Mewujudkan impian menjadi seorang pengusaha yang sukses bukanlah sekadar angan-angan, melainkan sebuah realita yang dapat diraih dengan ketekunan dan kesungguhan. Hal inilah yang dibuktikan oleh Siti Masito (56), seorang ibu pekerja yang kini fokus mengembangkan usaha camilan kering berbahan dasar ikan.
Sejak tahun 2015, wanita asal Tulungagung, Jawa Timur ini memberanikan diri untuk terjun ke dunia bisnis camilan kering ikan dengan merek Mina Bunga Cempaka. Keputusan ini diambil setelah sebelumnya ia berprofesi sebagai buruh dan penjahit seragam.
"Awalnya, kami memproduksi kue basah. Namun, karena proses produksinya yang melelahkan, dari siang hingga malam, dan harus segera didistribusikan di pagi hari, kami memutuskan untuk beralih ke camilan kering berbasis ikan. Keunggulan camilan kering adalah daya tahannya yang lebih lama," ungkap Siti Masito dalam perbincangannya dengan detikcom, Sabtu (31/5/2025).
Diakui oleh Siti Masito, memperkenalkan produknya kepada masyarakat bukanlah perkara mudah di awal. Namun, berkat kegigihan dan keikutsertaannya dalam berbagai pelatihan, hingga berhasil mengantongi sertifikasi halal, produknya kian dikenal luas.
Kini, camilan ikan kreasi Siti Masito telah berhasil menembus pasar internasional, seperti Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan, melalui kerjasama dengan vendor ekspor. Ia juga pernah meraih juara pertama dalam pameran di Banjarmasin, serta produknya berhasil lolos kurasi Bank Indonesia (BI) hingga dipasarkan ke Amerika Latin.
Menilik ke belakang, modal awal yang digelontorkan Siti Masito untuk memulai usahanya adalah sekitar Rp 5 juta, yang digunakan untuk membeli bahan baku dan peralatan produksi. Saat ini, usaha tersebut mampu menghasilkan omzet rata-rata Rp 25 juta per bulan.
"Dulu, di awal-awal, omzetnya sekitar Rp 7 juta per bulan. Namun, sejak tahun 2024, rata-rata penghasilan kami berkisar antara Rp 15-25 juta per bulan. Kami memiliki jaringan *reseller*. Biasanya, menjelang bulan puasa, para *reseller* sudah mulai berdatangan untuk mengambil sampel produk. Bahkan, saat Hari Raya, omzet kami bisa mencapai Rp 80-100 juta," jelas Siti Masito.
Produk-produk andalan Siti Masito meliputi kulit patin *crispy*, abon lele, dan sumpia ebi. Selain memenuhi permintaan ekspor, produk-produk tersebut secara rutin dikirim ke berbagai pusat oleh-oleh yang telah menjadi mitra usahanya.
"Saat ini, kami memiliki empat orang karyawan. Namun, biasanya, menjelang Hari Raya, kami menambah tenaga kerja harian," tambahnya.
Kisah Siti Masito mengajarkan kita bahwa kemampuan menjalin relasi bisnis dan memperluas jaringan sangatlah penting dalam mengembangkan usaha kecil menjadi besar. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi para ibu rumah tangga lainnya untuk meraih impian dan mengembangkan potensi kewirausahaan yang mereka miliki.
"Tetap semangat, jangan mudah putus asa, jangan takut untuk mencoba, dan jangan takut gagal. Kita harus tetap optimis dan yakin bahwa kita bisa. Jika ingin berbisnis, yang terpenting adalah niat. Bismillahirahmanirrahim, kita niatkan untuk berusaha, dan selain itu, kita niatkan pula untuk beribadah. Mudah-mudahan bisnis yang kita jalani membawa berkah," pesannya.
Menurutnya, tantangan utama dalam menjalankan bisnis saat ini adalah mahalnya biaya pengiriman, terutama untuk pengiriman ke luar pulau Jawa. Hal ini seringkali membuat calon *reseller* di luar Jawa berpikir dua kali untuk menjualkan produk Siti Masito.
Harga camilan kering berbahan dasar ikan ini bervariasi, mulai dari Rp 12.000 hingga Rp 25.000 per kemasan. Sementara untuk kemasan setengah kilogram (kg), harganya berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 80.000.
Ingin mencoba? Informasi lebih lanjut dapat menghubungi 082142164726. Tersedia juga sistem *reseller*, yang cocok bagi mereka yang ingin memiliki penghasilan tambahan tanpa modal besar.