Depok Tak Intoleran Lagi: Evaluasi & Kebanggaan Wali Kota

Admin

02/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Setara Institute baru-baru ini mengumumkan daftar terkininya mengenai kota-kota dengan tingkat intoleransi yang mengkhawatirkan. Sebuah perubahan menggembirakan terjadi di Kota Depok. Sebelumnya tercatat sebagai salah satu kota intoleran, kini Depok menunjukkan perbaikan signifikan dan berhasil keluar dari kategori tersebut.

Wali Kota Depok, Bapak Supian Suri, menyampaikan kabar baik ini, menekankan bahwa Pemerintah Kota Depok telah menerima informasi terkait peningkatan peringkat tersebut. Beliau sebelumnya telah berdialog dengan Setara Institute untuk memahami lebih dalam mengenai faktor-faktor yang menyebabkan Depok dicap sebagai kota intoleran.

“Saya secara khusus mengundang perwakilan Setara Institute untuk berdiskusi secara mendalam. Kami ingin memahami secara rinci apa saja yang menjadi perhatian terhadap Depok, yang menyebabkan kota ini masuk dalam daftar kota paling intoleran, atau setidaknya 10 besar. Kami menggali informasi, mencari tahu akar masalahnya,” jelas Bapak Supian saat diwawancarai di Markas Divisi 1 Kostrad, Depok, pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Dari pertemuan konstruktif tersebut, Bapak Supian mengungkapkan bahwa beberapa poin penting mengemuka, yang menjadi dasar penilaian Depok sebagai kota intoleran. Menindaklanjuti hal ini, Pemerintah Kota Depok segera mengambil langkah-langkah perbaikan, terutama dalam proses pengambilan kebijakan.

“Berangkat dari hasil diskusi tersebut, kami mulai merancang program dan kegiatan yang lebih sesuai, bahkan dapat dikatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang pernah dikeluarkan, kami evaluasi dan pertimbangkan kembali penerapannya,” papar Bapak Supian.

Bapak Supian mengakui bahwa sejumlah kegiatan tertentu memiliki dampak terhadap citra Depok sebagai kota intoleran. Dengan arahan yang jelas, beliau melakukan penyesuaian strategis, memungkinkan Pemerintah Kota Depok untuk memperbaiki persepsi publik yang kurang baik tersebut.

“Alhamdulillah, patut disyukuri, progres yang dicapai sangat signifikan, naik 16 tingkat. Ini tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi kita semua,” ungkap Bapak Supian dengan rasa syukur.

Keberhasilan Kota Depok dalam mengurangi label negatif sebagai kota intoleran tidak terlepas dari dukungan dan kolaborasi erat antara Forkopimda, instansi vertikal, dan seluruh lapisan masyarakat. Dalam upaya untuk sepenuhnya menghilangkan stigma tersebut, Pemerintah Kota Depok terus berupaya membuka ruang yang inklusif bagi pemeluk agama lain dan kelompok suku yang beragam di Kota Depok.

“Semua warga harus mendapatkan kesempatan yang sama, semua harus diperhatikan dengan adil, semua harus dirangkul, dan semua harus merasa menjadi bagian dari satu keluarga besar. Intinya adalah inklusivitas,” tegas Bapak Supian.

Bapak Supian menegaskan bahwa Pemerintahan Kota Depok yang saat ini dipimpinnya bersama Bapak Chandra Rahmansyah berkomitmen untuk merangkul semua kelompok masyarakat. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya potensi ketersinggungan dari pihak manapun.

“Dalam sebuah keluarga, tidak boleh ada yang merasa terpinggirkan, tidak boleh ada yang merasa didiskriminasi, semua harus memiliki ruang yang sama. Dengan demikian, istilah intoleran seharusnya tidak lagi relevan,” jelas Bapak Supian.

Bapak Supian berharap bahwa program-program yang digulirkan oleh Pemerintah Kota Depok dapat menjadi wadah bagi seluruh lapisan masyarakat. Meskipun demikian, keberhasilan menjauh dari peringkat kota intoleran hanyalah langkah awal.

“Kita harus terus melakukan evaluasi, mengkaji program-program yang ada. Bisa jadi program yang kita rencanakan justru berkontribusi pada penilaian intoleran, oleh karena itu komunikasi yang berkelanjutan sangat penting,” tutur Bapak Supian.

Penilaian terhadap kebijakan Pemerintah Kota Depok tidak dapat hanya dilihat dari perspektif internal. Pemerintah Kota Depok menyadari pentingnya menerima masukan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat luas.

“Kami akan terus membuka diri untuk komunikasi, menerima masukan, dan saran yang konstruktif,” kata Bapak Supian.

Bapak Supian menambahkan bahwa beliau berharap kepemimpinannya dapat memberikan manfaat nyata bagi seluruh warga Depok. Beliau ingin masyarakat Depok merasa memiliki dan menjadi bagian dari keluarga besar di kota ini, memiliki rasa tanggung jawab dan kecintaan yang sama terhadap kotanya.

“Dengan demikian, masyarakat tidak akan mentolerir program, kegiatan, atau kebijakan apapun yang pada akhirnya membuat mereka merasa tidak nyaman, khususnya dalam konteks intoleransi,” pungkas Bapak Supian.