Korban Kebakaran Penjaringan Butuh Bantuan Apa Saja?

Admin

20/06/2025

4
Min Read

JAKARTA, MasterV – Para korban kebakaran di Penjaringan, Jakarta Utara, saat ini masih sangat memerlukan berbagai macam uluran tangan.

Sejumlah kebutuhan mendesak tersebut disampaikan langsung oleh para korban saat Gubernur Jakarta, Pramono Anung, melakukan inspeksi ke posko pengungsian pada hari Minggu (8/6/2025).

Kunjungan Pramono Anung ke posko pengungsian ini bertujuan untuk memastikan bahwa segala kebutuhan para korban benar-benar terpenuhi dengan baik.

Beliau menginstruksikan seluruh Kepala Dinas (Kadis) untuk terjun langsung ke lapangan guna membantu memenuhi kebutuhan mendesak para korban kebakaran.

"Pada hari ini, saya minta seluruh kepala dinas, seluruh dinas yang ada di Balai Kota, untuk all out turun tangan," tegas Pramono saat diwawancarai Liputanku di lokasi kejadian, Minggu.

Permintaan Pemasangan Kipas Angin di Tenda

Pramono menjelaskan bahwa mayoritas korban kebakaran di Penjaringan mengharapkan adanya pemasangan kipas angin di dalam tenda-tenda pengungsian.

"Setelah saya berkeliling tadi, memang ada beberapa keluhan kecil. Untuk urusan logistik seperti makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan, alhamdulillah tidak ada masalah. Hanya saja, karena cuaca panas, mereka meminta fasilitas seperti kipas angin," terang Pramono.

Kondisi di dalam tenda pengungsian memang terasa sangat panas, terutama pada siang hari, yang menyebabkan para pengungsi merasa tidak nyaman.

Terlebih lagi, setiap tenda bisa menampung hingga sekitar 100 orang, yang semakin memperburuk kondisi panas di dalam tenda.

Permintaan Susu Formula

Selain kipas angin, warga yang memiliki bayi juga sangat mengharapkan bantuan berupa susu formula dan perlengkapan bayi lainnya.

"Sebenarnya, stok susu formula sudah tersedia dan PMI juga sudah menyiapkannya. Dengan demikian, diharapkan semua permintaan masyarakat yang terdampak kebakaran ini dapat dipenuhi oleh Pemerintah DKI Jakarta," ujar Pramono.

Kebutuhan Alat Tidur

Kebutuhan mendesak lainnya yang sangat diharapkan oleh para korban kebakaran Penjaringan adalah alat tidur yang layak, seperti kasur, bantal, dan selimut.

"Sejak awal mengungsi, kami tidak memiliki alas tidur sama sekali. Kami hanya bisa berharap, siapa tahu ada donatur yang berbaik hati memberikan kasur dan bantal," ungkap salah seorang warga bernama Sumarni (64) saat diwawancarai Liputanku di lokasi, Minggu.

Pada kenyataannya, sebagian besar tenda pengungsian belum dilengkapi dengan kasur atau matras yang memadai.

Selain kasur, mereka juga sangat membutuhkan selimut untuk menghangatkan diri saat tidur di malam hari, karena seringkali merasa kedinginan dan digigit nyamuk.

Kebutuhan Pakaian Layak Pakai

Bantuan lain yang masih sangat dinantikan oleh para korban kebakaran adalah pakaian yang layak pakai.

"Kami sangat membutuhkan pakaian, karena tidak ada pakaian sama sekali selain yang kami kenakan saat kejadian," tutur seorang warga bernama Misti.

Misti menambahkan bahwa bantuan makanan sebenarnya sudah cukup melimpah. Bahkan, warga yang rumahnya tidak ikut terbakar pun turut menerima pembagian makanan karena stoknya yang berlimpah.

"Akan tetapi, untuk pakaian, kami masih sangat kekurangan. Bantuan pakaian sangat dibutuhkan saat ini," imbuh Misti.

Bantuan Dana untuk Membangun Rumah

Para korban kebakaran juga sangat berharap adanya bantuan dana dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, terutama dari Wakil Gubernur Rano Karno.

"Tolong sampaikan kepada Bapak Rano, kami kan sudah memilih beliau, semoga ada bantuan untuk kami membangun rumah kembali," harap Sumarni (64).

Harapan serupa juga diutarakan oleh warga lainnya, Ayu Wulansari (34).

"Kami mohon bantuannya, kami adalah orang tidak mampu. Untuk mengontrak rumah saja kami kesulitan, apalagi untuk membangun rumah. Untuk makan sehari-hari saja kami masih butuh bantuan," ucap Ayu sambil berusaha menahan air mata.

Sebelumnya, kebakaran besar melanda kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Jumat (6/6/2025) siang. Api baru berhasil dipadamkan setelah berkobar selama 12 jam.

Petugas pemadam kebakaran mengalami kendala dalam memadamkan api karena akses jalan yang sempit dan sumber air yang kurang memadai.

Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 485 bangunan ludes terbakar dan sekitar 3.200 jiwa menjadi korban. Para korban untuk sementara waktu mengungsi di tenda-tenda darurat yang didirikan oleh Pemprov DKI Jakarta, Kementerian Sosial, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta di atas lahan kosong.

Hingga saat ini, penyebab pasti kebakaran di Kapuk Muara tersebut masih belum diketahui.