"Kita telah kehilangan dua trofi Serie A padahal memiliki skuad terkuat di liga," kata Marco Materazzi, sosok yang pernah mengantarkan Inter meraih juara Liga Champions 2010.
Sebelumnya, Inter berupaya mempertahankan Inzaghi setelah menutup musim 2024-2025 tanpa gelar, termasuk kekalahan telak 0-5 di Final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain.
Namun, Inzaghi memilih untuk mengundurkan diri dan menerima tawaran untuk melatih Al Hilal, sebuah klub Arab Saudi.
Manajemen Inter Milan lantas menunjuk Chivu sebagai pengganti Simone Inzaghi.
“Saya yakin, Chivu adalah orang yang tepat untuk Inter,” tegas Materazzi kepada La Gazzetta dello Sport.
Materazzi dan Chivu pernah bermain bersama dalam skuad Inter yang meraih treble di bawah asuhan Jose Mourinho pada tahun 2010.
Setelah gantung sepatu, Chivu meneruskan karier kepelatihan di akademi muda Nerazzurri.
“Dia menunggu saat yang tepat untuk meraih pekerjaan impiannya. Ia menerima sejumlah tawaran selama bertahun-tahun, termasuk saat melatih tim muda, tetapi dia cukup cerdas untuk menunggu kesempatan terbaik.”
“Siapa yang lebih pantas darinya, seorang Interista yang memenangkan Liga Champions, untuk membangkitkan tim setelah kekalahan menyakitkan? Apa yang mereka butuhkan saat ini adalah semangat Inter yang sejati,” ujar Materazzi mengenai Chivu.
Materazzi, peraih Piala Dunia 2006, adalah salah satu dari beberapa mantan pemain Inter yang hadir di Final Liga Champions 2024-2025.
Ia menyaksikan langsung bagaimana Inter tidak berdaya menghadapi permainan PSG.
“Saya tetap duduk di kursi saya hingga akhir untuk memberikan penghormatan kepada para pemain dan semua orang yang membawa kami ke final kedua dalam tiga tahun."
"Saya tidak akan pernah meninggalkan tempat duduk,” ungkapnya seperti dilansir dari Football Italia.
Kekalahan tersebut menjadi salah satu alasan Inzaghi untuk hengkang.
“Saya hanya akan menyampaikan dua hal. Pertama, Simone patut diapresiasi atas segala yang telah ia lakukan dalam empat tahun ini, scudetto ke-20, dan karena telah membuat tim bermain dengan gaya tertentu, tetapi juga benar bahwa ia bisa berbuat lebih banyak."
"Kita telah kehilangan dua gelar Serie A dengan skuad terkuat di liga,” tutur Materazzi saat mengevaluasi kepemimpinan Inzaghi di Inter pada musim 2024-2025.
Setelah kepergian Inzaghi, Chivu akan memulai tugasnya pada hari Senin (9/6/2025) dan mempersiapkan diri untuk Piala Dunia Klub.
Materazzi berharap dia dapat memaksimalkan potensi sejumlah pemain, salah satunya adalah Davide Frattesi.
“Davide Frattesi punya potensi mencetak 8-10 gol. Dia membawa kami ke Final Liga Champions dengan mencetak gol melawan Bayern Munich dan Barcelona, jadi tidak banyak pemain seperti dia. Chivu dapat mengeluarkan kemampuan terbaik dari Frattesi.”
“Saya rasa dengan satu atau dua pilihan cerdas untuk pemain baru, Inter bisa kembali meraih kemenangan. Lihat saja apa yang dilakukan Napoli dengan Scott McTominay, yang menjadi idola anak saya. Mereka gila di Manchester United karena membiarkannya pergi begitu saja.”
Materazzi memiliki cerita unik untuk menggambarkan tipe sikap yang dapat dibawa Chivu kepada para pemain Inter.
“Cristian memiliki semangat yang luar biasa. Saya masih ingat ketika kami ‘menghajar’ Goran Pandev di semi-final Coppa Italia melawan Lazio."
"Ada banyak pemain cadangan, kami berdua adalah sosok kidal di jantung pertahanan… Goran habis-habisan kami jaga. Kami sangat menikmati hari itu.”