Stok Beras RI Rekor! Mentan: Tak Ada Impor Tahun Ini

Admin

11/06/2025

2
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menyampaikan kabar gembira bahwa cadangan beras nasional saat ini telah melampaui angka 4 juta ton. Menurut Amran, pencapaian ini adalah rekor tertinggi dalam kurun waktu 57 tahun terakhir.

MasterV, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa stok beras nasional saat ini telah mencapai lebih dari 4 juta ton. Amran menyampaikan stok beras saat ini merupakan capaian tertinggi selama 57 tahun.

"Rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir, sebelumnya pernah kita sentuh angka 3 juta ton pada tahun 1984," terang Amran, seperti dikutip Liputanku dari siaran pers pada hari Selasa (3/6/2025).

Dengan optimisme tinggi, beliau meyakini bahwa swasembada beras akan terwujud sesuai target yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu pada tahun 2027. Lebih lanjut, Amran menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia tidak perlu melakukan impor beras tahun ini berkat ketersediaan stok yang mencukupi.

"Target dari Bapak Presiden, rencana awal kita adalah swasembada dalam empat tahun, lalu dipercepat menjadi tiga tahun. Semoga tahun ini kita tidak perlu impor," jelasnya.

Selain kabar baik mengenai stok beras, Amran juga memaparkan capaian positif dalam nilai tukar petani (NTP) yang menunjukkan tren peningkatan. Ia menjelaskan bahwa dukungan anggaran dari Kementerian Keuangan diharapkan dapat mendorong NTP hingga mencapai angka 110. Sementara itu, pada bulan Mei, NTP dilaporkan meningkat menjadi 121.

"Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu, yaitu 116," ungkap Amran.

Sebagai upaya untuk memperkuat daya beli masyarakat dan menstabilkan harga, Amran mengumumkan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan bantuan sosial berupa beras sebanyak 180 ribu ton per bulan selama dua bulan, sehingga totalnya mencapai 360 ribu ton. Bantuan ini akan diprioritaskan untuk wilayah nonpenghasil beras dan daerah perkotaan.

"Seperti Papua, Maluku, dan wilayah lainnya. Distribusi ke sana bisa kita lakukan sekaligus untuk dua bulan. Selain itu, daerah perkotaan yang juga tidak menghasilkan beras akan menjadi fokus," paparnya.

Sementara itu, untuk daerah penghasil beras, terutama di Pulau Jawa, Amran menekankan pentingnya perlindungan. Ia menegaskan perlunya menjaga keseimbangan harga agar petani tetap mendapatkan keuntungan tanpa memberatkan konsumen.

"Strategi ini kita terapkan untuk menjaga harga di tingkat petani tetap baik, dan harga di tingkat konsumen juga tetap terjangkau," ujarnya.

Amran meyakinkan masyarakat bahwa stok pangan nasional secara keseluruhan berada dalam kondisi yang aman. Selain itu, penyerapan gabah dari petani diperkirakan dapat mencapai 400 hingga 500 ribu ton pada bulan ini.

"Karena kita hanya akan mengeluarkan 360 ribu ton, dan kemungkinan serapan gabah pada bulan ini bisa mencapai 400-500 ribu ton," tutup Amran.