Disney PHK Ratusan Karyawan: Apa yang Terjadi?

Admin

17/06/2025

2
Min Read

On This Post

Perusahaan hiburan terkemuka, Disney, berencana untuk melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah karyawannya di berbagai belahan dunia. Tindakan pemutusan hubungan kerja (PHK) ini akan mempengaruhi beberapa divisi kunci, termasuk divisi film, televisi, serta keuangan.

Menurut laporan dari BBC, yang dirilis pada hari Sabtu, 7 Juni 2025, gelombang PHK ini merupakan respons terhadap kebutuhan untuk menekan pengeluaran operasional. Hal ini terjadi seiring dengan perubahan signifikan dalam preferensi konsumen, yang semakin beralih dari langganan TV kabel tradisional ke platform streaming.

“Sejalan dengan transformasi pesat yang terjadi di industri kami, kami terus-menerus melakukan evaluasi terhadap cara-cara untuk mengelola bisnis kami secara lebih efisien. Tujuannya adalah untuk tetap mendorong kreativitas dan inovasi, yang merupakan harapan utama para konsumen dari Disney,” ungkap seorang juru bicara Liputanku kepada BBC.

Meskipun pemangkasan tenaga kerja ini akan berdampak pada berbagai divisi, perusahaan menegaskan bahwa tidak ada satupun tim yang akan ditutup secara permanen. Selain itu, perusahaan juga berupaya keras untuk meminimalisir jumlah karyawan yang terkena dampak PHK.

“Kami telah menerapkan pendekatan yang sangat hati-hati untuk memastikan bahwa jumlah karyawan yang terdampak dapat diminimalkan,” jelas juru bicara tersebut.

Perlu dicatat bahwa ini bukan pertama kalinya perusahaan melakukan pengurangan karyawan. Sebelumnya, pada tahun 2023, Disney telah melakukan PHK terhadap sekitar 7.000 pekerja sebagai bagian dari inisiatif yang lebih luas untuk menghemat biaya operasional sebesar US$ 5,5 miliar.

Sebagai informasi tambahan, perusahaan yang berpusat di California ini memiliki total karyawan sekitar 233.000 orang di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 karyawan di antaranya berlokasi di luar wilayah Amerika Serikat.

Dalam konteks bisnisnya, Disney memiliki sejumlah anak perusahaan terkemuka di industri hiburan, termasuk Marvel, Hulu, dan ESPN. Namun, saat ini, pertumbuhan perusahaan terutama didorong oleh peningkatan jumlah pelanggan baru pada layanan streaming Disney+.

Berdasarkan data yang ada, pendapatan keseluruhan perusahaan pada kuartal pertama tahun 2025 mencapai US$ 23,6 miliar, atau setara dengan Rp 384,32 triliun (dengan kurs Rp 16.285 per dolar AS). Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 7% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.