Tips Foto Kurban Estetik: Hindari Kontroversi, Raih Simpati

Admin

16/06/2025

2
Min Read

Momen penyembelihan hewan kurban saat Idul Adha kerap kali menjadi subjek fotografi yang menarik. Kita bisa melihat darah kental berwarna merah, ekspresi pasrah hewan kurban, ketajaman pisau jagal, dan keringat petugas saat menenangkan hewan sebelum penyembelihan.

Semua elemen tersebut menghadirkan momen yang dramatis dan sarat emosi. Secara visual, potensi untuk menghasilkan foto yang teatrikal sangat besar. Namun, seorang fotografer tetap harus menjunjung tinggi etika dan kepatutan.

Beberapa foto yang beredar bahkan menampilkan darah merah segar yang memicu kontroversi. Ekspresi iba dan memelas hewan kurban yang diambil dari jarak dekat juga seringkali menimbulkan berbagai interpretasi.

Terlebih jika foto tersebut diunggah ke media sosial dan dikonsumsi publik, maka aspek kepatutan menjadi semakin penting. Bagaimana kita dapat memotret proses ritual ini dengan sewajarnya, tanpa melebih-lebihkan?

Pertama, seorang fotografer sebaiknya menahan diri untuk tidak mengeksploitasi emosi pembantaian dan kekerasan dalam foto-foto yang dihasilkan. Meskipun dalam praktiknya tidak ada unsur sadisme, dan penyembelihan dilakukan dengan mengumandangkan takbir, bahasa visual dalam foto bisa memiliki keterbatasan dan memunculkan berbagai tafsir.

Oleh karena itu, tanpa mengurangi esensi fakta, alangkah baiknya jika kita memotret hewan kurban tanpa eksploitasi berlebihan. Ciptakanlah foto-foto yang lembut. Hindari menampilkan adegan eksekusi dengan tetesan darah secara vulgar, karena hal ini dapat menimbulkan kesan yang berbeda bagi setiap orang.

Kedua, jika adegan tersebut tetap ingin ditampilkan, pertimbangkan untuk mengubahnya menjadi format Hitam-Putih. Dengan demikian, warna merah darah tidak akan terlalu menonjol.

Ketiga, gunakan bahasa simbol yang relevan. Contohnya, dengan menampilkan pisau jagal yang masih bersih di latar depan, dengan hewan kurban yang masih berdiri tegak di latar belakang. Atau, Anda bisa memotret tanduk hewan kurban setelah seluruh prosesi selesai.

Keempat, hindari ekspresi foto yang sadistik. Misalnya, wajah memelas hewan kurban yang dipadukan dengan anak-anak kecil yang bersorak-sorai. Beberapa foto di media sosial bahkan dapat dianggap sadis, seperti menenteng kepala hewan. Jika memang perlu dipotret, simpanlah untuk konsumsi pribadi saja.

Kelima, jangan lupakan momen pasca penyembelihan, yang juga tak kalah penting. Yaitu, proses kebersamaan saat memotong daging, membagikannya, dan memasaknya. Jika memungkinkan, tonjolkan kebersamaan dalam menikmati hidangan kuliner. Ada banyak sekali variasi masakan dari daging sapi, kerbau, atau kambing yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tidak hanya sate saja.

Dampak positifnya adalah terciptanya kesan bahwa Idul Adha merupakan momen berbagi dan bersyukur sebagai umat manusia. Selamat Hari Raya Idul Adha.

Video Presiden Prabowo Salat Idul Adha 2025 di Masjid Istiqlal, Ada Puan-JK

Video Presiden Prabowo Salat Idul Adha 2025 di Masjid Istiqlal, Ada Puan-JK