghargaan Academy Award. Balinale bukan hanya sekadar festival film, melainkan sebuah platform dinamis untuk kolaborasi dan inovasi industri, yang mendorong pertumbuhan film, televisi, serta ekonomi kreatif di Indonesia.

Balinale telah menjadi penggerak ekosistem perfilman Tanah Air.