Pengunduran diri ini menandai berakhirnya masa jabatan beliau sebagai pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE), atau Departemen Efisiensi Pemerintah AS.
Pengumuman penting ini disampaikan sendiri oleh Musk melalui akun X pribadinya (dahulu Twitter). Dalam pernyataan resminya, Musk menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Presiden Trump atas kesempatan yang telah diberikan untuk “mengurangi pemborosan anggaran negara”.
Gedung Putih juga telah memberikan konfirmasi terkait kabar ini. Proses pelepasan Elon Musk dari jabatannya sebagai pegawai khusus pemerintah secara resmi dimulai pada hari Rabu (28/5/2025) malam, sesuai waktu setempat. Masa jabatan Musk sebagai pimpinan DOGE berakhir secara resmi pada tanggal 30 Mei 2025.
Lantas, ke manakah arah selanjutnya bagi Elon Musk setelah pengunduran dirinya dari DOGE?
Kembali ke Fokus Utama: Dunia Bisnis
Dalam sesi earning call Tesla pada tanggal 22 April lalu, Musk telah memberikan indikasi kuat bahwa ia akan kembali memfokuskan energinya pada menjalankan perusahaan-perusahaannya, termasuk Tesla dan SpaceX.
“Mulai bulan depan, saya akan mengalokasikan lebih banyak waktu saya untuk Tesla, mengingat sebagian besar tugas penting di DOGE telah terselesaikan,” ungkapnya pada saat itu.
Presiden Trump sendiri sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa masa jabatan Musk tidak akan diperpanjang.
“Saya rasa, dia adalah sosok yang luar biasa. Namun, saya berpendapat bahwa dia memiliki perusahaan-perusahaan besar yang perlu dijalankan. Oleh karena itu, dia akan kembali (berbisnis),” tutur Trump.
DOGE dibentuk sebagai realisasi janji kampanye Trump untuk memangkas birokrasi yang berbelit dan pengeluaran pemerintah yang tidak efisien. Departemen ini memiliki tugas untuk mengembangkan rencana aksi yang konkret untuk memberantas penipuan dan pemborosan anggaran dalam kurun waktu enam bulan pertama.
Sempat Menyampaikan Kritik terhadap Kebijakan Trump
Namun, sebelum masa jabatannya berakhir, Musk sempat menyampaikan kekecewaannya secara terbuka terhadap kebijakan fiskal pemerintahan Trump, khususnya terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dikenal dengan sebutan “Big Beautiful Bill”.
Dalam wawancara eksklusif dengan CBS yang dikutip dari Politico, Musk secara terus terang mengkritik substansi RUU tersebut. Ia berpendapat bahwa rencana pengeluaran yang sangat besar yang diusung dalam RUU justru bertentangan langsung dengan misi efisiensi anggaran yang diemban oleh DOGE.
“Sejujurnya, saya merasa kecewa melihat anggaran belanja besar-besaran yang justru meningkatkan defisit, alih-alih menguranginya, dan berpotensi merusak pekerjaan yang telah dilakukan oleh tim DOGE,” kata Musk, seperti yang dirangkum Liputanku dari CBS, Sabtu (31/5/2025).
Musk menjabat sebagai “pegawai khusus pemerintah”, sesuai dengan regulasi yang ditetapkan oleh Departemen Kehakiman AS, yang menetapkan masa kerja maksimal 130 hari dalam setahun untuk posisi tersebut.
Meskipun memimpin DOGE, Musk tidak menerima gaji dari pemerintah federal, dan juga tidak diwajibkan untuk melaporkan harta kekayaannya kepada publik.
Selama masa jabatannya, Musk menjadi sorotan publik karena perannya yang tidak lazim sebagai seorang pebisnis yang terlibat secara langsung dalam birokrasi pemerintahan.
Sebelumnya, ia merupakan salah satu pendukung setia Donald Trump selama masa kampanye, bahkan tergabung dalam tim pemenangan dan sempat membagikan hadiah uang tunai melalui sebuah petisi.