JAKARTA, MasterV – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan dengan lugas bahwa posisi istimewa Soekarno dan Mohammad Hatta sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia adalah abadi dan tak tergantikan.
Pernyataan tersebut beliau sampaikan setelah menghadiri acara pembukaan pameran foto karya Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu, 7 Juni 2025.
Fadli Zon menghubungkan penegasan ini dengan inisiatif pemerintah untuk melakukan penulisan ulang sejarah nasional.
“Berkaitan dengan sejarah, saya rasa kita semua memahami bahwa Bung Karno dan Bung Hatta memiliki posisi yang tak tergoyahkan sebagai proklamator, sebagaimana terpampang dalam foto ini,” kata Fadli Zon dalam konferensi pers di Galeri Nasional, Sabtu, sambil menunjuk foto Bung Karno dan Bung Hatta yang berada di belakangnya.
Fadli Zon menekankan bahwa pengakuan negara terhadap Bung Karno dan Bung Hatta sebagai pahlawan proklamator adalah sah dan tidak terbantahkan.
“Sudah ada ketetapan presiden, TAP MPR juga sudah jelas menggariskan. Posisi beliau berdua adalah sebagai founding fathers yang posisinya tak tergantikan,” tegas politikus dari Partai Gerindra ini.
Lebih jauh, Fadli Zon berpendapat bahwa pameran foto bertajuk “Potret Sejarah Bangsa,” yang menampilkan karya Guntur Soekarnoputra sejak tahun 1956, bukan hanya memiliki nilai seni yang tinggi, tetapi juga berkontribusi pada pengayaan ingatan kolektif bangsa tentang sejarah Indonesia.
Beliau menyebut pameran foto ini sungguh luar biasa. Pasalnya, banyak foto hasil karya Guntur yang sebelumnya tidak bisa dinikmati oleh khalayak ramai, kini dapat disaksikan dalam pameran ini.
“Pameran ini memperlihatkan sebuah perjalanan panjang dari karya beliau. Fotografi yang dimulai sejak tahun 1956. Mungkin tidak banyak masyarakat yang memiliki kesempatan untuk menikmatinya,” ungkap Fadli.
“Oleh karena itu, dengan hadirnya pameran ini, saya yakin masyarakat dapat melihat bahwa Mas To (sapaan akrab Guntur Soekarnoputra) juga adalah seorang seniman sejati,” imbuhnya.
Ketika ditanya mengenai bentuk apresiasi konkret dari pemerintah terhadap karya Guntur Soekarnoputra, Fadli Zon menyatakan akan membahasnya secara langsung.
“Nanti saya akan berbicara langsung dengan Mas To,” pungkasnya.
Seperti yang telah beritakan sebelumnya, Fadli Zon menjelaskan bahwa penulisan ulang sejarah yang dilakukan oleh pemerintah akan mengusung nada positif, bukan untuk mencari-cari kesalahan di masa lalu.
Pernyataan ini disampaikan Fadli Zon sebagai respons terhadap kabar yang menyebutkan bahwa term of reference (TOR) sejarah yang disusun oleh pemerintah hanya mencantumkan dua kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat.
“Tone yang kita gunakan adalah tone yang lebih positif. Sebab, jika kita berniat mencari-cari kesalahan, itu sangat mudah. Pasti ada saja kesalahan dari setiap zaman, setiap masa,” ujar Fadli Zon saat ditemui di Cibubur, Depok, Jawa Barat, pada tanggal 1 Juni 2025.
Menurut pandangannya, pembaruan buku sejarah akan dilakukan dengan mengedepankan perspektif Indonesia-sentris.
Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bias-bias kolonial, mempersatukan bangsa Indonesia, serta menjadikan sejarah relevan bagi generasi muda.
. “Jika tujuannya adalah mencari-cari kesalahan atau mencari hal-hal yang negatif, saya rasa hal itu akan selalu ada. Oleh karena itu, yang kita inginkan adalah tone dari sejarah kita adalah tone yang positif, mulai dari era Bung Karno hingga era Presiden Jokowi dan seterusnya,” pungkas Fadli Zon.
.