MasterV, Banyuwangi – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terus berupaya mengembangkan pertanian berbasis teknologi modern yang berkelanjutan serta ramah lingkungan. Salah satu langkah konkretnya adalah melalui uji coba pemanfaatan pompa air bertenaga surya.
Pompa air inovatif ini dirancang khusus untuk mengairi lahan pertanian, dengan tujuan mengurangi ketergantungan pada Bahan Bakar Minyak (BBM) serta pasokan listrik konvensional yang selama ini menjadi kendala.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menjelaskan bahwa pemanfaatan pompa tenaga surya ini adalah bagian integral dari strategi pemerintah dalam mendukung program swasembada pangan, sekaligus memperkenalkan teknologi ramah lingkungan kepada para petani. Inovasi ini merupakan wujud adaptasi sektor pertanian terhadap dinamika perubahan iklim dan krisis energi global.
“Kami mendorong para petani untuk mulai memanfaatkan sumber energi yang lebih bersih, ekonomis, dan terbarukan. Pompa tenaga surya ini adalah salah satu contoh nyata,” ungkap Ipuk dengan antusias.
Ipuk menambahkan, penggunaan pompa tenaga surya menjadi elemen penting dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Banyuwangi.
“Selain menawarkan efisiensi energi yang signifikan, pompa surya juga dinilai memiliki dampak lingkungan yang minimal dan masa pakai yang relatif panjang,” imbuhnya, menyoroti keunggulan teknologi ini.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Ilham Juanda, menjelaskan bahwa tahap awal pemanfaatan pompa ini diimplementasikan di lahan milik Kelompok Tani Katelas yang berlokasi di Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo. Uji coba ini merupakan hasil kolaborasi dengan salah satu produsen pompa air tenaga surya terkemuka.
“Jika uji coba ini membuahkan hasil positif, kami akan mengajukan usulan perluasan program ke kelompok tani lainnya di Wongsorejo, bahkan mungkin ke kecamatan-kecamatan lain di Banyuwangi,” lanjutnya, dengan optimisme.
Saat ini, para petani memiliki opsi baru untuk bertani secara lebih mandiri berkat kehadiran pompa tenaga surya ini. Lebih jauh lagi, keberadaan pompa ini membuka peluang untuk melakukan aktivitas bercocok tanam di musim kemarau, yang sebelumnya sangat sulit dilakukan karena keterbatasan sumber air.
“Diharapkan, inisiatif ini dapat meningkatkan indeks pertanaman serta meningkatkan pendapatan para petani. Yang semula petani hanya mampu menanam 3 kali dalam setahun, diharapkan dapat meningkat menjadi 4-5 kali dengan adanya sistem pengairan yang lebih efisien,” ujar Ilham, menjelaskan potensi dampak positif dari program ini.
Uji coba pompa tenaga surya ini dipasang secara permanen di lahan pertanian milik kelompok dan telah berlangsung selama beberapa pekan terakhir. Air dipompa dari sumur dangkal dan dialirkan ke petak-petak sawah menggunakan sistem irigasi yang sederhana namun efektif.
Dalam pelaksanaan uji coba tersebut, para penyuluh pertanian turut dilibatkan secara aktif dalam memberikan sosialisasi mengenai cara penggunaan serta perawatan alat. Hal ini dianggap penting agar peralatan yang telah dipasang dapat beroperasi secara optimal dan memberikan manfaat berkelanjutan bagi para petani.
Inisiatif yang digagas oleh pemerintah kabupaten ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh para anggota Kelompok Tani Katelas. Menurut mereka, teknologi pompa air tenaga surya ini sangat membantu, terutama di musim kemarau di mana kebutuhan air meningkat secara signifikan.
Salah satu petani yang telah merasakan manfaat dari penggunaan pompa tenaga surya ini adalah Susanto. Menurutnya, penggunaan pompa ini membuat kegiatan pengairan menjadi jauh lebih efisien dibandingkan sebelumnya.
“Biasanya, kami harus menyalakan pompa diesel yang boros bahan bakar. Untuk tanaman jagung saja, kami membutuhkan biaya sekitar 4 juta rupiah atau setara dengan 600 liter solar. Namun, sekarang, cukup dengan memanfaatkan energi matahari, air bisa dialirkan ke lahan pertanian kami. Biaya operasional pun turun secara drastis,” pungkas Susanto, mengungkapkan penghematan yang signifikan.
