JAKARTA, MasterV – “Seberapa sering idealnya mengganti popok untuk orang lanjut usia (lansia)? Hal ini sangat bergantung pada aktivitas yang mereka lakukan,” jelas dr. Ika Fitriana, SpPD-KGer, dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
Dokter Ika menjelaskan bahwa kapasitas kandung kemih lansia cenderung mengalami penurunan seiring bertambahnya usia. Fakta ini menjelaskan mengapa frekuensi buang air kecil meningkat pada usia senja.
Namun demikian, dorongan untuk buang air kecil pada lansia juga dipengaruhi oleh kebiasaan mereka dalam mengonsumsi cairan.
“Seberapa sering seorang lansia berkemih sangat dipengaruhi oleh asupan cairan mereka. Namun, sayangnya, pada usia yang sangat lanjut, koneksi antara rasa haus dan otak seringkali mengalami gangguan,” ungkap Dokter Ika.
Terkadang, seorang lansia mungkin sebenarnya merasa haus, tetapi otak tidak mampu menerima sinyal tersebut dengan baik. Akibatnya, mereka mungkin tidak minum dalam jangka waktu yang cukup lama, atau dengan kata lain, “lupa” untuk minum.
Dalam situasi seperti ini, frekuensi penggantian popok dewasa cenderung menjadi lebih jarang. Situasi ini berbeda dengan lansia yang secara teratur mengonsumsi cairan.
Menurut Dokter Ika, lansia yang tampak kurang minum perlu diingatkan secara berkala untuk minum.
Meskipun pendamping atau perawat akan lebih sering mengganti popok mereka, tindakan ini sangat penting untuk mencegah lansia mengalami dehidrasi.
“Inilah yang perlu kita ingatkan, terutama jika mereka berencana untuk bepergian jauh. Seringkali, lansia tidak merasakan haus. Jika asupan cairan kurang, frekuensi buang air kecil juga akan berkurang. Jadi, frekuensi penggantian popok sangat bergantung pada volume urin yang dikeluarkan,” pungkasnya.
A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)
.