JAKARTA, MasterV – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) tengah mempertimbangkan secara mendalam wacana pemberian bantuan pelayanan kesehatan bagi hewan, yang populer disebut sebagai “BPJS” untuk hewan peliharaan.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, mengklarifikasi bahwa istilah “BPJS” tersebut hanyalah sebuah sebutan, mengingat layanan yang dimaksud masih dalam tahap gagasan awal.
“Ini masih sebatas wacana, sebuah ide yang perlu dikaji secara lebih komprehensif. Ada banyak pihak yang akan terlibat dalam realisasinya,” jelas Hasudungan saat ditemui di Pusat Pelatihan Seni Budaya Pondok Kelapa, Selasa (10/6/2025).
Dijelaskan lebih lanjut oleh Hasudungan, konsep “BPJS” hewan ini bertujuan untuk memberikan subsidi, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu atau bagi pemilik hewan peliharaan yang membutuhkan.
Rencananya, layanan kesehatan gratis bagi hewan ini tidak hanya terbatas pada sterilisasi.
“Harapan kami, layanan ini mencakup berbagai aspek kesehatan. Misalnya, pengobatan, pemberian vaksin, bahkan tindakan operasi, termasuk operasi caesar,” tambahnya.
Sebelumnya, Hardiyanto Kenneth, anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P, telah menyampaikan dukungannya terhadap wacana layanan “BPJS” hewan ini, khususnya untuk membantu pemilik hewan yang kurang mampu.
Menurutnya, tidak semua pemilik hewan di Jakarta memiliki kemampuan finansial yang sama.
“Tidak semua pemilik hewan berasal dari kalangan berada. Seringkali, mereka merawat kucing dan anjing liar yang mereka selamatkan. Mereka adalah garda terdepan dalam memberikan bantuan kepada hewan domestik,” ungkap Kenneth kepada para jurnalis, Rabu (4/6/2025).
“Dengan adanya program BPJS hewan ini, diharapkan beban biaya perawatan hewan dapat menjadi lebih ringan bagi mereka,” lanjutnya.
Layanan BPJS hewan ini direncanakan akan terintegrasi dengan sistem identifikasi hewan peliharaan melalui pemasangan microchip, yang bertujuan untuk memudahkan pendataan.
Oleh karena itu, Kenneth berharap agar Puskeswan Ragunan dapat menjadi contoh dan barometer pelayanan kesehatan hewan di Indonesia.
Sebab, ia menyoroti bahwa Puskeswan Ragunan telah menunjukkan perkembangan pelayanan yang signifikan.
“Saya ingin Puskeswan ini menjadi percontohan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Ini adalah tantangan bagi Dr. Hasudungan untuk mewujudkan rumah sakit hewan yang berstandar internasional,” tandasnya.