Sebagai upaya mendukung ketahanan pangan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggencarkan pengembangan beras biofortifikasi (beras bernutrisi) melalui pemanfaatan teknologi yang berorientasi pada kelestarian lingkungan. Perlu diketahui, beras biofortifikasi dihasilkan melalui proses budidaya padi yang dirancang khusus untuk meningkatkan kandungan gizinya secara signifikan.
Beras istimewa ini kaya akan beragam vitamin dan mineral esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, meliputi Vitamin A, B1, B3, B12, B9 (asam folat), zat besi, dan zinc. Dengan komposisi gizi yang lengkap, beras biofortifikasi sangat baik dikonsumsi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak yang sedang dalam fase pertumbuhan optimal.
"Inisiatif ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo. Di samping berkontribusi pada ketahanan pangan, pengembangan beras bernutrisi ini juga memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Diharapkan, kualitas gizi masyarakat akan semakin meningkat, sekaligus menekan bahkan mencegah terjadinya stunting," ungkap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada hari Sabtu (7/6/2025).
Ipuk menjelaskan lebih lanjut bahwa produksi beras biofortifikasi dilakukan melalui modifikasi genetik pada tanaman padi, yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan gizi secara alami. Pengembangan beras unggul ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Banyuwangi dengan produsen pertanian ramah lingkungan yang berpusat di Banyuwangi, yaitu Pandawa Agri Indonesia, serta dukungan dari Danone Indonesia dan Bulog Banyuwangi.
Sementara itu, CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa Putra, menerangkan bahwa saat ini pengembangan beras biofortifikasi telah diimplementasikan di lahan seluas 60 hektare, dengan melibatkan partisipasi aktif dari puluhan petani. Lahan-lahan tersebut tersebar di berbagai wilayah strategis, termasuk Kecamatan Blimbingsari, Licin, Glagah, Singojuruh, dan Sempu.
"Pada tahun 2026, kami berencana untuk memperluas areal pengembangan hingga mencapai 500 hektare, dengan melibatkan sekitar 100 petani," imbuh Kukuh.
Dalam implementasinya, Pandawa Agri Indonesia memberikan pendampingan komprehensif dari hulu hingga hilir kepada para petani. Pendampingan ini meliputi penyiapan benih unggul, pengolahan lahan yang optimal, proses budidaya yang berkelanjutan, hingga penanganan pasca panen yang efektif. Melalui pendampingan intensif ini, produktivitas tanaman padi dapat ditingkatkan hingga 15 persen.
Kukuh menambahkan, dalam proses budidaya padi biofortifikasi, pihaknya secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip pertanian ramah lingkungan. Beberapa praktik yang diterapkan antara lain pemupukan berimbang dan rasional, penggunaan decomposer jerami untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah, serta penerapan sistem pengairan basah kering untuk menekan emisi gas rumah kaca.
"Selain memberikan efisiensi biaya, teknik pertanian ini juga jauh lebih ramah terhadap lingkungan," pungkasnya.