Stairlift Borobudur Dipatenkan? Budayawan Yogyakarta Menolak!

Admin

07/06/2025

3
Min Read

On This Post

MasterV, Jakarta – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengutarakan bahwa *stairlift* yang saat ini berada di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, direncanakan akan dibangun secara permanen.

Menanggapi hal tersebut, Jumaldi Alfi, seorang seniman dan budayawan terkemuka asal Yogyakarta, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap rencana tersebut.

“Terus terang, saya tidak setuju dan sangat menyayangkan pemasangan tersebut,” ungkapnya kepada Liputanku, Sabtu (31/5/2025).

Jumaldi bahkan menyebut niatan tersebut sebagai tindakan “tunabudaya,” yang menurutnya tidak menghargai nilai-nilai yang telah ada. “Ini sama saja tidak menghargai kebudayaan bangsa sendiri,” tegasnya.

Lebih lanjut, Jumaldi menyatakan bahwa wacana yang digulirkan pemerintah ini tidak dapat dikompromikan atau dikaji ulang. Ia dengan tegas menolak wacana pemasangan *stairlift* di Candi Borobudur.

Alasannya sangat mendasar, menurutnya Candi Borobudur adalah warisan adiluhung, sebuah istilah dalam bahasa Jawa yang bermakna mulia atau bernilai sangat tinggi.

“Jelas, jangan dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Selain sebagai warisan adiluhung, tempat ini juga merupakan tempat ibadah. Apakah konsep Borobudur ini tidak dipahami oleh para pejabat?” tanya Alfi dengan nada heran.

Alfi menjelaskan bahwa setiap tingkatan undakan di Candi Borobudur merepresentasikan pengejawantahan ilmu kehidupan. Untuk mencapai Nirwana, seseorang harus melalui perjalanan panjang yang terdiri dari tiga fase: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.

Kamadhatu, tingkatan paling bawah dalam kosmologi Buddha, menggambarkan dunia keinginan atau dunia yang masih didominasi oleh nafsu duniawi.

Rupadhatu, bagian tengah dalam kosmologi Buddha, melambangkan alam antara, di mana manusia telah membebaskan diri dari nafsu, namun masih terikat pada dunia nyata.

Terakhir, Arupadhatu adalah alam atas atau Nirwana, tempat para Buddha bersemayam, di mana kebebasan mutlak telah tercapai, bebas dari keinginan dan bebas dari ikatan bentuk dan rupa.

“Itulah inti pelajaran dari Borobudur. *Step by step* dan jalan melingkar. Masak pakai *lift* (*stairlift*)? Di zaman modern ini, orang ingin mendapatkan pencerahan spiritual secara instan dan cepat,” jelasnya.

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, sebelumnya menyampaikan bahwa *stairlift* yang ada di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, rencananya akan dibangun permanen.

Sebagai informasi, *stairlift* tersebut awalnya dibangun sementara untuk menyambut kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, ke Candi Borobudur pada hari Kamis (29/5/2025).

“Kita harapkan (permanen). Nantinya ini uji coba dulu ya (*stairlift* di Candi Borobudur),” ujar Menbud Fadli Zon di Candi Borobudur, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2025).

Ia juga mengungkapkan bahwa hampir semua cagar budaya di dunia telah dilengkapi dengan *stairlift*. Oleh karena itu, Fadli Zon menilai tidak ada masalah jika *stairlift* juga dipasang di Candi Borobudur.

“Tidak ada masalah. Ke depannya, ini untuk inklusivitas di semua cagar budaya dunia sudah dipasang. Kita harapkan ke depan ini kan, sekaligus kemarin kita sudah rencanakan lama akan kita coba permanenkan,” terangnya.

Fadli Zon juga meyakinkan bahwa pemasangan *stairlift* tidak akan merusak Candi Borobudur sebagai cagar budaya. Ia memastikan tidak ada baut yang terpasang selama proses pemasangan *stairlift*.

“Portable, tidak merusak, tidak ada satu mur baut pun yang merusak batu,” pungkas Fadli Zon.