Gempa M 5,1 Kupang: Deformasi Lempeng Laut Banda Picu Guncangan

Admin

08/06/2025

2
Min Read

On This Post

“`html

MasterV, Jakarta – Sebuah gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Utara Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada hari Sabtu, 31 Mei 2025, tepat pukul 22.21.18 WIB. Berdasarkan analisis terkini dari BMKG, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1.

MasterV, Jakarta – Gempa bumi mengguncang wilayah Pantai Utara Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 31 Mei 2025 pukul 22.21.18 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,1.

"Episenter gempa bumi ini terletak pada koordinat 9,33° LS ; 124,02° BT. Lebih tepatnya, lokasi gempa berada di laut, sekitar 65 Km arah Barat Laut Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, dengan kedalaman mencapai 97 km," jelas Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, kepada awak media pada hari Sabtu (31/5/2025).

Dengan mempertimbangkan letak episenter dan kedalaman hiposenter, dapat disimpulkan bahwa gempa di Kupang ini merupakan gempa bumi menengah. Fenomena ini diakibatkan oleh deformasi yang terjadi di dalam Lempeng Laut Banda. Analisis mekanisme sumber mengungkapkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique thrust-fault).

Berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa bumi ini menyebabkan guncangan yang dirasakan di daerah Amfoang Timur dan Mutis dengan skala intensitas III – IV MMI (Bila pada siang hari dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah). Sementara itu, di daerah Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, skala intensitas mencapai III MMI (Getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan truk berlalu).

Sampai saat ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang disebabkan oleh gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Hingga pukul 22.45 WIB, hasil monitoring yang dilakukan oleh BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

BMKG mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk menjauhi bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan akibat gempa.

"Lakukan pemeriksaan dan pastikan bahwa bangunan tempat tinggal Anda cukup kuat dan tahan terhadap gempa. Periksa juga apakah ada kerusakan akibat getaran gempa yang dapat membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," tegas Daryono.

“`