Obat RI Resmi Dipakai Jemaah Haji: Izin dari Arab Saudi

Admin

08/06/2025

3
Min Read

On This Post

Anggota Amirulhaj, yang juga menjabat sebagai Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyampaikan rasa syukurnya atas izin yang diberikan oleh otoritas Arab Saudi terkait penggunaan obat-obatan dari Indonesia bagi jemaah haji Republik Indonesia. Beliau menegaskan bahwa otoritas Saudi memberikan syarat khusus: penggunaan obat-obatan tersebut harus berada di bawah pengawasan dan pemberian dokter.

Sebagai Amirulhaj, Taruna menjelaskan bahwa tugasnya meliputi evaluasi kinerja tim kesehatan, analisis efektivitas vaksin dan obat-obatan yang diberikan kepada jemaah haji RI, mempelajari mekanisme layanan kesehatan di Arab Saudi, menganalisis sinkronisasi antara tim kesehatan kloter dengan rumah sakit Saudi, serta mengkoordinasikan seluruh tenaga kesehatan haji.

“Salah satu isu krusial yang muncul adalah, sebagaimana kita ketahui, penggunaan obat-obatan di setiap negara, termasuk Indonesia, diatur ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan. Jika tidak sesuai regulasi, BPOM berhak mengambil tindakan,” ujar Taruna di Makkah, Arab Saudi, Sabtu (31/5/2025).

Beliau menambahkan, aturan serupa juga berlaku di Arab Saudi. Setiap obat yang digunakan harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh otoritas berwenang, yaitu Saudi Food and Drug Authority (SFDA).

Dengan lebih dari 200 ribu jemaah haji Indonesia yang berada di Arab Saudi, ketersediaan obat-obatan dari Indonesia menjadi sangat penting dalam menjaga kesehatan mereka, demikian disampaikan Taruna.

Taruna mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan President of the Saudi Food and Drug Authority (SFDA), Hisham bin Saad Aljadhey, untuk membahas permasalahan ini. Pertemuan tersebut membuahkan hasil positif, dengan SFDA memberikan lampu hijau untuk penggunaan obat-obatan asal Indonesia bagi jemaah haji RI.

“Saya menyampaikan permasalahan ini kepada beliau, memohon bantuan pengecualian agar obat-obatan yang kami bawa dari Indonesia dapat digunakan di sini untuk jemaah kita. Beliau hanya berpesan bahwa penggunaannya harus oleh ahlinya. Oleh karena itu, kita membawa tim dokter dari Indonesia,” jelasnya.

Beliau juga menyinggung adanya aturan baru yang mengharuskan jemaah haji yang sakit untuk segera dibawa ke rumah sakit Saudi. Meski demikian, tim medis Indonesia tetap memberikan pemeriksaan di hotel bagi jemaah yang membutuhkan.

“Misalnya, jemaah yang batuk-batuk, kita berikan obatnya karena dokter yang memberikan,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya juga akan memantau efektivitas vaksin yang telah diberikan kepada jemaah dan petugas haji RI. Taruna berharap angka kematian jemaah haji Indonesia di Tanah Suci dapat menurun pada tahun ini.

“Alhamdulillah, kita sudah bertemu, meski singkat. Beliau (President of SFDA) ingin mendukung kebutuhan kami,” tambahnya.

Taruna menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen SFDA dalam menjaga kualitas konsumsi jemaah haji Indonesia. Upaya otoritas Saudi ini sangat membantu menjaga kondisi kesehatan jemaah Indonesia.

“Kami sangat menghargai komitmen Saudi Food and Drug Authority dalam menjaga kualitas konsumsi jamaah. Ini sangat penting untuk menjamin ibadah berlangsung lancar, sehat, dan khusyuk,” pungkas Taruna.