JAKARTA, MasterV – Ganjar Pranowo, selaku Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), memberikan penilaian positif terhadap kehadiran Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, serta Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam upacara peringatan Hari Lahir (Harlah) Pancasila pada tanggal 1 Juni lalu. Menurutnya, momen tersebut adalah hal yang wajar dan mencerminkan simbol yang positif bagi kemajuan bangsa.
Menurut pandangan Ganjar, pertemuan ketiga tokoh penting tersebut dalam satu forum bukanlah suatu kejadian luar biasa, mengingat acara tersebut merupakan bagian dari agenda kenegaraan yang formal.
“Ya, itu bagus, karena memang acara kenegaraan yang formal. Menurut saya pribadi, itu adalah sebuah sunnahtullah, sesuatu yang pasti terjadi. Pejabat bertemu dengan pejabat. Ibu Megawati juga berada di BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila),” ungkap Ganjar seusai menghadiri pameran foto Guntur Soekarnoputra di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Pusat, pada hari Sabtu (7/6/2025).
Walaupun demikian, Ganjar menekankan bahwa pertemuan tersebut tetap menyimpan nilai simbolis yang signifikan, mengingat kehadiran sejumlah tokoh nasional terkemuka.
Perlu diketahui, dalam acara tersebut turut hadir pula Wakil Presiden ke-6 RI, yakni Try Sutrisno.
“Tentu saja penting, karena ada banyak tokoh, bukan hanya tiga orang saja. Ada juga Bapak Try Sutrisno. Kita semua berharap bahwa ini bukan sekadar menjadi simbol belaka, tetapi benar-benar menjadi momentum bagi kita semua untuk bersama-sama membangun bangsa ini, saling menghormati, berpedoman pada rel konstitusi, rel regulasi, dan yang terpenting adalah dasar negara kita,” tegas mantan Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Ganjar juga memberikan tanggapan terkait spekulasi yang beredar mengenai kemungkinan adanya pertemuan lanjutan antara Megawati dan Prabowo pasca-momen Hari Lahir Pancasila.
Dia menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada informasi yang dapat dikonfirmasi terkait rencana pertemuan lanjutan tersebut.
“Mungkin saja (akan ada pertemuan), karena, ya, nasi gorengnya belum sempat disantap bersama. Jadi, kalau nasi gorengnya sudah disantap, itu baru pertanda akan ada pertemuan,” canda Ganjar.
“Yang satu berharap bisa dibuatkan nasi goreng, yang satunya lagi sudah menyiapkan bumbunya. Hanya saja, momentumnya yang belum tepat, karena keduanya masih disibukkan dengan berbagai kegiatan masing-masing,” imbuhnya.
Sejauh yang Ganjar ketahui, belum ada agenda resmi yang dijadwalkan untuk pertemuan antara kedua tokoh tersebut.
Ketika ditanya mengenai isi pertemuan antara Megawati dengan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, Ganjar mengaku belum mengetahuinya secara pasti.
“Justru saya belum tahu apa isinya. Saya hanya membaca dari berita-berita yang ada. Kalau tidak salah, ada yang menyebutkan bahwa isinya bersifat rahasia. Nah, saya sendiri belum mendapatkan informasi mengenai rahasia tersebut,” ujarnya sambil tersenyum.
Berkaitan dengan arah politik PDIP terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran, Ganjar menegaskan bahwa partainya akan tetap berpegang pada konstitusi dan bersikap konstruktif.
“PDIP selalu memiliki sikap yang jelas dan tegas. Kita selalu bersikap dengan berlandaskan pada konstitusi, memikirkan Indonesia ke depan seperti apa, serta pekerjaan rumah apa saja yang harus segera diselesaikan,” kata Ganjar.
Menurutnya, PDIP akan mendukung kebijakan-kebijakan yang baik dan memberikan koreksi apabila terdapat kekurangan.
“Apabila ada pernyataan yang terdengar keras, itulah wujud rasa cinta kami terhadap bangsa dan negara ini, serta terhadap pemerintah yang sedang berjalan,” pungkas Ganjar.