Job Fair Membludak: Indonesia Darurat Lapangan Kerja?

Admin

08/06/2025

3
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Aznil Tan, Direktur Eksekutif Migrant Watch, berpendapat bahwa insiden warga yang kolaps saat menghadiri pameran lowongan kerja atau job fair merupakan sinyal bahwa Indonesia tengah menghadapi situasi darurat lapangan pekerjaan.

Menurutnya, kejadian ini seharusnya menjadi peringatan keras bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera memfokuskan diri pada penciptaan lapangan kerja yang riil dan sistematis.

“Ini bukan lagi sekadar warning, tetapi sudah merupakan darurat lapangan pekerjaan yang nyata. Masyarakat berbondong-bondong mencari pekerjaan hingga jatuh pingsan. Pemerintah harus segera mengerahkan seluruh sumber daya negara untuk mengatasi masalah ini sebagai prioritas utama,” tegas Aznil dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).

Aznil menyampaikan bahwa program-program yang saat ini menjadi prioritas Presiden Prabowo belum tentu secara langsung mampu menciptakan lapangan kerja secara masif dan berkelanjutan.

Program unggulan Prabowo antara lain meliputi Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, serta program pembangunan 3 juta rumah.

Ia berpendapat bahwa Prabowo sebaiknya mengesampingkan ego terkait program-program prioritasnya dan lebih fokus pada upaya membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin.

"Apabila Prabowo ingin memperoleh legitimasi yang sesungguhnya dari rakyat, beliau perlu mengesampingkan ego pada program-program yang bersifat simbolis seperti MBG, Koperasi Merah Putih, dan pembangunan 3 juta rumah. Program-program tersebut bukanlah solusi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Alangkah baiknya jika energi bangsa ini dicurahkan sepenuhnya untuk hal-hal yang lebih efektif," paparnya.

Dia beranggapan, program prioritas tersebut cenderung bersifat sporadis dan tidak menyentuh akar permasalahan. Sementara itu, menciptakan lapangan kerja membutuhkan langkah-langkah yang luar biasa, bukan sekadar program normatif biasa.

Lebih lanjut, Aznil mengimbau pemerintah untuk menghentikan pendekatan populis yang tidak menyentuh inti permasalahan ketenagakerjaan.

Dirinya mengklaim telah menyusun peta jalan yang praktis dan teruji untuk memperluas kesempatan kerja, termasuk mendorong tenaga kerja Indonesia untuk memasuki pasar kerja global secara terhormat dan bermartabat.

“Hentikan program-program populis yang hanya menjawab gejala seperti layaknya pemadam kebakaran. Akar persoalan kita adalah minimnya lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan. Hal ini harus menjadi prioritas nomor satu," tegasnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, sembilan pencari kerja sempat dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) terdekat akibat pingsan karena berdesakan saat mengikuti job fair di Gedung Convention Center Presiden University, Jababeka, Kabupaten Bekasi, pada hari Selasa (27/5/2025).

Pelaksana tugas Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi, Nur Hidayah Setyowati, menjelaskan bahwa kesembilan peserta tersebut diizinkan pulang setelah mendapatkan perawatan medis.

Nur Hidayah mengakui bahwa kericuhan dalam job fair di Bekasi disebabkan oleh tingginya antusiasme masyarakat.

Ia mencatat bahwa peserta yang hadir tidak hanya berasal dari Kabupaten Bekasi, tetapi juga dari Kota Bekasi, Jakarta, dan Karawang. Kondisi ini menyebabkan jumlah peserta melebihi ekspektasi.

"Memang, jumlah peserta yang hadir tidak dapat diprediksi sebelumnya," ungkapnya.