Masuk Sekolah Jam 6 Pagi di Jabar: Pro Kontra & Dampaknya

Admin

12/06/2025

9
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mewacanakan kebijakan baru terkait perubahan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.00 WIB bagi seluruh siswa di wilayah Jawa Barat.

Inisiatif ini sejalan dengan keinginan beliau agar kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya berlangsung hingga hari Jumat. Menurut Dedi Mulyadi, tujuan utama dari perubahan jadwal ini adalah untuk menanamkan disiplin pada siswa.

"Tidak masalah masuk sekolah jam 6 pagi, asalkan hari Sabtu libur. Setuju? Saya mengajak para Bupati dan Wali Kota untuk menerapkan sistem belajar sampai hari Jumat saja, dengan Sabtu dan Minggu sebagai hari libur," ungkap Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71, Kamis, 29 Mei 2025.

"Saat ini, SMA belajar sampai hari Jumat, sementara SMP sampai hari Sabtu. Menurut saya, seharusnya di Jawa Barat, proses belajar mengajar diseragamkan, semuanya hanya sampai hari Jumat," lanjutnya.

Akan tetapi, rencana ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Abdul Kodir, seorang warga Sawangan, menyampaikan dukungannya terhadap kebijakan gubernur terkait jam masuk sekolah pukul 06.00 WIB di Kota Depok.

Menurutnya, kebijakan ini merupakan langkah positif untuk menghindari risiko keterlambatan siswa ke sekolah.

"Saya sangat mendukung, karena dengan masuk lebih pagi, anak-anak tidak akan terjebak kemacetan di jalan," kata Kodir saat diwawancarai Liputanku, Selasa, 3 Juni 2025.

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyatakan akan melakukan kajian ulang terhadap kebijakan yang diwacanakan oleh Dedi Mulyadi. Saat ini, Pemkot Depok memberlakukan jam masuk sekolah pukul 07.00 WIB.

Wali Kota Depok, Supian Suri, menjelaskan bahwa pihaknya telah menerima imbauan dari Gubernur Jawa Barat terkait perubahan jam masuk sekolah. Pemkot Depok saat ini tengah mengkaji imbauan tersebut.

"Ya, kami sedang melakukan kajian karena beliau menyampaikan bahwa siswa tidak perlu lagi bersekolah di hari Sabtu. Artinya, kegiatan belajar mengajar hanya dari hari Senin hingga Jumat," jelas Supian, seusai mengikuti upacara di Markas Divisi 1 Kostrad, Senin, 2 Juni 2025.

Sejalan dengan hal tersebut, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, meminta agar Dedi Mulyadi mengkaji lebih dalam rencana kebijakan masuk sekolah jam 6 pagi.

Berikut adalah rangkuman respons dari berbagai pihak terkait rencana jam masuk sekolah jam 6 pagi yang dihimpun oleh Tim News MasterV:

Abdul Kodir, warga Sawangan, menyatakan dukungannya terhadap kebijakan yang akan diterapkan oleh Gubernur Jawa Barat di Kota Depok. Menurutnya, kebijakan ini akan mengurangi risiko siswa terlambat ke sekolah.

Menurut Kodir, salah satu keuntungan masuk sekolah lebih pagi adalah menghindari keterlambatan. Terlebih lagi, bagi siswa muslim, mereka bisa langsung berangkat ke sekolah setelah melaksanakan salat subuh.

"Biasanya, setelah salat subuh, anak saya cenderung tidur lagi. Kalau masuk jam 6 pagi, dia bisa langsung bersiap dan berangkat ke sekolah," ujar Kodir.

Selain itu, masuk sekolah lebih pagi juga berpotensi mengurangi angka siswa yang bolos. Ia berpendapat bahwa beberapa siswa memilih untuk bolos karena terlambat dan gerbang sekolah sudah ditutup.

"Saya pernah menemukan seorang anak yang bolos dengan alasan terlambat. Hal ini membuat saya khawatir tentang anak saya sendiri," ungkap Kodir.

Pandangan yang berbeda disampaikan oleh Rahman, seorang warga Pancoran Mas. Ayah dari tiga anak ini meminta Pemkot Depok untuk mempertimbangkan kembali jika kebijakan Pemprov Jawa Barat ini diterapkan di Kota Depok.

"Saya tidak sepenuhnya menolak, tetapi saya berharap Pemerintah Kota Depok dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini dengan lebih matang," tutur Rahman.

Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa kendala yang perlu dipertimbangkan jika jam masuk sekolah diubah menjadi pukul 06.00 WIB. Salah satunya adalah tidak semua sekolah memiliki ruang kelas yang memadai, karena masih ada sekolah yang memberlakukan sistem pembelajaran siang hari.

"Masih ada SD yang menerapkan jam masuk sekolah pagi dan siang karena keterbatasan ruang kelas," jelas Rahman.

Selain itu, Pemkot Depok juga perlu memikirkan akses transportasi bagi siswa yang rumahnya jauh dari sekolah. Menurutnya, tidak semua sekolah negeri di Depok mudah diakses oleh transportasi umum.

"Misalnya, jika masuk jam 6 pagi, sedangkan perjalanan dari rumah ke sekolah memakan waktu 45 menit, maka anak tersebut harus bangun sejak pukul 4 pagi," kata Rahman.

Wacana masuk sekolah jam 6 pagi di Jawa Barat menuai beragam sorotan. Beberapa pihak, terutama tenaga medis, menyampaikan keberatan karena kebijakan ini dinilai dapat mengganggu kesehatan anak.

Salah satu tokoh yang menentang kebijakan ini adalah Dokter Spesialis Anak sekaligus Konselor Pemberi Makan Bayi dan Anak (PMBA), dr. Ian Suryadi Suteja, M.Med Sc, Sp.A.

Menurut dr. Ian, kebijakan masuk sekolah terlalu pagi tidak sesuai dengan prinsip tumbuh kembang anak yang sehat. Ia berpendapat bahwa kebijakan ini justru dapat menyebabkan kelelahan fisik dan gangguan tidur pada anak-anak usia sekolah.

"Jika sekolah dimulai jam 6 pagi, maka anak-anak harus bangun sekitar jam 5 untuk bersiap-siap. Ini tidak hanya melelahkan bagi anak, tetapi juga bagi orang tua yang harus menyiapkan sarapan dan keperluan lainnya di pagi hari," ujar dr. Ian kepada media.

Sejumlah penelitian telah membuktikan bahwa kurang tidur dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif anak, termasuk konsentrasi dan kemampuan belajar di sekolah.

Selain itu, kurang tidur juga meningkatkan risiko anak mudah terserang penyakit karena sistem kekebalan tubuh yang melemah.

Menurut dr. Ian, anak-anak masih membutuhkan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 9 hingga 11 jam per hari, tergantung pada usia mereka. Jika anak harus bangun terlalu pagi, maka waktu tidurnya akan berkurang, terutama jika mereka tidak tidur lebih awal di malam hari.

"Di negara lain saja tidak ada sekolah yang dimulai jam 6 pagi. Bahkan, banyak sekolah yang justru memulai kegiatan belajar mengajar pada jam 8 atau 9 pagi. Hal ini dilakukan untuk memastikan anak-anak mendapatkan istirahat yang cukup dan dapat belajar secara optimal," jelas dr. Ian.

dr. Ian menyarankan agar jam masuk sekolah yang ideal adalah pukul 07.00 pagi. Dengan jadwal ini, anak-anak masih bisa bangun pukul 06.00 pagi, sarapan dengan tenang, dan berangkat ke sekolah tanpa terburu-buru. Ritme ini lebih sesuai dengan kebutuhan biologis anak.

"Idealnya, anak-anak bangun jam 6 pagi dan mulai sekolah jam 7. Namun, penting untuk diingat bahwa selama jam belajar berlangsung, harus ada waktu istirahat setiap dua jam sekali," tambahnya.

Ia juga menekankan bahwa waktu istirahat tidak boleh diabaikan. Idealnya, anak-anak diberikan waktu istirahat selama 15–20 menit setiap dua jam belajar agar tubuh dan otak mereka tetap segar.

Tidak hanya kelelahan fisik, wacana masuk sekolah jam 6 pagi juga dinilai dapat menimbulkan beban psikologis bagi anak dan orang tua. Rutinitas pagi yang terlalu padat dapat memicu stres, terutama bagi keluarga yang harus menyiapkan segala kebutuhan sekolah sejak subuh.

"Dulu juga pernah ada wacana masuk sekolah jam 5 pagi. Menurut saya, itu sangat tidak baik. Pola hidup seperti itu tidak mendukung tumbuh kembang anak secara sehat," tegas dr. Ian.

Dengan mempertimbangkan aspek medis dan psikologis, dr. Ian mengajak para pengambil kebijakan pendidikan di Jawa Barat untuk mengevaluasi kembali wacana masuk sekolah pukul 6 pagi.

Menurutnya, kebijakan pendidikan seharusnya mendukung tumbuh kembang anak, bukan malah menghambatnya.

"Masuk sekolah terlalu pagi tidak efektif untuk anak. Justru dapat menurunkan performa belajar dan mengganggu kesehatan mereka. Harus ada keseimbangan antara waktu belajar, istirahat, dan waktu bersama keluarga," pungkas dr. Ian.

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok akan melakukan kajian ulang terkait kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengenai perubahan jam masuk sekolah. Saat ini, Pemkot Depok memberlakukan jam masuk siswa sekolah sejak pukul 07.00 WIB.

Wali Kota Depok, Supian Suri, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima imbauan dari Gubernur Jawa Barat terkait perubahan jam masuk sekolah. Pemkot Depok sedang melakukan kajian terkait imbauan tersebut.

Kebijakan Gubernur Jawa Barat bertujuan agar hari Sabtu dan Minggu menjadi waktu bagi siswa untuk beristirahat dan berkumpul bersama keluarga. Meskipun demikian, Pemerintah Kota Depok tidak ingin langsung menerapkan kebijakan tersebut.

"Nanti, kami akan melihat sekolah-sekolah mana yang sudah siap untuk menerapkan kebijakan ini," ujar Supian.

Supian ingin memastikan terlebih dahulu bahwa ketersediaan ruang belajar bagi siswa mencukupi. Selain itu, Pemerintah Kota Depok akan melakukan penyesuaian dan melengkapi fasilitas yang dibutuhkan agar kebijakan Gubernur Jawa Barat dapat dilaksanakan.

"Ruang belajarnya harus disesuaikan. Karena belum sepenuhnya lengkap, kami akan mengatur strategi terlebih dahulu," ucap Supian.

Supian mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Depok akan berupaya terlebih dahulu sebelum menerapkan kebijakan Gubernur Jawa Barat secara keseluruhan. Pemerintah Kota Depok masih memiliki keterbatasan terkait ruangan atau gedung sekolah.

"Mengingat keterbatasan gedung dan ruangan, saat ini belum semuanya bisa mencukupi untuk masuk dari Senin sampai Jumat," jelas Supian.

Bupati Bekasi, Ade Kuswara Kunang, menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan rencana kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengenai jam masuk sekolah mulai pukul 06.00 WIB untuk diimplementasikan di wilayahnya.

Ade Kuswara berpendapat bahwa rencana tersebut harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah.

"Jam 6 pagi? Sepertinya saya perlu berkomunikasi dengan Pak Gubernur terlebih dahulu. Selain itu, izin edaran sedang diproses. Kami tunggu dulu," ujarnya di Cikarang, Selasa, 3 Juni 2025, seperti dilansir Antara.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut tidak dapat langsung dilaksanakan dan perlu pembahasan lebih lanjut, baik di internal Pemerintah Kabupaten Bekasi maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Bahkan, ia berpendapat bahwa pandangan orang tua juga perlu dipertimbangkan terkait rencana masuk sekolah lebih pagi ini. Jangan sampai kebijakan tersebut justru kontraproduktif dengan tujuan awal.

"Kalau jam 6 pagi, kami akan kembalikan lagi kepada orang tua. Mungkin ada yang belum sanggup atau belum bangun. Karena normalnya adalah jam 7 pagi. Tetapi, apa pun yang menjadi perintah pusat maupun provinsi, nanti akan kami bahas," tegas Ade.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, meminta Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mengkaji kembali rencana kebijakan siswa masuk sekolah jam 6 pagi.

"Perlu dikaji lagi, karena ini belum final," kata Hetifah.

Menurutnya, sebelum sebuah kebijakan dijalankan, perlu dilihat secara menyeluruh mengenai manfaat dan mudaratnya. Tentu saja, diharapkan kebijakan baru yang dibuat dapat berdampak baik bagi semua pihak.

"Tentu, kita menginginkan suatu kebijakan strategis yang berdampak positif bagi semua orang, termasuk orang tua dan anak-anak," ujar Hetifah saat ditemui Liputanku di Kantor Kemendikdasmen Jakarta, Senin, 2 Juni 2025.

Ia berharap kebijakan mengenai jam masuk sekolah di Jawa Barat diputuskan dengan sebaik-baiknya.

"Harus diputuskan dengan cermat dan hati-hati," tutur politisi dari Partai Golkar ini.

Ia juga mengingatkan bahwa rencana siswa Jawa Barat masuk pukul 06.00 pagi ini tidak hanya dilihat dari sisi pelajar saja. Hetifah juga perlu menilai kesiapan orang tua, guru, serta sekolah itu sendiri. Belum lagi masalah transportasi yang mengantar anak dari rumah ke sekolah.

"Karena kebijakan ini memiliki banyak konsekuensi, mulai dari kesiapan orang tua, kesiapan sarana dan prasarana seperti transportasi, dan hal-hal lain," jelas Hetifah.

Hetifah pun menyarankan kepada Dedi Mulyadi agar mempertimbangkan dengan matang kebijakan mengenai perubahan jam masuk siswa di Jawa Barat.

"Jadi, menurut saya, tidak perlu tergesa-gesa," sarannya.

Ia juga menyarankan untuk mengadakan diskusi dengan publik, termasuk melibatkan orang tua dan pihak sekolah, untuk mendengarkan aspirasi atau pendapat mereka yang terlibat dalam dunia pengajaran.