MasterV, Jakarta – Setelah lima tahun berlalu sejak mengguncang dunia, Covid-19 kembali menjadi ancaman. Beberapa negara di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong, kembali menghadapi serangan virus mematikan tersebut. Indonesia pun tak luput dari situasi ini.
MasterV, Jakarta – Sekali lagi, setelah lima tahun lamanya menghantui dunia, Covid-19 datang lagi meneror. Beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong, melaporkan peningkatan kasus infeksi virus yang berbahaya ini. Situasi ini juga terjadi di Indonesia.
Profesor Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, mengingatkan bahwa lonjakan kasus Covid-19 di negara-negara tetangga, terutama Thailand yang mencatat ribuan kasus baru dan kematian dalam waktu singkat, harus menjadi peringatan keras bagi Indonesia.
Profesor Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menekankan bahwa peningkatan kasus Covid-19 di negara tetangga, seperti Thailand, yang kembali mencatat ribuan kasus dan kematian dalam waktu singkat, seharusnya menjadi alarm bagi Indonesia.
"Ada sekolah di Samut Prakan, Thailand, yang terpaksa kembali melaksanakan pembelajaran daring akibat peningkatan kasus. Hal ini menjadi sinyal bahwa Covid-19 belum sepenuhnya hilang," ungkap Tjandra seperti dikutip Liputanku pada Rabu, 4 Juni 2025.
"Di Samut Prakan, Thailand, beberapa sekolah sudah menerapkan kembali pembelajaran daring karena kasus yang meningkat. Ini adalah peringatan bahwa Covid-19 masih ada," kata Tjandra, seperti yang dilansir oleh Liputanku pada hari Rabu, 4 Juni 2025.
Pemerintah Thailand memutuskan untuk menutup sementara sekolah dan menerapkan kembali pembelajaran daring setelah terjadi lonjakan kasus Covid-19 pada akhir Mei 2025. Dalam rentang waktu 25–31 Mei 2025, tercatat 65.880 kasus baru dan 3 kematian akibat infeksi SARS-CoV-2.
Setelah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di penghujung bulan Mei 2025, pemerintah Thailand mengumumkan penutupan sekolah sementara serta penerapan kembali pembelajaran online. Tercatat sebanyak 65.880 kasus baru dan 3 kematian akibat infeksi SARS-CoV-2 dalam kurun waktu 25 hingga 31 Mei 2025.
Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Somsak Thepsuthin, menyatakan bahwa angka tersebut menandai puncak kasus Covid di Thailand tahun ini. Meski demikian, masyarakat tetap diimbau untuk waspada karena penularan masih cukup tinggi.
Somsak Thepsuthin, Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, menyampaikan bahwa angka tersebut merupakan titik tertinggi kasus Covid di Thailand pada tahun ini. Walaupun demikian, masyarakat tetap harus berhati-hati karena tingkat penularan masih cukup tinggi.
"Walaupun penyebaran virus SARS-CoV-2 sudah melewati puncaknya, masyarakat, khususnya kelompok berisiko tinggi, tetap dianjurkan untuk memakai masker dan rajin mencuci tangan karena tingkat infeksi mingguan masih tinggi," jelas Somsak dalam konferensi pers pada Senin, 2 Juni 2025.
"Meskipun penyebaran virus SARS-CoV-2 telah melewati masa terparahnya, warga, terutama yang berisiko tinggi, tetap harus memakai masker dan sering mencuci tangan karena tingkat infeksi mingguan masih tinggi," kata Somsak pada konferensi pers hari Senin, 2 Juni 2025.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, telah menerbitkan Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 pada 23 Mei 2025.
Pada saat yang sama, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, melalui Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit, Murti Utami, sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) pada tanggal 23 Mei 2025, yang membahas Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19.
SE bernomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut berisi imbauan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19, mengingat kasus di beberapa negara Asia seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura mengalami peningkatan.
Surat Edaran dengan nomor SR.03.01/C/1422/2025 tersebut menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19, mengingat adanya peningkatan kasus di beberapa negara Asia, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.
"Memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini, Covid-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hong Kong, Malaysia maupun Singapura," tulis Murti Utami.
"Mulai minggu ke-12 tahun 2025 hingga sekarang, terlihat peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara Asia, termasuk Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura," jelas Murti Utami.
Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes menginstruksikan Dinas Kesehatan serta beberapa UPT untuk lebih waspada dalam menghadapi Covid-19.
Kemenkes, melalui surat edaran tersebut, meminta Dinas Kesehatan dan beberapa UPT untuk lebih berhati-hati dalam menghadapi ancaman Covid-19.
"Surat edaran ini bertujuan dalam rangka meningkatkan kewaspadaan Covid-19 maupun penyakit potensial KLB/wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan para pemangku kepentingan," jelas Murti Utami.
"Tujuan surat edaran ini adalah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Covid-19 serta penyakit potensial KLB/wabah lainnya bagi Dinas Kesehatan, UPT Bidang Kekarantinaan Kesehatan, UPT Bidang Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan terkait," terang Murti Utami.
Saat ini, Kemenkes mencatat ada tujuh kasus Covid-19 di tanah air. Kasus tersebut tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025, tepatnya 25 Mei-31 Mei 2025.
Kemenkes saat ini melaporkan adanya tujuh kasus Covid-19 di Indonesia. Kasus-kasus ini tercatat pada minggu ke-22 tahun 2025, antara tanggal 25 Mei hingga 31 Mei 2025.
Data ini diperoleh dari laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI yang Liputanku pantau pada Selasa sore, 3 Juni 2025. Dari data tersebut juga terlihat ada satu kasus sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Liputanku memantau data ini melalui laman resmi Infeksi Emerging Kemenkes RI pada hari Selasa sore, 3 Juni 2025. Data tersebut juga menunjukkan adanya satu kasus pasien yang berhasil sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tidak merasa khawatir dan panik atas kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia. Menurut Budi, meskipun terjadi kenaikan kasus, varian Covid-19 yang menyebar saat ini relatif tidak mematikan.
Budi Gunadi Sadikin, Menteri Kesehatan, mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan khawatir terkait peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, varian Covid-19 yang kini menyebar cenderung tidak separah varian sebelumnya.
Hal ini disampaikan Budi Gunadi usai dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, 3 Juni 2025. Kepada Prabowo, Budi memaparkan soal data kasus Covid-19 di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Budi Gunadi setelah dipanggil oleh Presiden Prabowo Subianto ke Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Selasa, 3 Juni 2025. Dalam pertemuan tersebut, Budi menjelaskan data terkait kasus Covid-19 di Indonesia kepada Prabowo.
"Itu mengenai Covid, datanya seperti apa. Saya sampaikan bahwa Covid itu memang terjadi kenaikan, tapi kenaikan ini adalah varian-varian yang relatif tidak mematikan," ujar Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
"Saya menjelaskan mengenai data Covid, dan menyampaikan bahwa memang ada kenaikan kasus. Namun, kenaikan ini disebabkan oleh varian-varian yang relatif tidak mematikan," kata Budi Gunadi Sadikin kepada wartawan setelah pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
"Jadi enggak usah terlalu dikhawatirkan, supaya masyarakat enggak panik," Menkes Budi menambahkan.
"Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir agar tidak panik," imbuh Menkes Budi.
Budi mengatakan tren peningkatan kasus Covid di sejumlah negara memang naik, yang berasal dari subvarian Omicron JN.1.
Budi menjelaskan bahwa tren peningkatan kasus Covid di beberapa negara memang terjadi, dan disebabkan oleh subvarian Omicron JN.1.
"Memang di luar negeri naik, tetapi itu variannya subvarian dari Omicron. Jadi, itu sama dengan subvarian kita lihat yang JN.1. Jadi, harusnya tidak usah khawatir," kata Menkes.
"Memang ada kenaikan di luar negeri, tetapi variannya adalah subvarian dari Omicron, yaitu JN.1. Jadi, seharusnya kita tidak perlu khawatir," ujar Menkes.
Kementerian Kesehatan menginformasikan, tujuh pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang terdata pada pekan lalu seluruhnya dilaporkan sembuh.
Kementerian Kesehatan juga menginformasikan bahwa seluruh tujuh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 pada pekan lalu telah dinyatakan sembuh.
"Itu (tujuh pasien positif Covid-19) data minggu lalu. Semuanya sudah sembuh. Varian ini tidak menimbulkan keparahan dan kematian," kata Juru Bicara Kemenkes Widyawati, Selasa, 3 Juni 2025.
"Data tujuh pasien positif Covid-19 itu adalah data minggu lalu. Semuanya sudah pulih. Varian ini tidak menyebabkan kondisi yang parah atau kematian," terang Juru Bicara Kemenkes, Widyawati, pada hari Selasa, 3 Juni 2025.
Widyawati mengatakan masyarakat tetap perlu menerapkan disiplin protokol kesehatan seperti yang telah dijalani selama pandemi Covid-19 lima tahun lalu, terutama mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan menggunakan masker di tempat umum yang padat.
Widyawati mengingatkan bahwa masyarakat tetap perlu disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti yang telah diterapkan selama pandemi Covid-19 lima tahun silam, khususnya mencuci tangan, menjaga kebersihan, serta menggunakan masker di tempat-tempat umum yang ramai.
"Kami memahami kekhawatiran masyarakat karena mengingatkan pada situasi 2020-2023," kata Widyawati.
"Kami mengerti kekhawatiran masyarakat karena situasi ini mengingatkan kita pada masa-masa sulit tahun 2020-2023," ujar Widyawati.
"Waspada tetap perlu, khususnya bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Mari jaga bersama dengan langkah-langkah pencegahan sederhana namun efektif," Widyawati menambahkan.
"Kewaspadaan tetap diperlukan, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi. Mari kita saling menjaga dengan melakukan langkah-langkah pencegahan yang sederhana namun efektif," pesan Widyawati.
Sikap berbeda disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani. Dia menegaskan kenaikan kasus Covid di sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk di Indonesia, tidak dianggap enteng. Pemerintah diminta tidak lengah dan harus mewaspadainya.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Puan Maharani, memiliki pandangan yang berbeda. Beliau menekankan bahwa peningkatan kasus Covid di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak boleh diremehkan. Pemerintah diminta untuk tetap waspada dan tidak lengah.
"Peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di kawasan Asia jelas tidak bisa dianggap enteng. Pemerintah harus memiliki sense of urgency yang tinggi dan tidak boleh lengah," kata Puan dalam keterangannya, Rabu, 4 Juni 2025.
"Kenaikan kasus Covid-19 di wilayah Asia jelas tidak bisa dianggap remeh. Pemerintah harus memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan tidak boleh sampai lengah," tegas Puan dalam keterangannya pada hari Rabu, 4 Juni 2025.
Puan juga mengingatkan Pemerintah untuk memastikan ketahanan kesehatan nasional menyusul adanya peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini.
Puan juga mengingatkan Pemerintah agar memastikan ketahanan kesehatan nasional tetap kuat, terutama setelah adanya peningkatan kasus Covid-19 baru-baru ini.
"Selain melakukan langkah-langkah antisipasi, pemerintah perlu memastikan Indonesia memiliki ketahanan kesehatan yang kuat. Sehingga saat terjadi skenario terburuk, kita sudah siap dan bisa mengatasinya," tuturnya.
"Selain melakukan langkah-langkah antisipasi, pemerintah harus memastikan Indonesia memiliki sistem ketahanan kesehatan yang solid. Dengan begitu, kita akan siap dan mampu mengatasi situasi terburuk sekalipun," ujarnya.
Puan menjelaskan, berdasarkan data Kemenkes per Senin, 2 Juni 2025 melaporkan temuan 7 kasus baru Covid-19, sehingga terdapat total kasus sebanyak 72 pasien sepanjang 2025. Kemenkes juga melaporkan positivity rate Covid-19 saat ini naik menjadi 2,05 persen, dari sebelumnya yang berada di bawah angka 1 persen.
Puan menjelaskan bahwa berdasarkan data dari Kemenkes per hari Senin, 2 Juni 2025, ditemukan 7 kasus baru Covid-19, sehingga total terdapat 72 pasien sepanjang tahun 2025. Kemenkes juga melaporkan bahwa *positivity rate* Covid-19 saat ini meningkat menjadi 2,05 persen, dari yang sebelumnya di bawah 1 persen.
Pada minggu ke-17 sampai ke-19 tahun ini, Kemenkes melihat adanya kenaikan kasus di Provinsi Banten, Jakarta dan Jawa Timur. Kenaikan terbanyak tercatat di pekan pertama Januari 2025 dengan 27 kasus. Tren kasus Covid-19 di Indonesia juga disebut meningkat pada minggu ke-21 dari minggu sebelumnya dengan presentasi 0 persen ke 5 persen.
Kemenkes mencatat adanya peningkatan kasus di Provinsi Banten, Jakarta, dan Jawa Timur pada minggu ke-17 hingga ke-19 tahun ini. Peningkatan tertinggi tercatat pada minggu pertama Januari 2025 dengan 27 kasus. Tren kasus Covid-19 di Indonesia juga dilaporkan meningkat pada minggu ke-21 dibandingkan minggu sebelumnya, dari 0 persen menjadi 5 persen.
Terkait laporan mingguan Kemenkes soal adanya peningkatan kasus positif Covid-19, Puan mengatakan temuan kasus tersebut merupakan momentum untuk memperkuat sistem deteksi dini dan sistem kesehatan tanah air.
Menanggapi laporan mingguan dari Kemenkes mengenai peningkatan kasus positif Covid-19, Puan menyampaikan bahwa temuan kasus tersebut menjadi momentum penting untuk memperkuat sistem deteksi dini serta sistem kesehatan di Indonesia.
"Tentunya pemerintah harus meningkatkan kapasitas testing dan pelacakan, memastikan distribusi vaksin booster yang memadai, serta menguatkan edukasi dan komunikasi publik secara konsisten dan transparan," ungkap Puan.
"Pemerintah harus meningkatkan kapasitas *testing* dan pelacakan, memastikan distribusi vaksin *booster* yang memadai, serta memperkuat edukasi dan komunikasi publik secara konsisten dan transparan," jelas Puan.
Dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 ini, Puan pun mendesak pemerintah untuk memberlakukan kembali *screening* kesehatan yang ketat di seluruh bandara internasional, terutama bagi penumpang dari negara-negara dengan peningkatan kasus Covid-19. Menurutnya, deteksi dini merupakan kunci utama mencegah penyebaran virus lebih luas.
Menyusul peningkatan kasus Covid-19 ini, Puan mendesak pemerintah untuk kembali menerapkan *screening* kesehatan yang ketat di semua bandara internasional, terutama bagi penumpang yang datang dari negara-negara dengan peningkatan kasus Covid-19. Ia menekankan bahwa deteksi dini adalah kunci utama untuk mencegah penyebaran virus yang lebih luas.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan imbauan atau protokol yang longgar. Pemeriksaan kesehatan dan pelacakan kontak yang ketat di pintu masuk negara harus dijalankan secara konsisten," ucap Puan.
"Kita tidak boleh hanya mengandalkan imbauan atau protokol yang kurang ketat. Pemeriksaan kesehatan dan pelacakan kontak yang ketat di pintu masuk negara harus dilakukan secara konsisten," kata Puan.
Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, mendorong pemerintah tidak hanya responsif, tetapi juga proaktif dalam melindungi masyarakat dari Covid-19 mengingat adanya kenaikan kasus di beberapa negara Asia.
Netty Prasetiyani, Anggota Komisi IX DPR RI, mendorong pemerintah untuk tidak hanya bersikap responsif, tetapi juga proaktif dalam melindungi masyarakat dari ancaman Covid-19, mengingat adanya lonjakan kasus di beberapa negara Asia.
"Peningkatan kasus Covid-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong harus menjadi alarm kewaspadaan bagi Indonesia. Meski kasus dalam negeri menurun, kita tidak boleh lengah," ujar Netty, Selasa, 3 Juni 2025.
"Kenaikan kasus Covid-19 di Thailand, Malaysia, Singapura, dan Hong Kong seharusnya menjadi peringatan bagi Indonesia agar selalu waspada. Walaupun kasus di dalam negeri menurun, kita tidak boleh sampai lengah," tegas Netty pada hari Selasa, 3 Juni 2025.
Kebijakan antisipatif yang tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 yang dikeluarkan Kemenkes RI pada 23 Mei 2025 patut diapresiasi. Namun, ia menekankan pentingnya implementasi di lapangan, terutama dalam penguatan sistem deteksi dini, pelaporan kasus, dan edukasi masyarakat.
Patut diapresiasi kebijakan antisipatif yang tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes tentang Kewaspadaan terhadap Peningkatan Kasus Covid-19 yang dikeluarkan pada 23 Mei 2025. Namun, Netty menekankan pentingnya implementasi kebijakan tersebut di lapangan, khususnya dalam memperkuat sistem deteksi dini, pelaporan kasus, serta edukasi kepada masyarakat.
"Surat edaran tidak cukup jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu ada percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke level fasilitas kesehatan terdepan di lapangan," tegas politikus PKS ini.
"Surat edaran tidak akan efektif jika hanya berhenti di meja birokrasi. Perlu adanya percepatan koordinasi lintas sektor hingga ke fasilitas kesehatan terdepan di lapangan," tegas politisi dari PKS ini.
Netty mengingatkan agar pemerintah tetap menyiagakan sistem layanan kesehatan, termasuk ketersediaan fasilitas, tenaga medis, dan alat pelindung diri (APD) jika terjadi lonjakan kasus secara tiba-tiba.
Netty juga mengingatkan pemerintah untuk tetap menyiagakan sistem layanan kesehatan, termasuk memastikan ketersediaan fasilitas, tenaga medis, serta alat pelindung diri (APD) jika terjadi lonjakan kasus yang mendadak.
"Kita sudah belajar banyak selama pandemi kemarin. Jangan sampai kita mengulang ketidaksiapan hanya karena terlalu percaya diri melihat tren penurunan," kata Netty.
"Kita sudah belajar banyak selama masa pandemi. Jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sama karena terlalu percaya diri melihat tren penurunan," kata Netty.
Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Tjandra Yoga Aditama menyampaikan lima langkah penting, termasuk pemantauan jumlah kasus dan tingkat keparahan, vaksinasi ulang untuk kelompok rentan, hingga kerja sama regional dan global.
Tjandra Yoga Aditama, Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, menyampaikan lima langkah penting yang perlu diperhatikan, yaitu pemantauan jumlah kasus dan tingkat keparahan, vaksinasi ulang bagi kelompok rentan, serta kerja sama regional dan global.
Ia menekankan bahwa penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tetap menjadi kunci utama pencegahan.
Ia menekankan bahwa penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tetap merupakan kunci utama dalam upaya pencegahan.
Senada, Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene juga meminta masyarakat Indonesia untuk tidak lengah dan kembali membiasakan penerapan protokol kesehatan serta gaya hidup bersih dan sehat.
Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita Runtuwene, juga mengimbau masyarakat Indonesia untuk tidak lengah dan kembali membiasakan diri dengan penerapan protokol kesehatan serta gaya hidup yang bersih dan sehat.
Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, masyarakat diharapkan dapat turut serta dalam menekan angka penularan Covid-19 dan melindungi kelompok rentan dari risiko yang lebih besar.
Diharapkan, dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam menekan angka penularan Covid-19 serta melindungi kelompok rentan dari risiko yang lebih besar.
Berikut delapan cara mencegah penularan Covid-19 yang perlu diterapkan kembali oleh masyarakat, seperti dilansir Liputanku:
Berikut adalah delapan cara untuk mencegah penularan Covid-19 yang perlu kembali diterapkan oleh masyarakat, sebagaimana dilansir oleh Liputanku:
1. Mencuci tangan dengan benar
1. Cuci tangan dengan benar
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama minimal 20 detik. Jika tidak tersedia, gunakan *hand sanitizer* berbahan alkohol minimal 60%.
Cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir selama setidaknya 20 detik. Jika tidak memungkinkan, gunakan *hand sanitizer* dengan kandungan alkohol minimal 60%.
2. Mendapatkan vaksin Covid-19
2. Dapatkan vaksin Covid-19
Vaksinasi dan vaksin *booster* penting untuk melindungi tubuh dari gejala berat Covid-19, terutama bagi lansia dan penderita komorbid.
Vaksinasi dan vaksin *booster* sangat penting untuk melindungi tubuh dari gejala berat Covid-19, terutama bagi lansia dan orang dengan komorbiditas.
3. Menggunakan masker
3. Gunakan masker
Gunakan masker bedah secara benar saat berada di tempat umum, terutama di area ramai dan tertutup.
Kenakan masker bedah dengan benar saat berada di tempat umum, terutama di area yang ramai dan tertutup.
4. Menjaga daya tahan tubuh
4. Jaga daya tahan tubuh
Konsumsi makanan bergizi, olahraga rutin, tidur cukup, dan hindari rokok serta alkohol untuk meningkatkan imunitas.
Konsumsi makanan bergizi, berolahraga secara rutin, tidur yang cukup, serta menghindari rokok dan alkohol dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh.
5. Menghindari kerumunan (*physical distancing*)
5. Hindari kerumunan (*physical distancing*)
Jaga jarak minimal satu meter dari orang lain, terutama saat berada di keramaian.
Jaga jarak minimal satu meter dari orang lain, terutama saat berada di tempat yang ramai.
6. Menerapkan etika batuk dan bersin
6. Terapkan etika batuk dan bersin
Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau siku bagian dalam saat batuk atau bersin. Segera cuci tangan setelahnya.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam siku saat batuk atau bersin. Segera cuci tangan setelahnya.
7. Membatasi kontak ketika sakit
7. Batasi kontak saat sakit
Jika mengalami gejala ringan, istirahat di rumah dan hindari kontak dengan orang lain. Segera periksa ke dokter jika gejala berat muncul.
Jika mengalami gejala ringan, istirahatlah di rumah dan hindari kontak dengan orang lain. Segera periksakan diri ke dokter jika gejala yang lebih berat muncul.
8. Membersihkan rumah dan melakukan disinfeksi secara rutin
8. Bersihkan rumah dan lakukan disinfeksi secara rutin
Bersihkan permukaan yang sering disentuh dan lakukan disinfeksi rumah secara berkala untuk mencegah penyebaran virus.
Bersihkan permukaan yang sering disentuh dan lakukan disinfeksi rumah secara teratur untuk mencegah penyebaran virus.