Manfaat Susu di MBG: Penjelasan Badan Gizi Nasional

Admin

20/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mengedepankan pentingnya gizi seimbang sebagai fondasi pertumbuhan optimal anak-anak, termasuk menyoroti manfaat signifikan dari konsumsi susu.

Epi Taufik, Tim Pakar Bidang Susu Badan Gizi Nasional (BGN) sekaligus Guru Besar di Institut Pertanian Bogor (IPB), menjelaskan bahwa menurut data dari International Dairy Federation (IDF), lebih dari 160 juta anak di seluruh dunia telah merasakan dampak positif dari program pemberian susu, yang seringkali terintegrasi dengan program makan di sekolah.

“Susu berperan penting dalam melengkapi dan menyempurnakan nilai gizi dari paket makanan yang diberikan,” ungkap Epi dalam keterangan resmi yang diterima Liputanku pada Senin, 9 Juni 2025.

Dadan Hindayana, Kepala BGN, sebelumnya telah menekankan bahwa konsumsi susu sebanyak 2 liter per hari oleh putranya berkontribusi pada pertumbuhan tinggi badan yang melampaui dirinya sendiri.

Berdasarkan perhitungan internal yang dilakukan, Epi mengungkapkan bahwa kandungan kalsium dalam paket makanan MBG berada dalam rentang 7-12 persen dari Angka Kecukupan Gizi (AKG).

“Nilai tersebut memadai untuk mendukung *human peak height velocity* (laju pertumbuhan tinggi badan optimal) yang sebelumnya telah disampaikan oleh Kepala BGN,” jelasnya.

“Setidaknya, 25 persen AKG kalsium diperlukan oleh anak-anak. Susu, dengan bentuknya yang cair, menawarkan sumber kalsium yang mudah dicerna dan siap sedia,” tambahnya.

Menurutnya, susu merupakan wahana yang efektif untuk menyediakan 13 nutrien esensial, menjadi bahan bakar utama bagi pertumbuhan anak-anak karena kandungan kalsium, vitamin D, B12, dan protein di dalamnya.

“Tubuh kita tidak dapat memproduksi kalsium sendiri, sehingga kita perlu memperolehnya melalui asupan makanan,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa susu dan produk olahan susu merupakan sumber kalsium cair terbaik, dibandingkan dengan sumber-sumber lain yang berbentuk padat.

“Kalsium, vitamin D, serta vitamin dan mineral lainnya yang terkandung dalam susu sangat krusial untuk kesehatan tulang dan gigi,” papar Epi.

Epi melanjutkan, hasil penelitian di India pada tahun 2022 menunjukkan bahwa konsumsi susu memberikan dampak nyata bagi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi, terutama dalam upaya menanggulangi masalah *stunting* (terhambatnya pertumbuhan) dan kekurusan.

“Susu juga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan keterampilan kognitif pada anak-anak usia sekolah,” ujarnya.

“Produk susu yang akan didistribusikan dalam program MBG untuk siswa TK/PAUD hingga SD/MI adalah susu UHT atau pasteurisasi, diberikan satu kali sehari dengan volume 115 mililiter,” tegasnya.

Sementara itu, untuk siswa SMP/MTs hingga SMA/SMK/MA, volumenya ditingkatkan menjadi 125 ml. Produk susu yang diberikan kepada kedua kelompok pelajar ini harus mengandung minimal 20 persen susu segar.

Komposisi gizinya harus sesuai dengan Peraturan BPOM Nomor 13/2023 tentang Kategori Pangan, yaitu susu cair *plain* lainnya dalam bentuk susu lemak penuh rekombinasi dengan kadar lemak minimal 3 persen, protein minimal 2,7 persen, serta kadar karbohidrat dan mineral minimal 7,8 persen.

Sementara itu, Pedoman Gizi Seimbang dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 41 Tahun 2014 dan *FAO & WHO, Guidelines on Milk Consumption for School-Age Children* justru merekomendasikan konsumsi susu setiap hari.

“Bagi anak-anak usia TK hingga SMA, dianjurkan untuk mengonsumsi satu hingga dua gelas susu per hari, atau sekitar 200–400 ml per hari,” jelasnya.

“Oleh karena itu, volume pemberian susu dalam program MBG untuk siswa TK-SMA telah sejalan dengan pedoman yang berlaku, karena masih berada dalam rentang di bawah anjuran maksimal tersebut,” pungkas Epi.