Elon Musk Mundur dari DOGE: Akhir Tugas Kontroversial?

Admin

04/06/2025

4
Min Read

MasterV – Elon Musk, CEO Tesla, secara resmi mengundurkan diri dari pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Musk mengakhiri masa baktinya sebagai pegawai pemerintah khusus di Departemen Efisiensi Pemerintahan (Department of Government Efficiency/DOGE) setelah melewati periode jabatan yang sarat dinamika dan kontroversi.

Seperti yang dilansir dari Reuters, berita perihal pengunduran diri Musk telah dikonfirmasi oleh seorang pejabat Gedung Putih pada hari Rabu (28/5/2025) malam waktu setempat. “Proses pelepasan jabatan dimulai malam ini,” ungkap pejabat tersebut.

Sebelumnya, Musk sempat mengunggah pernyataan melalui platform X miliknya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan yang telah diberikan selama ia mengemban tugas pemerintahan.

Pengunduran diri Musk berlangsung tanpa adanya seremoni khusus. Dikabarkan bahwa ia tidak sempat melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Trump sebelum akhirnya memutuskan untuk meninggalkan posisinya. Menurut sebuah sumber, keputusan ini diambil pada tingkat staf senior pemerintahan.

Langkah tersebut diambil hanya berselang satu hari setelah Musk melontarkan kritiknya terhadap RUU perpajakan yang menjadi andalan pemerintahan Trump.

Ia berpendapat bahwa rancangan undang-undang tersebut terlampau mahal dan berpotensi merusak capaian DOGE. Pernyataan ini kabarnya memicu ketegangan di internal Gedung Putih, terutama di kalangan staf senior.

Dinilai Kontroversial

Selama masa jabatannya di pemerintahan, Musk kerap menjadi sorotan publik berkat gaya kepemimpinannya yang tidak lazim.

Dalam Konferensi Aksi Politik Konservatif (CPAC) pada bulan Februari lalu, Musk tampil dengan mengacungkan gergaji mesin berwarna merah metalik sambil menyebutnya sebagai “gergaji mesin untuk memangkas birokrasi”.

Sejak awal, Musk telah menjanjikan efisiensi yang signifikan di dalam tubuh pemerintahan federal, dengan menargetkan penghematan hingga mencapai 2 triliun dollar AS.

DOGE mengklaim bahwa mereka telah berhasil menghemat sekitar 175 miliar dollar AS. Kendati demikian, angka tersebut masih belum dapat diverifikasi secara independen.

Musk juga secara terbuka menyuarakan ketidaksukaannya terhadap aparatur sipil negara.

Ia bahkan sempat menyatakan bahwa pencabutan kebijakan kerja dari rumah yang diterapkan selama masa pandemi Covid-19 akan memicu gelombang pengunduran diri sukarela, yang menurutnya akan menjadi hal yang positif.

Akan tetapi, dukungan terhadap Musk di kalangan pejabat kabinet perlahan-lahan mulai berkurang seiring berjalannya waktu. Beberapa menteri bahkan mulai menolak usulan pemangkasan pegawai yang diajukan oleh Musk.

Presiden Trump sendiri pada awal bulan Maret lalu mengingatkan bahwa keputusan terkait kepegawaian tetap berada di bawah wewenang para menteri, dan bukan Musk.

Diketahui bahwa Musk sempat bersitegang dengan sejumlah pejabat tinggi, seperti Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Perhubungan Sean Duffy, dan Menteri Keuangan Scott Bessent.

Ia bahkan menyebut penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro, sebagai “bodoh” dan “lebih tolol dari sekantong batu bata”. Navarro menanggapi pernyataan tersebut dengan santai. “Saya pernah disebut lebih buruk,” ujarnya.

Dalam panggilan konferensi Tesla pada tanggal 22 April lalu, Musk telah mengindikasikan bahwa ia akan mengurangi keterlibatannya dalam pemerintahan dan kembali memfokuskan diri pada perusahaannya.

“Birokrasi federal jauh lebih kompleks dari yang saya bayangkan,” tuturnya dalam sebuah wawancara dengan The Washington Post.

Program Efisiensi Berlanjut

Sejatinya, masa tugas Musk di pemerintahan akan berakhir pada tanggal 30 Mei 2025. Meskipun ia telah mengundurkan diri, pemerintah menyatakan bahwa program efisiensi melalui DOGE akan tetap dilanjutkan.

Sejumlah menteri dikabarkan telah melakukan diskusi dengan Gedung Putih mengenai keberlanjutan program tersebut tanpa menimbulkan ketegangan lebih lanjut dengan Kongres.

Meskipun sebagian infrastruktur DOGE akan tetap dipertahankan, kendali atas anggaran dan kepegawaian diperkirakan akan dikembalikan kepada masing-masing kementerian.

“Visi DOGE akan terus berkembang dan menjadi budaya baru dalam tata kelola pemerintahan,” kata Musk sebelum pengunduran dirinya.

Hingga saat ini, program DOGE diklaim telah memangkas sekitar 260.000 pegawai dari total 2,3 juta pegawai sipil federal, atau sekitar 12 persen. Pemangkasan ini dilakukan melalui program pensiun dini, kompensasi pemutusan hubungan kerja, dan ancaman pemecatan.

Namun, implementasi kebijakan tersebut juga menghadapi berbagai kendala. Beberapa instansi yang sempat dibubarkan oleh DOGE kembali diaktifkan setelah mendapatkan putusan dari pengadilan federal.

Selain itu, pengurangan anggaran dan personel menyebabkan gangguan operasional, lonjakan biaya pengadaan, serta hilangnya sumber daya manusia di bidang sains dan teknologi.

Ketegangan terbaru terjadi pada hari Selasa lalu, ketika Musk secara terbuka mengkritik anggaran dalam RUU perpajakan yang tengah dibahas di Kongres.

Ia berpendapat bahwa RUU tersebut justru meningkatkan defisit anggaran dan melemahkan misi efisiensi yang dijalankan oleh DOGE.

Pernyataan tersebut dilaporkan telah membuat sejumlah staf senior Gedung Putih merasa kecewa.

Di sisi lain, aktivitas politik Musk juga menuai kritik publik, termasuk dari para investor Tesla yang mendesaknya untuk lebih fokus pada perusahaan yang saat ini tengah mengalami penurunan penjualan dan harga saham.

Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Musk sebelumnya dikenal sebagai pendukung setia Trump. Ia tercatat telah menghabiskan hampir 300 juta dollar AS untuk mendukung kampanye pemilu Presiden Trump dan kandidat dari Partai Republik pada tahun lalu.

Namun, dalam sebuah forum ekonomi di Qatar, Musk menyatakan bahwa ia akan mengurangi pengeluaran politiknya.

“Saya rasa saya sudah cukup berkontribusi,” pungkas Musk.