Haji 2025: Jemaah Diusir dari Tenda Arafah, Sistem Syarikah Dievaluasi

Admin

21/06/2025

2
Min Read

On This Post

JAKARTA, MasterV – Evaluasi menyeluruh terhadap penerapan sistem syarikah dalam penyelenggaraan Ibadah Haji 2025 menjadi sorotan tajam dari Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania.

Permintaan ini diajukan menyusul serangkaian laporan problematik yang mewarnai pelaksanaan rangkaian ibadah haji.

Salah satu isu krusial yang mencuat adalah adanya insiden pengusiran jemaah haji dari tenda di Arafah.

“Kondisi yang tidak tertata rapi ini bukan hanya disebabkan oleh pemisahan hotel antar kloter, tetapi juga diperparah oleh manajemen pengangkutan jemaah dari hotel ke Arafah yang kurang optimal,” tegas Dini kepada MasterV, Senin (9/6/2025).

“Kami bahkan menerima laporan yang mengindikasikan adanya pengusiran jemaah dari tenda Arafah, yang diduga kuat disebabkan oleh permasalahan penempatan dan koordinasi yang kurang baik antar-syarikah,” lanjutnya, menekankan urgensi masalah tersebut.

Selain itu, laporan mengenai ketidaksesuaian konsumsi yang diterima oleh jemaah haji asal Indonesia juga menjadi perhatian serius.

Pasalnya, sejumlah jemaah dilaporkan hanya menerima makanan berupa mi instan.

“Kualitas dan ketidaksesuaian makanan yang diterima jemaah adalah isu yang tidak bisa diabaikan. Bagaimana mungkin sebagian jemaah mendapatkan makanan siap saji standar katering, sementara sebagian lainnya hanya mendapatkan pop mi instan? Ini jelas menimbulkan pertanyaan,” ungkap Dini, menyoroti disparitas yang mencolok.

Dini menegaskan bahwa permasalahan yang terjadi saat ini sebenarnya telah diprediksi sejak sistem syarikah mulai diterapkan pada Haji 2025.

Oleh karena itu, politisi dari Partai Nasdem ini sangat berharap agar pelaksanaan haji tahun 2025 ini dievaluasi secara komprehensif.

Selain itu, ia juga mendesak agar pengawasan terhadap syarikah yang menjalin kerja sama dengan Indonesia diperketat secara signifikan.

“Masalah ini bukanlah sesuatu yang baru; kami telah memprediksinya sejak awal penerapan sistem syarikah. Tanpa standardisasi layanan yang kuat dan pengawasan lapangan yang ketat sejak awal, kekacauan seperti yang kita saksikan saat ini akan terus berulang,” pungkas Dini.