TANGERANG SELATAN, MasterV – Warga Perumahan Puri Bintaro Indah, Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan, kembali dirundung resah. Banjir setinggi 120 sentimeter melanda kawasan tersebut pada Kamis malam (29/5/2025), menyusul hujan deras yang mengguyur tanpa ampun.
Sekitar pukul 20.00 WIB, air mulai menyusup ke rumah-rumah warga, merendam segalanya dalam waktu singkat. Jalanan, rumah, dan harta benda tak luput dari terjangan banjir yang begitu cepat.
Banyak yang menyebut peristiwa ini sebagai banjir terbesar yang pernah terjadi sejak tahun 2020, mengingatkan akan kejadian serupa yang menimpa perumahan tersebut.
Meskipun air telah surut pada Jumat (30/5/2025), jejak-jejak dahsyatnya banjir masih terasa. Lumpur tebal mengotori rumah-rumah warga, bau tak sedap menusuk hidung, dan perabot rumah tangga banyak yang rusak.
Pada Jumat pagi, semangat gotong-royong membara di antara warga. Mereka bahu-membahu membersihkan rumah dan jalanan dari sisa-sisa banjir yang memilukan.
Datang Tiba-tiba, Naik Cepat
Budi (54), salah seorang warga setempat, menuturkan bahwa banjir datang dengan begitu cepat, membuatnya tak sempat menyelamatkan barang-barang berharganya.
“Air naiknya sangat cepat. Begitu naik dari jalan depan rumah, saya langsung memindahkan mobil ke tempat yang lebih tinggi. Namun, ketika saya kembali, air sudah memenuhi rumah,” ungkap Budi saat ditemui di Perumahan Puri Bintaro Indah, Jumat (30/5/2025).
Akibatnya, sejumlah perabot rumah tangga Budi, seperti sofa dan tempat tidur, tak bisa diselamatkan dari terjangan air.
Namun, karena lingkungan rumahnya memang sering menjadi langganan banjir, Budi dan warga lainnya sudah lama mengantisipasi dengan mengganti spring bed dengan tempat tidur berbahan besi yang dianggap lebih tahan terhadap air.
“Sudah tidak ada lagi yang menjemur kasur di sini karena sudah tahu. Kebanyakan sudah pada menggunakan tempat tidur besi,” jelasnya.
Budi menambahkan, banjir yang terjadi pada Kamis malam itu merupakan yang terbesar kedua selama 19 tahun ia tinggal di kawasan tersebut. Banjir terparah sebelumnya terjadi pada tahun 2020.
Warung Selamat, Rumah Terendam
Pengalaman serupa dialami oleh Sri (35), seorang warga yang telah tinggal di Puri Bintaro Indah sejak tahun 2018. Sri mengatakan bahwa air mulai memasuki rumahnya sekitar pukul 20.30 WIB.
Ketinggian air di dalam rumah mencapai 50 cm, sementara di luar rumah mencapai 120 cm.
Intan Afrida Rafni Warga Puri Bintaro Indah terlihat tengah berjuang membersihkan lumpur setelah banjir yang melanda sejak Kamis (29/5/2025). Walaupun rumahnya terendam, warung sembako milik Sri yang terletak di bagian depan rumahnya tetap aman karena posisinya lebih tinggi sekitar 50–60 cm.
“Kalau rumah pasti kena, karena posisinya agak rendah. Warung saya masih aman karena memang lebih tinggi,” kata Sri.
Sri sempat menyelamatkan sebagian barang miliknya ke tempat yang lebih tinggi saat menyadari air mulai naik. Sayangnya, galon dan tabung gas tiga kilogram (kg) miliknya justru terendam banjir.
Memilih Bertahan
Meskipun banjir cukup tinggi, baik Budi maupun Sri memilih untuk tidak mengungsi. Keduanya memilih untuk bertahan di rumah masing-masing.
“Kira-kira kalau air sudah setinggi 1,5 meter, baru kita naik semua ke tempat tidur besi,” ujar Budi.
Sementara itu, menurut catatan BPBD Tangsel, sekitar 20 warga sempat mengungsi ke Posyandu dan Balai Warga Puri Bintaro Indah. Namun, pengungsian tersebut hanya bersifat sementara.
“Pada Jumat (30 Mei 2025) pukul 06.00 WIB, mereka sudah kembali ke rumah,” kata Komandan Peleton (Danton) Satgas BPBD Kota Tangerang Selatan, Dian Wiryawan saat dikonfirmasi Liputanku.
Menanti Solusi Nyata
Warga menegaskan bahwa banjir di Puri Bintaro Indah bukanlah hal yang baru. Hampir setiap kali hujan deras mengguyur, perumahan tersebut selalu menjadi langganan banjir.
Menurut penuturan warga, proyek pembangunan tanggul di wilayah tersebut juga belum membuahkan hasil yang signifikan.
“Harapan kita adalah agar pemerintah setempat berkolaborasi dengan pengurus-pengurus warga RT di sini supaya terjalin komunikasi yang baik. Ada biaya dan sumber daya manusia, tapi sepertinya tidak berjalan,” kata Budi dengan nada prihatin.
Sri menambahkan, dalam lima tahun terakhir, banjir sebenarnya tidak pernah sampai masuk ke rumahnya, hanya menggenangi jalan. Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan solusi nyata dari pemerintah.
“Mudah-mudahan tidak banjir lagi ya. Walaupun banjir, ya tidak apa-apalah kalau hanya di jalan saja,” ucap Sri dengan nada pasrah.
16 Titik Banjir
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Tangsel, Essa Nugraha, mengungkapkan bahwa total ada 16 titik banjir yang terjadi di seluruh wilayah Tangerang Selatan pada Kamis malam.
“Mayoritas sudah surut pada Jumat pagi. Tidak ada laporan mengenai korban jiwa. BPBD telah berkoordinasi dengan pihak kelurahan dan relawan untuk penanganan cepat di lokasi-lokasi yang terdampak,” jelas Essa.
Ia juga mengimbau warga untuk tetap waspada, mengingat potensi hujan sedang hingga lebat masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.