Elon Musk mulai melayangkan kritik terhadap kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump setelah dirinya mengundurkan diri dari pemerintahan. Menurut laporan dari Liputanku, tindakan Musk yang menentang Trump ini berpotensi memberi dampak signifikan pada bisnis Tesla.
Keretakan hubungan antara keduanya berawal dari kecaman Musk terhadap rancangan Undang-undang (UU) agenda domestik Trump dalam beberapa hari terakhir. Trump sendiri mengakui adanya penurunan hubungan tersebut melalui serangkaian pertengkaran di media sosial belum lama ini.
Akibatnya, para pendukung Trump yang sebelumnya berminat membeli produk Tesla kemungkinan akan menjauh. Lebih dari itu, ambisi Tesla untuk mengembangkan mobil tanpa pengemudi memerlukan persetujuan dari pemerintah, sebuah hal yang tampaknya menjadi tidak pasti di tengah perseteruan antara Musk dan Trump.
Bisnis Musk lainnya, seperti SpaceX, yang sebagian besar dibangun berdasarkan kontrak dengan pemerintah, juga disebut-sebut ikut terancam. Analis riset ekuitas senior dari Wedbush Securities, yang juga pendukung lama Tesla, Dan Ives, menyatakan bahwa keretakan hubungan antara Trump dan Musk sangat membahayakan kerajaan bisnis CEO Tesla tersebut.
“Agak mengherankan bahwa Musk bersikap begitu negatif terhadap Trump secepat ini. Ini adalah jalan yang berpotensi sangat berbahaya,” ujar Dan Ives, seperti dikutip dari Liputanku, Jumat (6/6/2025).
Meskipun keretakan hubungan antara Trump dan Musk sebenarnya dapat diprediksi, para analis menilai bahwa kondisi ini tetap mengejutkan pasar. Terlebih lagi, saat kedua belah pihak saling melontarkan sindiran di media sosial, saham Tesla terus mengalami penurunan.
Saham Tesla (TSLA) mengalami penurunan tajam sebesar 14% pada hari Kamis, sebagai dampak dari hancurnya hubungan baik antara Trump dan Musk di hadapan publik. Aksi jual ini menghapus sekitar US$ 152 miliar dari nilai pasar Tesla dan US$ 34 miliar dari kekayaan bersih Musk, menurut Bloomberg Billionaires Index.
Ives menyebutkan bahwa para pemegang saham Tesla merasa kecewa pada berbagai tingkatan. Pertama, serangan terbuka Musk terhadap presiden berpotensi memperkecil basis pelanggan pembuat mobil tersebut karena membuat marah para pendukung Trump.
“Anda bisa saja mengasingkan kedua belah pihak hanya dalam waktu beberapa bulan. Jika Anda adalah perusahaan yang berhadapan langsung dengan konsumen, itu adalah hal yang sebaliknya dari apa yang ingin Anda lakukan,” jelas Ives.
Kedua, Tesla bergantung pada pemerintah federal untuk mendapatkan keringanan pajak dan persetujuan atas teknologi kendaraan otonom penuh yang kontroversial, lampu hijau yang diharapkan oleh para investor setelah pemilihan umum.
Neuralink, perusahaan rintisan chip otak milik Musk, juga memerlukan persetujuan dari FDA. Di samping itu, pemerintahan Trump akan membantu menetapkan lanskap regulasi untuk kendaraan otonom, belum lagi kecerdasan buatan dan prioritas Musk lainnya. Presiden juga tidak segan menggunakan kekuatan pemerintah federal untuk merugikan lawan-lawannya.
“Anda ingin Trump bersikap baik di kotak pasir. Anda tidak ingin Trump bersikap buruk kepada Anda,” kata Ives.
Peneliti Eksekutif Harvard Business School dan mantan CEO Medtronic, Bill George, menggambarkan perseteruan antara Trump dan Musk baru-baru ini sebagai perpisahan yang brutal.
“Jangan pernah berperang dengan presiden Amerika Serikat, akan ada banyak kerusakan tambahan pada bisnis Anda,” ungkapnya.
Trump Menyentil Proyek Elon Musk
Trump juga sempat menyinggung mengenai subsidi dan kontrak pemerintah terkait sejumlah proyek Musk. Dalam unggahannya di Truth Social, Trump sempat menyebut penghentian sejumlah subsidi dan kontrak pemerintah dengan bisnis Musk adalah upaya untuk menghemat anggaran.
“Cara termudah untuk menghemat uang dalam Anggaran kita, Miliaran dan Miliaran Dolar, adalah dengan menghentikan Subsidi dan Kontrak Pemerintah dengan Elon. Saya selalu terkejut bahwa Biden (Joe Biden) tidak melakukannya!” ucap Trump dalam Truth Social.
SpaceX, perusahaan antariksa swasta milik Musk, sangat bergantung pada kontrak federal, terutama dari NASA. Internet satelit Starlink milik SpaceX baru-baru ini memperoleh bisnis dari Badan Penerbangan Federal untuk membantu lembaga tersebut meningkatkan jaringan yang digunakan untuk mengelola wilayah udara AS.
Pendiri Yale Chief Executive Leadership Institute, Jeffrey Sonnenfeld, menyampaikan bahwa pelajaran yang dapat diambil dari perseteruan antara Musk dan Trump bukanlah tentang CEO yang mengambil posisi politik, melainkan tentang rasa hormat.
“Pelajaran di sini adalah bahwa tidak ada kehormatan di antara pencuri. Mereka adalah dua bos mafia yang telah berpisah. Dan sekarang mereka akan saling menjatuhkan,” tutur Sonnenfeld.