MasterV, Jakarta – Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan bahwa masyarakat tidak perlu merasa khawatir terkait program penyusunan kembali sejarah nasional.
Ia menegaskan bahwa proses penulisan ini melibatkan sejarawan profesional, bukan aktivis atau politisi.
"Saya kira tidak perlu ada kekhawatiran seperti itu. Sebab, sejarah ini ditulis oleh para sejarawan yang memiliki keahlian di bidangnya. Mereka adalah doktor dan profesor di bidang tersebut. Kita tidak perlu meragukan kompetensi mereka dalam menulis sejarah," ujar Fadli Zon di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (6/6/2025).
Fadli menjelaskan bahwa penyusunan ulang sejarah ini sebenarnya merupakan bagian dari proses penulisan sejarah secara umum yang telah lama terabaikan oleh negara.
"Penyusunan ulang sejarah ini, pada dasarnya adalah penulisan sejarah itu sendiri. Saya tegaskan kembali bahwa proses ini sudah berjalan sejak Januari. Sebelumnya, sejak awal menjabat sebagai Menteri, saya sudah mengarahkan hal ini. Karena kita sudah lama tidak memperbarui catatan sejarah kita," terangnya.
Menurut Fadli, pemerintah terakhir kali menulis sejarah secara resmi pada masa pemerintahan Presiden Habibie.
"Terakhir kali sejarah ditulis oleh pemerintah adalah di era Pak Habibie. Bayangkan, Pemilu tahun 97 saja sudah lama berlalu," tuturnya.
Karena pembaruan sejarah tidak dilakukan selama lebih dari dua dekade, maka wajar jika ada banyak informasi dan temuan baru yang belum tercatat. Ia memberikan contoh temuan arkeologis berupa lukisan purba tertua di dunia yang ditemukan di Indonesia.
"Usianya 51.200 tahun, bahkan kemungkinan bisa mencapai 61.000 tahun. Ini adalah lukisan tertua di dunia, mengalahkan lukisan di Perancis yang usianya 35.000 tahun," jelasnya.
Selain itu, Fadli juga menyoroti temuan sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia yang ternyata terjadi lebih awal dari narasi yang selama ini diyakini.
"Ternyata Islam sudah masuk sejak abad ke-7 Masehi atau abad pertama Hijriah. Ini tentu memperbarui sejarah kita yang selama ini mengatakan Islam masuk pada abad ke-13. Ada selisih 600 tahun," tegasnya.