12 Jam Damkar Padamkan Kebakaran Dahsyat di Penjaringan

Admin

21/06/2025

3
Min Read

JAKARTA, MasterV – Sebuah kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, pada hari Jumat (6/6/2025). Insiden nahas ini terjadi bersamaan dengan perayaan Hari Raya Idul Adha 2025.

Pada siang hari yang naas itu, langit di kawasan Penjaringan berubah kelabu. Bukan karena mendung, melainkan disebabkan kepulan asap hitam pekat yang membubung tinggi setelah api dengan ganasnya melalap rumah-rumah semi permanen milik warga.

Si jago merah dengan cepat menghancurkan 485 bangunan yang berada di area tersebut, meninggalkan kerusakan yang signifikan.

Ribuan warga tampak panik dan sibuk berupaya menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Beberapa di antara mereka terlihat pilu, tak kuasa menahan tangis saat menyaksikan rumah mereka dilalap api.

Di tengah kesibukan dan kepanikan para korban, sekitar 150 personel pemadam kebakaran dengan gagah berani berjuang keras memadamkan kobaran api.

12 Jam Baru Berhasil Dipadamkan

Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Utara, Gatot Sulaeman, menjelaskan bahwa memadamkan kebakaran di Penjaringan bukanlah tugas yang mudah.

Kurang lebih selama 12 jam penuh, ia dan timnya harus berjibaku tanpa henti menjinakkan api yang melalap bangunan-bangunan milik warga.

"Baru setelah 12 jam, api benar-benar padam sepenuhnya," ujar Gatot saat diwawancarai oleh MasterV pada hari Senin (9/6/2025).

Gatot menambahkan, lamanya proses pemadaman, yang mencapai 12 jam, disebabkan oleh luasnya area yang terbakar, mencapai sekitar tiga hektar dengan 485 bangunan.

Kondisi inilah yang memaksa Gatot dan timnya untuk berpikir keras dan menyusun strategi agar kobaran api dapat segera dipadamkan.

Akhirnya, Gatot memutuskan untuk membagi titik pemadaman menjadi tiga sektor. Dimulai dari sisi utara, selatan, dan titik yang berdekatan dengan stasiun pengisian gas.

"Lokasi pengisian LPG sangat sensitif terhadap api atau panas. Kami khawatir jika terbakar akan memicu ledakan," jelas Gatot.

Selain itu, akses jalan yang sempit juga menjadi kendala signifikan dalam proses pemadaman kebakaran di Penjaringan ini.

Sumber Air yang Jauh

Tidak hanya akses jalan yang sempit, jauhnya sumber air juga menjadi tantangan berat bagi para petugas damkar dalam upaya memadamkan kebakaran di Penjaringan.

"Memang ada kali, tetapi jaraknya cukup jauh. Airnya kami sedot sampai kering, lalu kami harus berpindah lagi ke sumber air lainnya," tutur Gatot.

Keterbatasan stok air yang dibawa oleh mobil pemadam kebakaran disebabkan oleh area kebakaran yang sangat luas.

Tumpukan Sampah

Selain masalah sumber air yang jauh, tumpukan sampah setinggi dua hingga tiga meter di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar yang terletak dekat lokasi kebakaran Penjaringan juga menjadi kendala dalam proses pemadaman.

"Benar, sampah yang berada di TPS itu lokasinya berdekatan dengan lapak-lapak. Ketinggian sampahnya kurang lebih mencapai 2-3 meter," kata Gatot.

Awalnya, dalam waktu satu jam, api sudah berhasil dilokalisir. Namun, karena tumpukan sampah tersebut ikut terbakar, proses pendinginan menjadi lebih lama dan memakan waktu belasan jam.

Hal ini disebabkan karena titik api menjalar hingga ke bagian bawah tumpukan sampah dan berubah menjadi bara yang sulit dipadamkan.

Kondisi inilah yang memaksa petugas damkar bekerja ekstra keras untuk memastikan bahwa bara-bara tersebut benar-benar padam.

"Jadi, pemadamannya harus benar-benar total. Sebab, jika api atau baranya masih ada di bawah, dan ditinggalkan, api akan kembali membesar," tegas Gatot.

Setelah 12 jam berjibaku dengan kobaran api, petugas damkar akhirnya berhasil memadamkan api secara total. Kebakaran di Penjaringan ini terjadi sejak pukul 12.00 WIB dan proses pemadaman baru benar-benar selesai sekitar pukul 00.00 WIB.