“`html
JAKARTA, MasterV – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengumumkan rencana penyaluran bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 360 ribu ton pada kuartal kedua tahun 2025.
Bantuan ini akan menjangkau sekitar 18,3 juta penerima manfaat selama periode dua bulan.
Namun demikian, Mentan Amran menekankan adanya strategi khusus yang dirancang untuk mencegah penurunan nilai tukar petani (NTP) sebagai dampak dari penyaluran bansos ini.
"Kita akan menyalurkan bantuan sosial berupa beras dengan volume 180 ribu ton per bulan, sehingga totalnya menjadi 360 ribu ton selama dua bulan. Bantuan ini akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Strateginya adalah bagaimana kita menjaga agar NTP tidak mengalami penurunan," jelas Amran dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Presiden, Jakarta, dan disiarkan secara daring pada Senin (2/6/2025).
"Langkah pertama adalah dengan memprioritaskan pembagian bansos pangan atau beras ke wilayah-wilayah yang minim atau tidak menghasilkan beras, seperti Papua dan Maluku. Pendistribusian ke wilayah-wilayah ini bisa dilakukan sekaligus untuk dua bulan," paparnya.
Selanjutnya, penyaluran bansos beras juga akan difokuskan ke daerah perkotaan yang juga tidak memiliki produksi beras.
Untuk daerah-daerah penghasil beras, khususnya di Pulau Jawa, penyaluran akan dilakukan dengan sangat hati-hati dan mempertimbangkan kondisi NTP secara seksama.
"Kita harus melindungi petani. Kita akan memantau kabupaten-kabupaten yang harga berasnya sudah melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan. Strategi ini bertujuan untuk menjaga stabilitas harga, baik di tingkat petani maupun di tingkat konsumen," tegas Amran.
Mentan Amran juga menyampaikan kabar baik bahwa pada bulan Mei 2025, NTP telah mengalami peningkatan menjadi 121, naik dari sebelumnya yang berada di angka 116.
"Alhamdulillah, sektor pertanian menunjukkan kinerja yang baik dengan komponen NTP yang positif. Stok beras kita juga dalam kondisi aman, karena volume yang akan kita salurkan hanya 360 ribu ton, sementara serapan gabah petani diperkirakan mencapai 400 ribu hingga 500 ribu ton tahun ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, Mentan Amran mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton. Ini merupakan angka tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.
Sebelumnya, rekor stok beras tertinggi yang pernah dimiliki Indonesia adalah 3 juta ton pada tahun 1984.
"Target yang diberikan oleh Bapak Presiden adalah swasembada dalam 4 tahun, kemudian dipercepat menjadi 3 tahun. Kita berharap tahun ini tidak perlu ada impor beras," harapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah memberikan penebalan bansos untuk kelompok masyarakat yang paling rentan dan miskin.
Penebalan bansos ini merupakan bagian dari lima paket stimulus ekonomi yang digulirkan pemerintah pada kuartal II 2025.
Dalam program penebalan bansos ini, penerima manfaat program kartu sembako sebanyak 18,3 juta kelompok akan menerima tambahan dana sebesar Rp 200 ribu per bulan selama dua bulan.
Tambahan dana ini akan dicairkan pada bulan Juni 2025.
Selain itu, penerima manfaat juga akan menerima bantuan beras gratis sebanyak 10 kilogram (kg) selama dua bulan.
"Total anggaran yang dialokasikan untuk tambahan kartu sembako dan bantuan pangan ini mencapai Rp 11,93 triliun," ungkap Sri Mulyani. "Dalam hal ini, Kementerian Sosial akan bertanggung jawab untuk penyaluran tambahan kartu sembako sebesar Rp 200 ribu per bulan yang akan dibayarkan di bulan Juni. Sementara untuk bantuan pangan, pelaksanaannya akan dikoordinasikan oleh Bapanas dan Kementerian Pertanian," tambahnya.
Pemerintah berupaya keras agar penyaluran beras tidak berdampak pada penurunan harga beras di tingkat petani.
“`