Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki rencana ambisius untuk merealisasikan pembangunan 100 Kampung Nelayan Merah Putih pada tahun ini. Guna mewujudkan program unggulan ini, KKP mengestimasi kebutuhan anggaran mencapai Rp 2,2 triliun.
Doni Ismanto, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, menegaskan bahwa proses penentuan 100 lokasi yang akan terpilih akan dijalankan secara cermat dan terbuka. Pemerintah, jelas Doni, mengalokasikan dana sekitar Rp 22 miliar untuk setiap lokasi pembangunan. Melalui inisiatif ini, kawasan pesisir tradisional dan kampung perikanan budidaya akan bertransformasi menjadi suatu wilayah perikanan yang terintegrasi.
Saat ini, KKP telah menerima sebanyak 910 proposal pengajuan program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) dari berbagai penjuru daerah pesisir dan sentra perikanan budidaya di seluruh Indonesia. Pada tahun ini, KKP menargetkan pembangunan 100 KNMP yang tersebar di berbagai wilayah, di mana 80 persen penduduknya berprofesi sebagai nelayan atau pembudidaya perikanan.
“Pendaftaran program Kampung Nelayan Merah Putih secara resmi telah kami tutup kemarin. Antusiasme dan semangat yang luar biasa dari pemerintah daerah serta masyarakat, menjadi bukti nyata bahwa program Kampung Nelayan Merah Putih adalah harapan yang kita emban bersama,” ungkap Doni dalam keterangannya, Kamis (5/6/2025).
Lebih jauh, di wilayah pesisir, akan disiapkan infrastruktur pendukung seperti dermaga, pabrik es, cold storage, sentra kuliner, kios perbekalan melaut, hingga balai pelatihan. Fasilitas ini disediakan sebagai sarana untuk meningkatkan kompetensi masyarakat setempat. Sementara itu, di kampung perikanan budidaya, akan disediakan sarana prasarana yang menunjang kegiatan budidaya modern dan berkelanjutan. Di setiap lokasi pembangunan juga dipastikan tersedianya instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) agar aktivitas produksi tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar.
“Selama masa seleksi, kami mengajak pemerintah daerah maupun masyarakat wilayah yang diajukan sebagai lokasi KNMP untuk menyampaikan potensi yang mereka miliki, melalui mention akun Liputanku IG @Kkpgoid dan TikTok Kementerian Kelautan dan Perikanan. Karena dari kampung yang kuat, akan lahir masa depan yang hebat,” imbuh Doni.
Sementara itu, menurut Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial, dan Budidaya, Trian Yunanda, seiring dengan proses seleksi lokasi, pihaknya juga tengah mempersiapkan regulasi yang akan menjadi landasan hukum pelaksanaan program KNMP. Kecepatan dan ketepatan program ini dinilai penting untuk menunjang kesejahteraan masyarakat nelayan dan pembudidaya, sebagaimana yang telah berjalan di Desa Samber Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
“Saat ini, tim sedang melakukan seleksi lebih lanjut terhadap 100 lokasi unggulan yang dinilai layak untuk dibangun pada tahun 2025. Selanjutnya, tim juga menyiapkan gambar pra-desain perencanaan & persiapan survei 100 lokasi yang diharapkan dapat selesai pada akhir bulan Juni ini. Seluruh proposal yang masuk akan menjadi basis data awal terhadap rencana pembangunan 1.100 KNMP hingga tahun 2027,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menginstruksikan untuk membangun 1.000 Kampung Nelayan Merah Putih hingga tahun 2026. Sebagai langkah awal, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memulai dengan membangun 100 Kampung Nelayan pada tahun ini.
Pria yang akrab disapa Trenggono ini menyampaikan bahwa dirinya telah melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait model kampung nelayan yang telah dibangun. KKP telah merampungkan pembangunan Kampung Nelayan Modern Samber-Binyeri yang terletak di ujung barat Pulau Biak. Menurut Trenggono, Prabowo telah menyetujui agar pembangunan kampung nelayan diperluas.
“Ini saya laporkan kepada Bapak Presiden, lalu jawaban beliau adalah, itu yang dibintangi, yang dibintangi itu dirubah saja menjadi kampung nelayan seperti ini. Alhamdulillah, maka tahun ini ditargetkan 100 kampung nelayan, dari yang dibintangi itu untuk digeser, untuk menjadi seperti ini,” jelas Trenggono dalam acara International Day for IUU Fishing, Kamis (5/6/2025).