Bukit Asam: Program Padat Karya Ekonomi Lokal Berkelanjutan

Admin

10/06/2025

4
Min Read

On This Post

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) secara proaktif merancang serangkaian program strategis yang bertujuan memacu pertumbuhan ekonomi di kalangan masyarakat yang berdomisili di sekitar area operasionalnya. Inisiatif ini merupakan wujud komitmen perusahaan untuk mendukung terciptanya kehidupan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan dan harmonis.

Menurut Direktur Utama Bukit Asam, Arsal Ismail, sedikitnya terdapat lima program unggulan yang telah dipersiapkan dengan matang. Program-program ini difokuskan untuk secara signifikan mendorong terciptanya lapangan kerja baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi di tingkat lokal.

“Kami memiliki keyakinan kuat bahwa pembangunan yang berkelanjutan harus melibatkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Melalui implementasi program-program padat karya ini, kami tidak hanya memberikan bantuan finansial secara langsung, tetapi juga melakukan investasi yang substansial dalam pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur, sehingga menciptakan efek domino positif yang meluas bagi seluruh komunitas,” tegas Arsal Ismail dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Senin (2/6/2025).

Arsal merinci kelima program yang dimaksud, yaitu Desa Impian, Hilirisasi Bambu, Pengembangan Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur, Sentra Industri Bukit Asam Batik Kujur, dan UMK Binaan-Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Jamur. Program Desa Impian.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Program Desa Impian mengadopsi model pemberdayaan yang dilakukan melalui kolaborasi strategis di sektor agrikultur. Program ini bertujuan untuk memberdayakan sebanyak 85 orang anggota masyarakat lokal yang tersebar di 7 desa. Mereka terdiri dari mantan Pekerja PETI (Penambangan Tanpa Izin), masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), dan ibu rumah tangga (IRT) dari keluarga pra-sejahtera.

Diharapkan, melalui program inovatif ini, dapat didukung praktik usaha yang berwawasan lingkungan melalui penerapan pendekatan ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah dan kegiatan agrikultur secara optimal.

“Program ini terwujud berkat kolaborasi erat antara berbagai pihak yang memiliki minat dan kepedulian yang sama terhadap isu lingkungan dan ketahanan pangan. Semua berawal dari serangkaian diskusi intensif dan praktik langsung di antara kelompok pembibitan eco agrotomation, kelompok budidaya burung puyuh, dan kelompok budidaya ikan,” paparnya.

“Selanjutnya, program ini berkembang menjadi sebuah inisiatif bersama yang bertujuan untuk menciptakan solusi inovatif dan berkelanjutan dalam bidang perkebunan, peternakan, dan perikanan,” imbuhnya.

Hilirisasi Bambu

Arsal menuturkan bahwa program ini diinisiasi sebagai respons terhadap permasalahan maraknya aktivitas pekerja tambang ilegal di sekitar wilayah operasional perusahaan. Program Hilirisasi Bambu dikembangkan secara khusus untuk menyediakan alternatif ekonomi yang lebih berkelanjutan bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang terdampak langsung oleh aktivitas tambang ilegal.

“Hilirisasi Bambu melibatkan pemanfaatan sumber daya bambu dari hulu hingga hilir, mencakup seluruh rantai nilai mulai dari penanaman, pengolahan, hingga pemasaran produk berbasis bambu seperti tusuk sate dan kerajinan bambu. Perusahaan juga telah melakukan investasi sosial yang signifikan melalui penyelenggaraan pelatihan dan pendampingan intensif dalam hal produksi, pengolahan, hingga strategi pemasaran produk,” jelasnya.

Pengembangan Sentra Industri Bukit Asam Manufaktur

Program strategis ini diinisiasi oleh PTBA dengan tujuan utama memberdayakan perekonomian masyarakat, khususnya yang berada di wilayah ring 1 perusahaan. Arsal menjelaskan bahwa kehadiran program ini dilatarbelakangi oleh adanya potensi tenaga kerja produktif dengan keterampilan khusus yang memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perusahaan sebagai mitra maupun rekan kerja.

“Di sisi lain, perusahaan masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap pasokan sparepart dari luar negeri. Sejalan dengan hal ini, perusahaan berkeinginan untuk menciptakan klaster industri perbengkelan di sekitar area pertambangan melalui program TJSL, dengan tujuan mendukung kelancaran operasional tambang,” ungkap Arsal.

Sentra Industri Bukit Asam Batik Kujur

Arsal menerangkan bahwa Program SIBA Batik Kujur hadir sebagai wujud nyata dari upaya pemberdayaan 37 perempuan melalui pemberian keterampilan membatik kepada ibu-ibu yang berada dalam usia produktif. Program ini tidak hanya membuka peluang ekonomi yang menjanjikan bagi mereka, tetapi juga secara signifikan memperkuat peran perempuan dalam upaya pelestarian budaya lokal yang adiluhung.

Program ini didukung penuh oleh kekayaan tradisi dan seni batik khas daerah setempat. Alhasil, SIBA Batik Kujur berkembang menjadi penggerak utama ekonomi kreatif yang memberdayakan masyarakat sekaligus melestarikan warisan budaya berharga bagi generasi mendatang.

Program Pemberdayaan Perempuan UMK Binaan – Sentra Industri Bukit Asam (SIBA) Jamur

Arsal menambahkan bahwa pihaknya memiliki komitmen yang kuat untuk memberdayakan masyarakat melalui program budidaya jamur yang komprehensif, mencakup seluruh tahapan hingga proses hilirisasi. Melalui serangkaian pelatihan dan pendampingan yang terstruktur, para anggota kelompok dibekali dengan keterampilan yang diperlukan dalam membudidayakan jamur serta mengolahnya menjadi berbagai produk bernilai tambah yang inovatif.

Selain itu, pihaknya juga memberikan dukungan penuh dalam hal pemasaran produk, dengan tujuan agar mereka dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. Pada tahun 2024, volume penjualan produk jamur mencapai angka 5.685 penjualan. Adapun total omzet yang berhasil diraih mencapai Rp 132 juta, dengan pendapatan yang masih fluktuatif, tergantung pada tingkat permintaan konsumen.

“Melalui kelima program padat karya ini, serta berbagai program lainnya yang telah diimplementasikan oleh perusahaan kepada masyarakat, PTBA berharap dapat terus berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan ekosistem ekonomi yang tangguh dan mandiri di tengah-tengah masyarakat, selaras dengan komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” pungkas Arsal.