JAKARTA, MasterV – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memiliki rencana strategis untuk meluncurkan dua jenis surat utang atau obligasi yang berbeda dalam mata uang asing, di luar dominasi dolar AS.
Kedua obligasi yang dimaksud adalah Dimsum Bond, yang akan menggunakan mata uang yuan atau renminbi China (RMB), serta Kangaroo Bond, yang akan menggunakan dolar Australia (AUD).
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Thomas Djiwandono, menjelaskan bahwa penerbitan kedua obligasi global ini merupakan bagian dari upaya diversifikasi instrumen pembiayaan. Langkah ini diambil mengingat saat ini pembiayaan masih sangat bergantung pada dolar AS, sehingga diversifikasi ini diharapkan dapat meminimalisir risiko di tengah ketidakpastian ekonomi global.
MasterV/Isna Rifka Sri Rahayu Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono saat media gathering di Novus Jiva Anyer, Banten, Rabu (25/9/2024).
"(Tujuan dari langkah ini adalah) melakukan diversifikasi mengingat dinamika global yang kurang menguntungkan bagi kita," ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, pada Selasa (27/5/2025).
Rencananya, baik Dimsum Bond maupun Kangaroo Bond akan diterbitkan pada tahun ini. Akan tetapi, Thomas menekankan bahwa pemerintah akan dengan seksama mengamati dan menunggu momentum pasar yang paling tepat.
Alasannya adalah karena saat ini, kondisi imbal hasil (yield) obligasi sedang mengalami perubahan yang cukup signifikan dan cepat.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenkeu, yield obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) per tanggal 21 Mei 2025 berada pada level 6,85 persen untuk tenor 10 tahun dan 6,96 persen untuk tenor 2 tahun.
Data ini menunjukkan bahwa posisi yield obligasi Indonesia mengalami penurunan sebesar 15 basis poin secara year to date, serta terkontraksi sebesar 17 basis poin dibandingkan dengan posisi pada tanggal 2 April 2025. Angka ini masih berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2025, yaitu sebesar 7 persen.
"Kami terus memantau dan mengevaluasi seluruh kondisi yang ada. Kondisi yield saat ini sangat dinamis, oleh karena itu, kami akan terus mencermati kondisi pasar," jelasnya.
Sebagai informasi tambahan, sebelumnya pemerintah juga telah berhasil menerbitkan Samurai Bond dengan denominasi yen Jepang (JPY) senilai 103,2 miliar yen Jepang, atau setara dengan 725 juta dolar AS pada tanggal 23 Mei 2025.
Samurai Bond tersebut diterbitkan dalam lima pilihan tenor, yaitu 3, 5, 7, 10, dan 20 tahun, dengan tingkat yield masing-masing sebesar 1,56 persen, 1,87 persen, 2,05 persen, 2,35 persen, dan 3,26 persen.