Kranji Ditinggal Pembeli: Pedagang Kini Cuma Capek Duduk?

Admin

14/06/2025

2
Min Read

On This Post

Kawasan pertokoan Kranji, Bekasi, kini tampak semakin lengang ditinggal para pembeli. Jajaran toko lebih sering terlihat tutup, para pedagang hanya duduk termenung, dan hampir tidak ada pengunjung yang datang. Padahal, dahulu area ini dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan yang sangat hidup, sampai-sampai para pedagang merasa kewalahan.

Edi (56), seorang pedagang pakaian di Pertokoan Kranji, mengungkapkan bahwa kawasan ini dulu sangat ramai dan selalu dipenuhi pengunjung, terutama pada era 1990-an hingga awal 2000-an.

Menurutnya, lokasi pertokoan yang strategis, sejak ia mulai berjualan di sana pada tahun 1987, membuat masyarakat dari wilayah Kota Harapan Indah di Kota Bekasi hingga Kecamatan Babelan di Kabupaten Bekasi berdatangan untuk berbelanja.

"Dulu memang ramai sekali. Di era 1990-an sampai 2000-an, semua orang berbelanja di sini. Dari ujung Harapan Indah sampai Babelan, sangat ramai," ujar Edi saat ditemui detikcom di lokasi pada Kamis (5/6/2025).

Saking ramainya, kawasan ini bahkan direnovasi menjadi pertokoan pada tahun 2007 untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dan pedagang. Saat itu, menurut Edi, kawasan ini masih sangat ramai, baik dari sisi pengunjung maupun pedagang.

"Setelah renovasi, tetap ramai. Dulu tidak ada toko yang kosong di sini. Mencari tempat kosong sangat sulit. Kalaupun ada yang kosong, langsung cepat diambil orang," katanya.

Namun, kondisi ini ternyata tidak berlangsung lama. Perlahan tapi pasti, Pertokoan Kranji mulai ditinggalkan pembeli, terutama sejak layanan e-Commerce atau toko online mulai populer. Sayangnya, penurunan jumlah pengunjung terus berlanjut hingga saat ini. Bahkan kini, suasananya benar-benar sepi seperti kuburan.

"Dulu kami capek melayani pembeli. Sekarang hanya capek duduk saja. Coba saja lihat sekeliling, semua sama, tidak ada orang," keluhnya dengan nada lesu.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Julia (68), seorang pedagang perabot rumah tangga. Ia mengatakan bahwa kawasan Pertokoan Kranji dulunya sangat ramai, namun kini sepi pengunjung. Bahkan, dalam sehari, belum tentu ada orang yang lewat untuk berbelanja.

"Sepi sekali, bahkan kadang tidak ada yang lewat. Bisa Anda lihat sendiri," kata Julia.

Ia menambahkan bahwa kondisi ini sangat berbeda dibandingkan saat pertama kali membuka toko di kawasan tersebut pada tahun 1986. Saking sepinya, Julia merasa berjualan di Pertokoan Kranji saat pandemi Covid-19 kemarin masih lebih baik daripada saat ini.

"Saat pandemi, kondisinya masih lebih baik. Setelah pandemi, malah semakin sepi. Paling yang datang hanya pelanggan saja, itu pun jarang," jelasnya.